Perjalanan liburan tahun ini lebih payah dan complex. Banyak cerita Hikmah, pilu dan gembira.
Membayangkan saja tidak bisa.! Super sibuk, capek dan besar pengeluarannya.
Salah satunya ketika mengurus akte kelahiran orang tua saya, yang mana bukan usia muda lagi bagi Ma’e.
Dari 4,5 tahun yang lalu, ketika saya memutuskan bekerja di kota Riyadh Saudi Arabia.
Setelah beberapa bulan betah dan kerasan, saya berniat untuk meng umroh kan kedua orang tua (Pa’e dan Ma’e).
Waktu itu Pa’e masih ada, Allah berkehendak lain, Pa’e menghadap lebih dahulu dan semoga tenang di alam sana, Al Fatekhah,,,,
Kini hanya tinggal Ma’e seorang diri tanpa ada lagi yang namanya Pa’e.
Cuti tahun ini merupakan cuti paling panjang setelah 4,5 tahun bekerja di Riyadh. Saya mengajukan cuti selama 3 bulan. Hanya di izinkan selama 2,5 bulan saja.
Jelas lama lah cuti saya, lebih dari cukup walau kurang lama. Soo karena di tahun ini juga saya mengakhiri masa lajang saya. Menikah bulan madu hanya hitungan hari saja lalu saya tinggal ke Riyadh, Duh Gusti rasanya tidak cukup.
Urusan bulan madu dan manja-manjanya tinggalkan sejenak, kasihan bagi para Jomblo.!
Ada gerentek (kemauan) mengumrohkan dan menghajikan Ma’e, terkendala di persyaratan pembuatan paspor. Dimana persyaratannya harus ada : 1. KTP, 2. KK, atau salah satu dari (Akta Kelahiran, Ijazah, Akta/Buku Nikah), yang mana dari syarat tersebut harus dan wajib hukumnya disertakan yang ASLINYA, bujuboneng.!
Ambil jalan tengah, 4 tahun lalu saya memberi kabar kepada kakak paling tua segera minta ke pihak terkait untuk membuatkan buku nikah Ma’e, lantaran syarat pembuatan paspor. Saya tunggu sampai sekarang dan sampai meninggal/cerai Mati Pa’e, tidak kunjung jadi juga itu buku Nikah Ma’e dan Pa’e.
Dengan rasa ndongkol akhirnya saya pergi ke CAPIL di Kabupaten, berbekal KK, KTP untuk membuat Akta kelahirannya Ma’e.
Di kantor capil, saya di tolong dengan seseorang yang namanya Jengiskhan. Jengiskhan ini bukan tokoh terkenal dari Mongolia di pegunungan Himalaya, namun dia adalah seorang pemuda yang mengabdikan dirinya di kantor capil sebagai pegawai honorer dan sudah mengabdikan dirinya sekitar 9 tahun.
Sosok yang simpel, sederhana, humoris dan mempunyai jiwa penolong yang sangat besar. Sebagai contoh baru kenal melalui Wa, begitu bertemu langsung klop dan nyambung. Tanpa ada basa basi, butuhnya apa langsung saja tanpa rasa canggung, walau baru bertemu.
Berkas yang di sodorkan kepada saya banyak sekali, dan saya sama sekali tidak tahu model apa itu. Dengan sigap langsung di isi serta minta tanda tangan dari saya segenap materai. Berkas di masukan ke ruangan terkait tunggu 1 hari jadi.
Sembari menunggu rehat pegawai, saya keluar ruangan depan di seberang jalan ada warung makan berdinding kan papan restan/rumpingan yang di tampal dengan baleho, papan reklame dan poster dari beberapa calon DPR dan presiden.
Sembari menikmati sedapnya pindang kepala ikan Patin, es jeruk, sambal embam (sejenis mangga) dan sambal nanas, sedap nikmat, khas Sumatra Selatan.
Lanjut masuk dan keluar dari pintu belakang untuk sholat asar di Musola CAPIL, dan di ajak bertandang kerumah Kak Jengkis.
Ternyata Akte tersebut pada hari itu juga belum jadi tinggal tunggu KADIN yang memberikan barcode, hanya itu saja yang kurang.
Dengan agak lesu saya telpon teman biar saya di jemput pulang kerumah teman. Tapi tidak di perbolehkan dengan kak Jengkis, akhirnya saya di antar kerumah teman (Abdul Rahman, teman sekolah MTs Miftahul Ulum Sungai Lumpur).
Salah satu dari pegawai CAPIL nyeletuk “alangke lemaknye, buat akte dicepatke, anak balek be diantar pule”. Jawab kak Jengkis “Ay yang ini VIP, jadi anak di antar jemput, Hahah”. Itupun pulangnya pakai salah alamat, tapi bukan alamat palsu.
Keesokan harinya Alahmdulilah akte tersebut jadi, di CAPIL saya bertemu dengan teman lama Anggi dan kak Fajarudin kumpul sembari ngobrol pekerjaan. Lanjut ke RM Sederhana (Restauran Padang).
Dan hari itu juga saya merasakan serunya was-was tidak tahu alamat dari Kayu Agung naik tran Musi (Damri) hingga nyasar turun Ke STASIUN POLRESTA hingga akhirnya mencoba LRT Palembang Menuju STASIUN CINDE.
Pesan yang ingin saya sampaikan
Jadilah penolong tanpa harus tahu siapa yang kita tolong, dari status, ras, budaya, bahasa, suku dan bangsa.!
Menolong jika boleh saya artikan; sama seperti kita menabung.! Ketika kita ada kesulitan Insyaallah akan ada orang lain yang menolong kita.!
Jangan takut untuk menolong orang yang belum kita kenal sekalipun.!
Ikuti kata hatimu dan nurani mu, lakukan dan “JUST DO IT” akan membawa perubahan.!
Ahmad Irfankhan HS
Riyadh, 30 Oktober 2019
Komentar
Posting Komentar
askep45.com