Alahmdulilah semua selesai, hanya satu yang saat ini saya jalankan Nazar untuk Umroh di Bulan Ramadhan, selain Bulan penuh Berkah, barang siapa yang Umroh di Bulan Ramadhan mendapatkan pahala Besar.
Cek cek jadwal penerbangan rute Riyadh – Jedah Full di bulan Ramadhan, ada namun ketika weekend jadwal penerbangan padat dan Lumayan Hight prince, tak apalah yang penting lancar.
My journey mulai.!
Cek tiket, di berbagai aplikasi pembelian tiket, Full dan mahal. SAUDIA murah tapi sayangnya bukan ke Jedah melainkan ke Taif. Saya tidak tertarik jika ke Taif.
Masih pilihan yang pertama harus dan saya suka Jedah, karena jika saya ke Jedah bisa bertemu dengan sahabat saya Akbar Aprianyah.
Booking ticket Round Trip sudah selesai, walau agak mahal (700 sar), di banding dengan harga di lur Ramadhan kisaran 300 – 500 sar. Tak apalah ini membayar Nazar kepada Allah SWT.
Setelah booking Ticket baru dapat 24 jam, ada promo dengan maskapai yang sama dari Riyadh – Jedah Round Trip 279 sar, Ala mak sial kali si Ucok ini.
Tapi tidak mungkin kan saya batalkan tiket tersebut, sudahlah nikmati saja walau agak mahal.
Otw ke bandara jadi jam 01:30 dini hari, terlalu kepagian, Coz Driver clinic selesai kerja jam 01:30, sekalian minta anter.
Jadwal penerbangan saya mengunakan Flyadeal, ter jadwal di Ticket pukul 05:00 pagi terbang.!
Welah dalah penerbangan telat sampai jam 07:00 pagi anehnya tidak ada pemberi tahunan kalau ada keterlambatan, kru pesawat dan bandara tidak menyiarkan pakai halo halo.
Antrian di depan meja petugas mengular, namun mereka asik dengan Gadget mereka.! Tidak ada kata “maaf telat penerbangan atau menundukkan kepala dll”, masih saja plengah plengeh kayak monyet ketulop.!
Selama penerbangan saya tidur, bangun ketika pesawat merapat ke bandara King Abdulaziz Jedah.
Begitu turun dan keluar bandara saya di sambut sopir taxi namanya Ahmad orang Pribumi Saudi. Sepanjang perjalanan banyak sekali tausiyah yang di sampaikan, sampai sampai rasa ngantuk saya hilang. Persis seperti burung betet, masyallah rame abis.
Sekitar 45 menit sampailah di pintu masuk Makkah Al Mukaromah. Mencari tempat yang teduh sambil menelepon adik tingkat saya ketika kuliah dulu, namanya Fahrul. Dapat tempat teduh tepat di depan WC 6 Men di sekitar farmasi Nahdi.
Menunggu sekitar hampir 3 jam di pelataran Haram menenteng koper kecil dan tas tangan (dompet, paspor uang, serta dokumen lainya).
Selama hampir 3 jam saya duduk di atas koper, tas kecil yang berisi dokumen, saya letakan di atas pembatas berwarna hijau (garis pembatas di haram), di bawah tas kecil saya ada 1 orang Pakistan sedang tidur, dan 2 orang di sebelahnya orang India.
Datanglah Adek Fahrul, salaman dan ngobrol, langsung cari hotel, berjalan sekitar 1,5 jam, hotel penuh sampailah pada hotel yang lumayan jauh, yang dahulu perna saya menginap di hotel tersebut dengan rombongan PPNI KSA.
Sesampainya di hotel saya mau bayar.! Dan terkejutnya tidak kepalang,. Tas kecil yang berisi dompet paspor dan iqomah, entah hilang Kemana.! Panik, keringat bercucuran, jantung berdetak kencang bagai genderang mau perang, badan lemas, kepala pusing, rasanya lemes dan kliyengan serasa mau pingsan.
Dari pihak hotel cari dulu tas mu, saya keluar berlarian sekitar 2 km menuju Haram.
Koper saya berikan Adek Fahrul, dan saya bergegas ke hotel kedua yang awalnya saya masuk dan minta kamar.,
Sembari berkeringat menuju resepsionis sembari bilang “law samahti, asif suftek sontok sogir fi hena?”. Dia menjawab “la ma sufni sontok hak gek,” tambah pusing kepala saya, lalu saya menuju ruangan manajer hotel, “asalamualikum ya abu Ali, sufik sontok hak gi hena,”? Dia jawab “la ya Ahmad,”.
Saking paniknya saya lari keluar hotel dan di kejar manajer hotel dan housekeeping, manajer hotel “Ahmad Ida ma ngendik fulus, noumik hotel da majan, hali fulusni ya Ahmad ahsan anta”, saya jawah alf sukron wa Allah yaktikal afiyah” manajer hotel Inyaallah masih ada dan akan kamu temukan tas tersebut.! Jika tidak ketemu kamu temui polisi atau tentara yang berjaga di haram dan bilang tas kamu hilang, insyallah ada di tempat penitipan barang. Sambil saya jawab Amman!
Saya berlari lagi ke Haram, sekitar 10 sampai di Haram tempat semula, selama berlarian ya Allah Tadi ketika di pesawat saya membaca Surat Al Qahfi, saya berharap ada keajaiban layaknya 7 Pemuda dan 1 anjing dalam Riwayat ASHABUL QAHFI. Berlari sambil berdoa.!
Kepala saya pusing, timbul angan, bagaimana saya bisa naik pesawat, bagaimana saya makan, saya tidak punya uang cash, semua ada di dompet, bagaimana saya bisa pulang naik bus atau kendaraan lain jika saya tidak punya Iqomah dan paspor. Jadi pusing lemes jantung mau copot.
Sekitar 100 meter pembatas berwarna hijau terlihat sedikit demi sedikit, tidak berkedip mata ini dan Ternyata tas kecil saya masih ada di atas pembatas tersebut, segera saya peluk dan saya cium tas tersebut, saya periksa di dalamnya masih lengkap.
Alhamdulilah Hari ini Engkau Kabulkan doaku.
Lalu bergegas menuju hotel dan bertemu manajer hotel, dan minta 1 kamar dengan 3 tempat tidur.
Setelah masuk ke hotel, saya langsung tidur, sekita jam 2 siang saya dan fahrul menunaikan Towaf, Sai lengkap dengan urutanya. Sebelum Towaf saya solat sunah 2 rakaat dan solat Dzhuhur persis di depan saya Kab’ah.
Selesai Sai Tahalul dan istirahat duduk, lalu solat Asar. Begitu selesai sayapun langsung ke Jam Gadang (ZAM-ZAM tower) untuk mencari buka. Setelah beli buka saya balik ke hotel dan fahrul pulang kerumahnya.
Tidak sempat tidur, terdengar suara adzan magrib, selesai buka saya ke haram lagi, untuk sholat dan di lanjut istirahat duduk di pelataran menunggu solat Isya.
Lanjut solat Isya dan tarawih, tarawih di makah sama seperti di tenaga saya 23 rakaat, selesai hampir jam 11 mlm. Belum selesai silat tarawih perut mual dan mata berkunang kunang. Solat tidak khusuk lagi, lantaran lapar, capek berlarian menjemput tas.
Saya menyerah tidak melanjutkan solat tarawih, langsung menuju Grapari Telkomsel di lantai 3 gedung Jam Gadang. Baru masuk dan sampai lantai 2, Qunut Nazila terdengar dalam gedung. Tau seperti itu akan saya lanjut Taraweh saya sampai selesai.
Ketika di dalam Grapari Telkomsel mau pesan, eh Adek fahrul didalam. Ya sudah pesan dan buka bersama jam 11:30 malam.
Pulang ke hotel, sambil bercerita, tidak bisa tidur, waktunya sahur saya makan sawarma dari Adek fahrul, dan bergegas solat subuh, di pelataran haram.
Pulang lagi ke hotel mau tidur, di telpon Adek Ibnu yang dari Taif, dia menunaikan umroh saya ambil tasnya dan saya bawak ke hotel. Begitu saya mau tidur telpon berdering dari mas Akbar Apriyansayah sudah dekat hotel dan minta di jemput di lobi hotel. Mau istirahat dan mau ke haram persiapan solat Jumah.
Ibnu datang minta di jemput, lengkap sudah di hotel. Persiapan solat Jumah, Kami berempat menuju Haram menunaikan solat Jumah. Setelah selesai langsung balik ke hotel, baru mau istirahat Candra datang.
Padahal tau waktu cek out dari hotel jam 12:00, tapi saya bandel nunggu di usir saja. Eh Beneran jam 5 kami di usir, nasip nasip.
Setelah keluar dari hotel saya berpamitan dengan Abu Ali manajer hotel. Jadi dari jam 16:00 saya ndak punya hotel. Kemana mana bawak koper termasuk ke ZAM ZAM tower, berbuka di Grapari Telkomsel, sampai selesai Akbar menunaikan Towaf Wada.!
Setelah selesai dan makan sekitar jam 21:00 saya berpamitan kepada teman teman dan melanjutkan perjalanan ke Jedah tepatnya ke Balad restoran Indonesia Wong Solo.
Setelah selesai makan, tepat jam 01:00 saya boking Uber dan berpisah dengan sahabat ku Akbar Apriyansah.
Ketika naik Uber sopirnya ndak tau English, saya kesasar sasar, tujuan ke bandara King Abdulaziz Jedah penerbangan Domestik, eh malah di bawak ke Hangar dan lapangan parkir pesawat, setelah itu rubah lagi navigasi dan meluncur ke bandara, sesampainya ke bandara King Abdulaziz Jedah salah lagi, ini ke penerbangan international.!
Saya tany denga pegawai di luar kalau mau ke Riyadh bukan di sini. Bandara yang satunya lagi yang domestik, ala mak.
Merubah lagi navigasi dan sekarang baru benar menuju terminal 5 penerbangan domestik, jadi waktu pembayaran membengkak 100 SAR.
Begitu sampai langsung cek in bording pass, beres, nunggu sekita 1,5 jam langsung menuju pesawat. Kali ini on Time tanpa molor.
Setelah duduk rapi eh ternyata penumpangnya gk lebi dari 50 orang. Kursi kanan kiri saya kosong, leluasa banget duduknya, pas mau terbang parmugari menunjukkan bagai mana mengunakan peralatan di dalam pesawat, ehhhh malah di godain sama anak anak Saudi, jadi itu pramugari ketawa dan lari sembunyi, Hahahah dari muka dan logat Englishnya berasal dari Indonesia.
Setelah terbang saya tidur, pas mau mendarat, cuaca buruk. Tepat di atas kota Riyadh mendung dan mau hujan bercampur debu. Asli mesin pesawat kayak mati terus seperti melompat ke bawah, awan tebal di sekitar pesawat, rasanya mirip kayak kena gempa, dan ini parah banget. Seluruh penumpang terbangun, dan penumpang wanita semuanya menagis, sumpah saya ketakutan jadi ikut menagis ingat wajah ibu di rumah, sembari pegangan kursi dan mata terpejam sambil sesekali menjerit.
Di dalam pesawat suasananya mencekam, terdiam, hanya terdengar Lafaz Dzikir dan Tahmid, termasuk saya, jantung serta hati saya serasa runtuh jatuh dan terdengar tangisan.
Saya tepat di atas sayap melihat ke bawah dan melihat keadaan sayap, Awan tebal. Setelah mendarat yakin sumpah gembiranya, Alhmdulilah saya selamat.
Ahmad Irfankhan H.S
Riyadh, 19 Ramadhan 1440 H
Komentar
Posting Komentar
askep45.com