Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Munculnya Kamvret dan Kecebong

Tinggal separuh hatiku.! Melihat orang tertentu yang selalau mengikuti pergerakan kemajuan teknologi. Justru dengan adanya kemajuan teknologi apapun bisa dibuat termasuk yang salah jadi benar dan yang benar jadi salah. Hal yang membawa kemudorotan seharusnya bisa di anti sipasi dengan penalaran dan pendidikan. Tidak dengan sekarang, justru para elit ikut serta memfasilitasi, terkesan mereka tidak ikut campur, padahal mereka dalang dari terjadinya peristiwa peristiwa besar. Seperti teori konspirasi pada masalalau, yang belum kunjung selesai hingga saat ini. Sama seperti keadaan yang baru kita lalui, beberapa saat ini, baik yang akan terjadi ataupun sudah lalu.! Momok serta permasalahan tersebut seperti lingkaran Setan yang selalau tidak berkesudahan.! Sudah selesai dan akan terjadi lagi setiap tahunya bahkan setiap 5 tahun sekalai. Pertanyaan yang sama, hinaan yang sama serta meme yang sama akan timbul hilang dan timbul lagi. Layaknya hari hari besar di

Wanita Karir Buta Warna

Duduk santai, sembari menulis ada yang memanggil ، يا احمد عنيك مقص؟ ايه فيه، ليش طيب يا شهد؟ ابغى بس.! “Ya Ahmad kamu punya gunting?” Jawabku “ya aku punya, memangnya ada apa sahad.? Aku mau.! Lalau saya ambilkan di laci ruangan saya, saya lihat ternyata sedang menjahit, kancing baju abaya (baju wanita khas Arab warna hitam sama persis daster). Saya lihat dan mengamati ternyata bisa menjahit, walau kurang tepat, setelah selesai langsung mau di potong, terus saya bilang للحظة يا شهد،! ليش يا احمد، لازم زي ذَا،! ليش طيب خلي كويس.! اوك. “Tunggu sebentar ya sahad, kenapa Ahmad, harus di simpul dulu seperti ini (sambil saya beri contoh)memangnya kenapa, supaya bagus, Ok” Wanita jaman sekarang, bukan hanya wanita Saudi saja yang tidak bisa menjahit kancing baju.! Mungkin di luaran sana banyak wanita wanita yang sama. Hal yang sepele pun tidak bisa di kerjakan, apa lagi hal mengurus dapur, sumur dan kasur.! Bisa saja latar belakang keluarga yang memanjakan mereka par

The Legend of Cobek

 Oleh: Ahmad Irfankhan HS Lidah Indonesia kalau ndak latah dan doyan pedas buka Indonesia katanya. Banyak yang doyan pedas, tapi tak semua orang Indonesia doyan pedas. Contoh teman saya Namanya Wahid Nur Hidayat, asal dari Kulon Progo DIY. Dia anti pati dengan yang namanya cabe, Mask mie instan saja serbuk cabenya di buang. Lain lagi dengan Andika Prastiyono, Meta Widiarti dan Yunita Styanigrum paling suka dan doyan masakan pedas, kalau boleh komen jika makan masakan tanpa cabe seperti bangun tidur lampu menyala terang dan tanpa cuci muka.! Hal yang paling unik dari individu Indonesia, dia manapun mereka berada sangat cepat adaptasinya. Di lembah, Pegunungan, Rawa, Lautan dan gurun Sahara sekalipun hampir tidak ada kendala asal ada “COBEK”.! Yang paling susah penyamaan lidah, makanan bisa mempengaruhi laju percepatan adaptasi. Dulu ketika baru sehari sampai 1 bulan di Saudi Arabia rasanya sangat tidak enak dan tak menentu, laksana tersesat di hutan belantara ta

PERTANYAAN JAHILIYAH

Oleh : Ahmad Irfankhan HS Handphone berdering.! Kala santai sore sambil menikmati segelas jus (pisang, strowberi, appel dan milik), menanti appoitmen pasien di klinik, kulit di kota Riyadh.! Riuh dengan kebisingan suara mobil. Jauh dari keluarga namun terasa dekat (selalau ingat My family di Indonesia). Tak sedikitpun lupa akan mereka yang jauh di sana.! Lanjut ke Handphone berdering.! Salah seorang teman bertanya, dalam inbox pertanyaanya begini, “wah kamu di Saudi, sekarang sudah seperti orang Arab, pakai thob (baju khas Saudi), jenggot di pelihara, sedikit-sedikit Selfie dengan orang Arab, sebenarnya apa yang membuat kamu bangga dengan orang arab”.?! Menurut teman serta sahabat apa yang harus saya jawab dalam pertanyaan di atas? Pertanyaan diatas tersebut ungkapan atau hinaan.? Jika saya nilai secara pribadi pertanyaan di atas sedikit pada menghina dan menyepelekan, atas apa yang saya perbuat dan saya post di medsos. Saya persiapkan jawaban tapi saya t

Gajiku Di Makan Rayap

Oleh : Ahmad Irfankhan HS Dahulu waktu kuliah tak pernah terbayang atau berencana menjadi TKI keluar negeri.! Lah wong bisa kuliah dan wisuda, hal yang luar biasa bagi saya dan keluarga. Tak ada yang mewah dari keinginan saya.! Yang tersirat hanyalah : 1.        Niat kuliah,. 2.        Kuliah lancar,. 3.        KTI cepat kelar,. 4.        Wisuda tidak nyasar 5.        Kerja gaji besar 6.        Berkeluarga kelar,. Ternyata hidup tak sesimpel dan semanis kemasan dalam film dan sinetron. Bekerja di gaji murah, tidak sepadan ketika kuliah, rekap data sana sini, gajinya tidak bertaraf, seperti tumpukan kertas. Setiap kali pulang dan berangkat bekerja, pertanyaan dalam diri “sampai kapan saya akan begini?” Usia semakin menua.! Sementara penghasilan hanya itu itu saja. Ibarat pepatah “hidup segan, mati tak mau”, itu yang terjadi pada ku. Mau berpindah tempat kerja, tak tega dengan keadaan Ibu dan Bpk. Butuh berbulan bulan menyakinkan mereka be