Seolah sopan santun di nomer duakan.
Secara sepintas memang saya dan orang tersebut bukan berasal dari satu negara.!
Dan masih banyak contoh serta kejadian
nyata yang benar terjadi serta menimpa diri. Bukan hanya dari lain negara,
terkadang dari satu Negara dan daerah pun ada yang nyeleneh serta urakan.!
Sudah tau ini Negara bukan kampung halaman dan buka, Tempat pulang di kala usia
sudah senja.!
Ini yang saya alami, kerja dan tinggal di
negeri orang.!
Sering sekali saya mendapat hinaan dan
cemoohan dari orang yang saya kenal.! Seolah mereka paling kaya dan paling
sukses.! Paling tau serta paling berpengalaman di segala bidang.!
Saya bukan berasal dari keluarga berada (
mapan, kaya, sukes, banyak harta dan warisan).
Keluarga saya hanyalah petani tambak Udang
Windu serta Ikan Bandeng, di pesisir laut Sumatra Selatan.!
Penghasilan tak menentu.!
Tapi ketika berhasil, jangan tanya dalam
kurun waktu 3 bulan sampai 4 bulan, kantung celan bisa sesak tak muat untuk
tempat uang.
Dan ketika Rizky, belum berpihak,
kebutuhan sehari hari pun tak terpenuhi walaupun hanya beras satu karung.!
Tambak tambak tersebut bukan milik negara
atau milik perusahaan sekelas Depasena tapi milik pribadi, lengkap dengan surat
tanah.!
Hitungannya bukan hektar tapi satu kapling,
identiknya satu kapling dua hektar.
Namun jika di tempat saya bisa lebih
terkadang sampai 3 hektar setengah dalam satu kapling.
Tidak ada unsur pamer atau ria.!
Buat saya bekerja di luar negeri adalah
kesempatan langka yang harus saya manfaatkan dan saya gunakan sebaik mungkin.!
Lain loh dengan memanfaatkan teman atau orang.
Tak terhitung berapa ratus pasien saya.
Dalam 1 bulan sekitar 80 sampai 200 pasien tiap bulanya.
Tentunya tidak sama keadaan, pemikiran,
pendidikan, serta adat istiadat mereka.! Dari kalangan bangsawan, militer, pengusaha,
dokter, perawat, pangeran, aktor dll.
Dari sini banyak perbedaan pemikiran serta
rasa konflik pendapat.!
Antara saya, pasien, teman serta sahabat
(orang Arab).
Ada yang salahkah dengan saya dan kita
semua, ketika memutuskan untuk menjadi buruh migran di negeri orang.!
Jika mereka berpendidikan tinggi atau
mempunyai open Maine, mereka
memberikan suport secara positif. Tapi ada juga yang secara sombong dan angkuh
berkata pesimis dan cenderung menghardik.
Sampai sampai ada salah satu dari teman, berkata
Ahmad kita liburan.? Saya sempat berfikir dan berkata ah tidak mau, saya
capek.!
Entah apa yang terbesit di dalam kepala,
tiba tiba keesokan harinya saya bilang, Ok saya mau.
Teman saya tersebut belum begitu dewasa,
sikap serta perilakunya sangat kentara dari cara bicara dan sombongnya. Logat
bahasa yang angkuh, sikap yang cuwek, Sok kaya, sok paling berpengalaman,
bahasa English nol bulet.
Teman saya tersebut berusia 20 tahun, dari
caranya mengemudikan mobil ugal-ugalan. Tapi saya ndak takut, kayak pembalap
dan sekelas sopir Medan lah jika ku pikir, jadi heboh kali lah kalau di dalam
mobil.
Antara gas, kopling selalu di mainkan, di
gas dan rem, sampai sampai mobil muter seperti jarum jam, bau ban kebakar sudah
pasti.
Di jalan sering sekali berulah, lampu di
padamkan, ketika jarak mobil pengendara
lain sudah dekat, lampu di nyalakan, sembari klakson di bunyikan banting stir
gas dan meluncur. Kebayang kan pecicilanya.
Ketika ada pengemudi lain berhenti di
pinggir jalan, gas kopling di mainkan, seontak saya berkata “ya hayawan” kalau
mengemudi jangan seperti ini. Kita di jalan, kalau sikapmu tidak ramah di
jalan, orang orang akan mendoakan mu semoga inilah dan itulah.
Masih saja berulah dan terulang lagi.
Seontak saya marah dan berkata “kamu memainkan gas mobil seperti ini, kamu itu
siapa, kamu anak orang kaya, kamu ngaca lah mobil mu apa, kalau mobilmu lamborgini
dan sekelasnya tak masalah kau
mainkan gas mu.! Terdiam sambil berkata “uskut”.!
Di perjalanan soknya minta ampun.!
Setelah saya sampai tujuan, segera saya ke
hotel bintang 4, saya mencari kamar yang sesuai standar saku saya. Saya
berlagak plonga plongo saja. Mirip seperti kerbau ompong.
Setelah del, saya pesan 1 kamar 2 tempat
tidur, kartu hotel bukan saya yang memegang. Kami naik ke lantai 4 ke kamar
455.
Dan lucunya, teman saya yang sok kaya dan
paling dan paling tersebut, tidak bisa membuka pintu hotel.
Ide jail pun langsung meluncur, jawab saya
“aduh saya ndak tau, kan kamu yang sering liburan ke Bahrain”, dia jawab “saya
ndak pernah bermalam di hotel”, “lah terus dimana kamu bermalamnya?” Jawabnya
“di penginapan”.
Wah ke bongkar deh.
Kartu yang dipengang oleh teman saya, coba
kamu tempelkan ke pintu, lalau pintu saya dorong langsung terbuka.!
Dan bertanya lagi kok lampu di dalam kamar
tidak menyala? Tanyanya.!
Ya jelas tidak menyala kartunya kamu
pengang, coba kamu masukkan sini. Dan langsung di masukan kartu tersebut dan tereng
menyala.
Dalam perjalanan ada 3 cek point, pintu
pertama lolos dan kedua. Nah yang pintu ketiga kami lolos juga.! Tapi sayang
kami di kejar mobil patroli militer.!
Terus terang saya khawatir, tapi saya
mencoba untuk tetap tenang, saya lihat muka teman saya pucat dan bergetar
badanya. Nada bicaranya mulai emoasi.
Ketika di cek point perbatasan, ada 3
lajur jalan dan ada 3 pintu.! Pintu sebelah kiri dijaga militer langkap dengan
senjata, pintu ke 2 atau tengah di tutup dan pintu ketiga sebelah kanan
terbuka, tapi tidak ada penjaganya.! Di depan saya ada mobil, nyelonong masuk.
Kami pun ikut masuk, setelah kami melaju dengan kecepatan 120 KM, kami di kejar
mobil patroli dan menyalakan sirene. Kami melambat, dan ternyata saya tercyiduk,
seluruh mobil di periksa serta iqomah saya di minta.!
Dengan bahasa Arab mereka menginstruksikan
harus ke pos penjagaan. Kami ikuti, Nego selama kurang lebih 30 menit selesai.
Dan mereka santun, tidak membentak ataupun seolah menyalahkan kami.
Hanya saja saya di minta untuk membuka
lapisan kaca film di depan dan samping. Teman saya di interogasi saya, melepas
kaca film. Setelah selesai surat serta kartu di berikan kami berangkat,
melanjutkan perjalanan lagi.
Sembari jalan saya memeriksa iqomah,
ternyata iqomah saya masih di bawak polisi tersebut. Saya balik lagi dan
Alahmdulilah di berikan dan lanjut berliburnya.
Pesan yang ingin saya sampaikan.!
Jikalau ada seseorang yang sombong.!
Jangan patahkan kesombongannya secara cepat. Tapi patahkan secara perlahan
dengan mengunakan akal serta pikiran yang sistematis.
Kesombongan tersebut akan meredup dengan
sendirinya, bagaikan lilin terterpa angin, laksana daun yang jatuh menghujam ke
Bumi.!
Ahmad Irfankhan HS
Riyadh, 04 Desember 2018
Komentar
Posting Komentar
askep45.com