Kalau kata orang Jawa “manot gerubuk ra
roh rembok” (Monggo diartikan sendiri). Namanya saja masih kecil.
Mimpi tidak sesuai dengan kenyataan, kalau
boleh saya umpamakan, bermimpi tidur nyenyak di Padang pasir tanpa pepohonan.!
Dari kecil bahkan dari SD saya mulai
menyukai dunia kesehatan, ini saya tunjukan melalaui UKS di Madrasah saya.
Pernah menjadi delegasi dokter “cilik” saya lanjutkan di MTs saya
menjadi ketua UKS.
Di waktu MTs saya memerankan drama ketika
hendak UAS.! Saya berperan sebagai perawat, bahkan saya pinjam seragam lengkap
dengan stotoskop, untuk bermain drama di sekolah.
Lalau berkembang dan berlanjut ke tingkat MA
(madrasah aliah) saya sebagai KKR (kader kesehatan remaja), lagi lagi saya
sebagai ketua dan Saya yang bertindak sebagai sutradaranya.
Saya dan beberapa teman, dilatih oleh
Bidan Desa. Mulai dari penanganan pertama jika terjadi sesuatu tak terduga,
seperti demam atau pingsan kita upacara Bendara.
Saya di ajarkan mengenal beberapa obat, PCT
(paracetamol), ibuprofen, asmet (asamefenamat), amoksilin dll. Saya di ajari
cara tensi darah, sistol dan diastol.
Bidan desa tersebut bernama Ibu Nopi istri
dari guru serta wali kelas saya. Orangnya sangat sabar. Meluangkan waktunya
mengajari kami di luar kegiatan puskes.
Lulus MA saya melanjutkan kuliah di Yogyakarta.!
Saya daftar kesana kemari, mirip seperti setrika, perguruan tinggi yang saya
datangi serta mendaftarkan diri : UGM (fakultas kedokteran, Alahmdulilah tidak
jadi tes, SANATADARMA (fakultas hukum, tidak jadi tes karena bagun kesiangan) POLTEKES KEMENKES DIY (prodi keperawatan,
datang telat) STIKES SURYA GLOBAL (prodi keperawatan, pas mau interviw pakai
sandal, user memberi pertanyaan hafal berapa juz dan berapa surat pendek? Saya
jawab, sekitar 5 surat juz ama, dan langsung di yatakan tidak lulus) UMY
(fakultas kedokteran umum, Alahmdulilah di trima, sayangnya saya tidak punya
uang), STIKES AISYAH (prodi keperawatan dan harus di asrama, saya jawab No) UAD
(di farmasi, saya di terima tanpa tes, maklum nilai saya masuk kriteria, Cuma
muncul pertanyaan dari dosen “mas Irfan orang Indonesia atau Inggris?” Nilai
bahasa Indonesia 5, sedangkan bahasa Inggris
diatas 6, lagi lagi tidak saya ambil, sama ibu tidak boleh, katanya
kalau di farmasi tidak bisa nyuntik.?), SIKES WIRAHUSADA (prodi keperawatan,
saya di terima, lagi lagi kok S1 harus ners pemikiran saya), AKPER YKY (saya
tidak tau, nyangkut di kampus coklat) memilih untuk jadi Diploma 3 Kalu lulus
langsung bisa pegang pasien.!
Al hasil tercapai keinginan dan cita cita,
namun tak sesuai dengan yang di kehendaki. Skenario melenceng 180 derajat
berbeda.
Sudahlah jalani saja kehidupan ini, yang
terpenting ada niat usaha serta extion. Proses tidak akan menghianati hasil. Katanya
sih.! Kalau belum kunjung dapat hasil ya berusaha lagi. Kalaupun belum anggap
saja apes.!
Sontoloyo.! Bagimana tidak sontoloyo,
interviw ke kampus pakai “SANDAL” ya sudah pasti di tolak, niatnya biar dapat
biasiswa kurang mampu paling.! Hahahha
Baru sadar ketika lulus kuliah, tidak
gampang cari pekerjaan.! Padahal ketika lulus hanya nunggu hitungan bulan saya
mengantongi ijazah, SIP, STR.!
Kuliah berbayar, ketika kerja gaji
Sukarela, jadi kalau kita mempunyai komitmen masuk dan pulang kerja sukarela
seperti gajinya kira kira atasan kita marah atau diam.?
Lucu kan.! Ketika kerja digaji sukarela.!
Miris ngelakoninya.
Pertimbangkan setiap apapun yang hendak
kita lakukan. Jangan sampai menyalahkan keadaan, lengkapai diri, dengan
intelektual terkini (bukan kaleng kaleng).!
Apapun yang kita lakukan di masalalu.!
Berimbas di masa yang akan datang. Jangan takut mencoba, jangan pernah lelah
belajar.
Pelajaran mu saat ini tidak bermanfaat,
dan ingat suatu saat akan bermanfaat.
Ahmad Irfankhan HS,
Riyadh, Saudi Arabia
11-11-2018
Komentar
Posting Komentar
askep45.com