Langsung ke konten utama

Madinah Makkah



Di tengah terik panas matahari kota Madinah kami melanjutkan perjalanan menuju bus.

Hirupikuk keramaian kota Madinah beserta rombongan menuju tempat yang menjadi agenda Beirutkutnya.

Ada 3 tempat yang masuk agenda, untuk kami kunjungi.

Pertama Masjid Kubah (baca sejarah masjid Kubah). Di masjid ini rombongan umroh menunaikan solat 2 rakaat serta sholat duha dan tak lupa berdoa, Berkisar 20 menit.

Ke dua masjid Kiblatain (masjid 2 kiblat) (Baca sejarah masjid kiblatain). Sama sebelumnya waktu hanya 20 menit, menunaikan sholat 2 rakaat lalau berdoa.

Ke tiga Jabal Ubud (gunung menyendiri). Di areal jabal uhud terdapat beberapa makam para sahabat ROSULLULAH SAW. Serta terdapat Masjid, saya menyempatkan turun dari bus untuk berdoa. Hanya 15 menit, disini panas sekali waktu menunjukkan pukul 10:30.

Sebelum melanjutkan perjalanan, saya menyempatkan diri untuk berfoto. Tujuannya bukan pamer pernah berkunjung di situs peperangan Uhud. Hanya sekedar dokumentasi saja.

Lanjut menuju parkiran, melanjutkan perjalanan ke Birali (tempat mikot).

Sesampainya di Biralai, kami serombongan bergegas, membuka koper, untuk mengambil pakaian Ikhrom. Di beri waktu hanya 30 menit untuk kebutuhan MCK (mandi, ganti pakaian ikhrom).

Alahmdulilah kamar mandi di Biralai lengang jadi bisa cepat gantinya.

Tapi ada hal yang tak terduga, dari kalangan ibu ibu terutama mbk Ajeng dan Rombongan yang membuat telat.!

Keadaan puasa, panas, mandi airnya pun panas, AC mobil ngadat, nunggu ibu ibu lamanya. Rasanya greget banget, kayak pengen metik kurma di depan masjid lalau, minum air dingin serta makan kurma.!

Ada rasa ragu dan kurang manteb di hati atau mengganjal. Perjalanan masih jauh menuju Makkah, Kalu menurut saya pribadi, lebih baik menunggu setelah selesai solat Jumat di Birali.

Pembimbing umroh melakukan voting, Jumatan di Birali atau meneruskan perjalanan ke Makkah, dan mencari Masjid di jalan untuk solat Jumat.

Saya jawab lebih baik solat Jumat di Birali, lalau melanjutkan perjalanan ke Makkah.! Sayangnya saya kalah voting. Jadi perjalanan kami lanjutkan, tanpa menunggu solat Jumat.

Al hasil di perjalanan kami tidak mendapati Masjid. Yang ada hanyalah bebatuan serta Padang pasir yang gersang serta hembusan angin Padang pasir yang membawa debu beterbangan bak hujan salju.

Sekitar jam 1 duhur, bus yang kami kendarai mampir sejenak untuk melakukan silat Duhur dan melakukan solat jamak. Tanpa solat Jumah.

Perjalanan kami mulai lagi, keadaan puasa, udara panas nan terik.

Sopir bus yang kami naiki orang Sudan, dan Alahmdulilah sangat sabar orangnya. Saking sabarnya, perjalanan pun lambat, maklum sabar sekali orangnya.

Belum lagi mobil bus yang kami naiki mobil “MADE IN CHINA”, Kebayang kan.! Walu buanya baru, interiornya bagus, sekelas “TRANS JAKARTA” yang sering kebakaran. Saudi juga hobi produk Cina kan 11 12 sama Indonesia.

Secara fisik busnya gagah, tapi di belakang AC nya panas sekali. Di depan khusus para wanita dan pembimbing umroh. Rasany dingin, yang belakang serasa di panggang.!

Didalam bus serasa fitnes lari jarak jauh keringan bercucuran, sampai sampai ada yang buka puasa dadakan karena tidak kuat menahan panas.

Sembari menikmati perjalanan yang AC bus ngadat saya chating dengan salah seorang dosen pembimbing saya. Namanya ibu Dwi Wulan.

Saya bercerita panjang lebar. Dari sekian banyak jamaah umroh mungkin hanya saya yang menagis sesengukan. Keringat keluar deras airmata pun tak kalah derasnya.

Saya menagis bukan karena cengeng tidak betah panas di dalam bus.

Saya menagis membayangkan para sahabat, Suhada serat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan umroh dari Madinah ke Makkah berjalan selama 10 hari. Melewati bukit pasir, gunung batu yang tajam, serta panasnya terpaan panasnya angin gurun.

Belum lagi para Suhada berperang di bulan puasa, lagi lagi ini di gurun gersang, membayangkanya saja susah, apalagi melakoninya.

Bagaimana dengan saya, keadaan puasa, mengendarai bus, AC ngadat, terasa berat.

Didalam bus tidak terpapar panas matahari, keadaan bus berjalan mengikuti jalur dan bentuk tanah. Jalan beraspal, kecepatan beri kisar 100 Km/jam, saya ngedumel, serasa panas dingin tubuh ini.

Haus tidak kepalang, padahal kala itu waktu menunjukkan pukul 2 sore. Menelan ludah saja susah, terasa lengket kerongkongan, badan gemetar, keringat mengucur.

Tepat di depan sebelah kanan saya pojok depan ada ibu-ibu memilih berbuka, sembari saya melirik ibu tersebut minum air putih, jus mangga dan susu kotak yang diambil langsung dari lemari es, saya lihat botol minuman tersebut berkeringat dan berembun dan menetes.

Terbayang.! Oh terbanyang jika melewati kerongkongan betapa manisnya, nikmat serta segarnya minuman tersebut.!

Astagfirllah .

Perjalanan masih berlanjut, dengan keadaan puasa dan Insyallah lulus samapai Magrib.

Sekitar dan Chat saya dengan dosen di yogya saya hentikan, karena air mata kian banyak yang menghujam ke bumi.!

Setelah selesai menagis saya memutuskan membaca Surat Al Kafi. Selesai saya baca, saya mulai ngantuk dan bisa tertidur di dalam bus, mesti udara serta AC panas, Namaun terasa dingin.

Saya membaca surat Al Kafi, mengharap dari Allah menurunkan keajaiban. Keajaiban tersebut saya bisa tidur, berhenti mengumam saya.!

Ketika bangun, bus yang saya kendarai sudah memasuki kota Makkah. Kami langsung menuju hotel, berkemas, koper serta semuanya saya bawa ke hotel.

Kira kira 1 jam lagi adzan magrib, sambil melepas baju ikhrom saja, (tapi tetap memakai pakaian ikhrom) karena kami belum melakukan umroh.

1 jam itu terasa lama, dan alhmdulilah AC di dalam hotel terasa dingi. Saya nyalakan lemari es di dalam kamar hotel, saya masukan segala minuman kedalam lemari tersebut, berharap ketika buka Nanati semua sudah dingin. Sembari  menunggu magrib saya berserta teman satu kamar, memilih istirahat dan tidur.

Terbangun ketika adzan magrib itu rasanya seperti, apa ya susah menjelaskannya.

Namanya saja manusia biasa, ketika buka puasa, minuman yang saya lahab jus mangga dan susu. Terasa nikmat, kerongkongan kembali terbuka, seperti sedia kala.

Selesai berbuka puasa, lanjut kami ke terminal bus Sapco (kalau di Indonesia seperti trans Musi atau trans Jakarta).

Sekitar 10 menit saya sampailah di pelataran Masjidil Haram.

Saya bersama mas Sulthon pembimbing umroh. Segera niat masuk Alharam, solat 2 rakaat, serta di lanjut Towaf, Towaf baru dapat 2 putaran di lantai 2, Adzan solat Isya berkumandang, sambil menunggu Iqomah melanjutkan Towaf, begitu terdengar iqomah, Towaf berhenti untuk melakukan solat isya.

Dan tersengar jeritan dari beberapa arah.! Dan ternyata ada seorang laki-laki berwarganegara Pakistan, melakukan praktik bunuh diri, dengan melompat dari lantai 2.

Alhasil laki laki tersebut menjemut kematiannya sendir, di hari Jumat di bulan puasa serta di depan Ka’bah.! Motifnya belum di ketahui. Bukan mati Sahid tapi mati Sangit.

Setiap kali umroh banyak sekali kejadian unik, menarik. Sampai pada saat check out dari hotel jam 9 pagi dan ternyata bisa naik bus jam 2 sore. Harusnya kami meninggalkan hotel jam 9 pagi. Kami terlambat sampai 5 jam.

Sopir Bus tidur dan parkir tidak tahu di man. Ketika kami telpon, tidak ada jawaban. Akhirnya ada yang balik ke kamar masing masing, jika saya memilih tidur di depan lobi hotel.

Dari situlah kami pulang ke Riyadh, jadi terlambat.

Ahmad Irfankhan HS

Riyadh, 27 November 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi