Sama
seperti hari bisa aktivitas hari ini tidak begitu banyak. Lantaran hari ini
pasien tidak begitu banyak. Apa pun keadaanya kita harus selalu bersyukur atas
apapun yang terjadi pada hari ini.
Seperti
bisa ketika tidak begitu sibuk saya menyempatkan bertanya dan berbincang dengan
salah seorang patner kerja. Dia seorang wanita Saudi Arabia. Kali ini obrolan
berawal dari salah satu pasien yang memosting, video sejenis kadal, berukuran
besar , sebesar biawak, namun bukan biawak. Dalam bahasa Arab “thobb”. Yang
katanya halal dan enak dimakan, namun menurut saya, ya seperti itu. Obrolan
semakin luas dan panjang sampai kepada bahasa Indonesia. Saya menegaskan bahasa
Engllis dan bahasa Arab saya kurang begit fasih, itu lantaran Indonesia memiiki
1000 bahasa lebih. Dan ia pun tercengang dan langsung berkata “sure?”saya jawab
denganmuka serius “sure”.
Obrolan
belum selesai nampak di luar ada seorang pemuda,melihat kearah saya, sembari
tersenyum diluar di balik kaca. “Dalam hati saya, sepertiya saya pernah melihat
dan kenal orang yang berada dluarsana?”. Benar saja ternyata dia “Muhammad yang
beberapa waktu yang lalu di masih di Indonesia.
Kali
ini ia datang pada malam hari ini tepatnya jam 21:34 menit. Saya
terkejutmelihat dia datang. Kali ini ia datang mengunakan pakaian Jeans,
mengunakan kaos dan dibalut baju kemeja panjang. Tidak seperti kemarin ia
menggunakan thop pakaian khas laki-laki Saudi.
Ia
datang menghampiri saya di linik. Senyuman lepas dari bibirnya sarat akan
makna. Spontan dia masu dan memberi salam kepada saya seontak saya berkata
“welcome to Saudi Arabia, my Country. Ia pun tersenyum dan ia bertanya “apa
kabar?” “alahmdulilah saya baik” jawab saya dengan bahasa Indonesi. Ia berkata lagi “ahmad kalau dalam istilah
kami, orang yang beru datang memberi salam kepada orang yang sudah lama tingal
di sini”. Saya hanya menganggukan kepala.
“Saya
bertanya kapan tiba di saudi?” ia menjawab, hari ini.saya hanya terdiam. “Ahmad
kamu tau, hari in saya tiba di saudi, dan alahmdulilah sehat, saya begitu tiba
langsung kesini mengunjungimu, di perjalanan yang saya pikirka adalah
ahmad-ahmad. Makanya saya sekarang kesini karena kamu sahabat, my brother and
new family”. Ucapku terimakasih, dan sangat terlihat dar sorot mata dan raut
muka yang begitu lelah”. Dalam hatiku mengumam. “ jika saja tidak banyak orang,
dan di iznkanakan aku gapai dan ku rengkuh serta ku peluk pundaknya sebagai
penghargaan tanda persahabatan dan new family”. Dan saya tidak tah harus
berkata apa lagi kepada ia. Saya baru kenal dan dia bukanpasien saya, tapi
kebaikan dan keiklasanya menemui saya dia saat ia lelah diperjalanan. Jika saja
saya mempunyai sesuatu akan saya beri hal yang palingberharga untuknya. Tapi
yang saya punya hanyalah doa semoga kelak kami dipertemukan kebali di hadapan
Allah.
Kehangatan
dan keiklasnya melebihi sahabat lama. Tidak tahu apa yang harus saya ucapakan
kepadanya.
“Ahmad
kemungkinan saya tidak lama di saudi, saya akan pergi lagi ke Pilipin. Kira
kira 2 minggu. Dan saya harap kamu bisa pergi bersama sama saya dan menemani
saya selama di Pilipin. Apakah kamu bisa?”. “Maaf my brother saya libur hanya
hari jumat saja, yang lainya saya kerja” awabku. “ia terlihat lesu, ya sudah
kalau tidak bisa”.
Segera ia
berpamitan. “ahmad saya mau pulang dulu, inyaallah lanjut lain waktu”.saya
tetap terpelongo.
Terdapat
pesan dan kebenaran dari perkataa Imam Safi’i ( Seseorang yang berilmu dan beradab,
tidak akan diam dikampung halamanya. Tinggalkanlah negrimu, dan merantaulah
kenegeri orang. Merantaulah kau, akan mendapat pengganti dari
kerabat dan kawanmu. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah
berjuang. Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir
menjadi jernih, jika tidak akan keruh mengenang. Singa jika tak tinglkan
sarangtidak akan mendapat mangsa. Anak panah jika tak tinggalkan busur tak akan
kena sasaran. Jika matahari diorbitnya, tidak bergerak dan terus diam, tentu
manusia bosan padanya dan enggan memandangnya.Biji emas bagaikan tanah biasa,
sebelum digali dari tambang. Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di
dalam hutan ). Imam Syafii ( dikutip dari novel negeri lima menara )
Ahmad irfankah hamim sutopo
Al Badiah, Riyadh KSA.
21 Maret 2016
1:53
Komentar
Posting Komentar
askep45.com