Langsung ke konten utama

KERRJA DIBAYAR MURAH, TAK KERJA ILMU MUSNAH.!

KERJA DIBAYAR MURAH,TAK KERJA ILMU MUSNAH.!

Perawat tak bisa merawat diri, malas dan menerima menjadi melarat.! Melarat gaji, melarat pengakuan, merlarat pengetahuan dan aspek diri.!

Itu berlaku bagi mereka yang 3D plus N1 (datang, duduk, diam dan ndombong)!

Hidup itu kejam.! Tidak seperti video clip lagu, yang simpel dan berujung dengan bahagia.

Tidak juga seperti serial FTV, istan lucu Happy ending.! Kelar idup Loe, Menghayal sambil senyum sendiri.!

Atau seperti film India, action lebay, nagis serta lari lari di lapangan atau kebun bunga serta sembunyi di balik pohon, yang ujung ujungnya nayanyi sambil lari.! Pasti ketawa dan paham banget.!

Terlalu simpel, sepele dan terkesan kacangan.! Lain khayalan lain pula  realitanya.

Tapi tetap saja serial tersebut di tunggu bahkan sampai nongkrong berjam jam di depan TV atau laptop demi ingin melihat kelanjutannya, mirip anak anak muda yang kekinian menceritakan ki-drama Korea, weeew!

Ingin rasanya bisa merubah citra kita, citra perawat dan bukan pencitraan layaknya pejabat kita yang mendekati pemilu.

Nasib kita akan berubah ketika jebolan perawat menjadi pejabat tinggi di legislatif DPR atau MPR.

Tidak akan ada lagi penindasan terhadap citra perawat.

Tidak akan ada lagi embel embel kerja seambreg gajinya sekelumit.

Perawat kuliah 3 4 5 6 tahun.! Setelah kerja gaji belum UMR. Giliran buruh berpendidikan SMP SMA D3 sampai S1 gaji sudah UMR.!

Apa karena buruh lebih dahulu lahir ketimbang kita perawat, yang masih muda umur profesi kita.! Atau kita salah jurusan waktu kuliah.!

Perawat yang salah mungkin terlalu tulus, nerimo, Legowo  dan berpendidikan sehingga kentara tidak kompak, atau sudah berada di zona nyaman.!

Atau karena terlalu pakem menjunjung tinggi nilai dan kode etik keperawatan sehingga santai dan “nerimo aweh e pandom”.

Apa terlalau banyak dan terlalau luas dengan individu yang menjadi perawat sehingga susah di entaskan oleh pejabat.!

Kerja sengsara.! Tak kerja ilmu musnah.! Parah kan.! Kerja di negeri sendiri terasa anak tiri yang ndompleng kepada ibu tiri.! Ibu tiri yang kejam.! Pepatah Jawa Timur mengatakan “ibu tiri iku, apik e sak Beton, Elek e sak gunung Kulon”.! (Ibu tiri itu, baiknya sebesar biji nagka, jahatnya seperti gunung barat). Saya tidak tau yang di maksud itu gunung di sebelah barat yang mana.!

Cari kerja susah,! Menjadi sukarelawan sangat mudah. Berani dan betah sampai berapa tahun dengan kondisi free, belanja online saja berbayar paket data belum lagi Ongkir.!

Yah dari pada tidak kerja.! Lebih baik kerja memakai seragam instansi terkait, kelihatan keren.! Dari pada tidak kerja ngangur di rumah, pasti jadi cemoohan tetangga sebelah, kuliah perawat lulus kok ngangur, kan malu.!

Serba salah, kerja digaji murah atau tidak di gaji, tidak kerja dibanding bandingkan dengan anak saudara ini dan itu kata tetangga. Belum lagi melihat lirikan dan tatapan sinisnya, lirikannya terasa menarik gerobak.!

Hengkang sajalah dari rumah.! Sibuk atau menyibukkan diri. Sukur Sukur bisa kerja di luar negeri. “Tak kan lari gunung di kejar” dan “niat hati ingin memeluk, apalah daya tangan tak sampai”.

Modal nekad interviw menjadi calon buruh migran di luar negeri. Eh.. ternyata di terima. Setelah di terima, muncul masalah baru.! Membutuhkan banyak biaya untuk kerja di luar negeri. Mau pinjam Sama siapa, mau berhutang apa yang jadi jaminannya.

Terpaksa surat tanah punya ortu sebagai jaminan. Yang penting bisa cair biaya tersebut beres. Perkara bayar hutang dan bunga 2 atau 5% perbulan tidak masalah.

Sesampainya di luar negeri.! Nagis pengen pulang.! Membandingkan kondisi di rumah. Eh…. mbk mas Ojo lebay. Hidup itu harus di jalani jangan di ratapi.!

Sumpah serapah ini, itulah, giliran merima gaji, jadi betah.! Lama lama ogah pulang dan Nambah kontrak.!

Malas dan jerah membayangkan sengsaranya kerja di negeri tercintah. Walau semua adah, talenta dan jiwa terasa di alam baka.

Siapa yang sudi melepas joran pancing yang pelampungnya bergoyang.! Bukan rumput yang bergoyang.!

Pesan bagi perawat yang berkompeten menjadi calon pejabat di daerah masing masing.

Ahmad Irfankhan HS

Riyadh, 14 Februari 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi