Langsung ke konten utama

Dilema Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Semestinya kita tau cara bagaimana menghargai sebuah profesi. Disini tidak ada yang bisa ikut campur tentang profesi. Namun jangan lupa juga setiap profesi mempunyai dasar dan azas yang telah di tentukan, tentunya mempunyai SOP (standar operasional prosedur) yang sudah di tentukan dan di uji keakuratannya serta diawasi oleh badan tertentu.

Melihat dari hal hal yang menyangkut profesi tentunya kita tau batasan - batasan karakteristik yang wajar dan sesuai dengan pertimbangan: jangan terlalu berlebihan, alay, lebay.  

Tidak dengan zaman yang semakin maju dan canggih ini. Teknologi semakin canggih namun pemikiran malah mundur sama seperti zaman Paleolitikum atau Megalitikum. Semua serba canggih apapun itu. Tak kalah cangihnay pemikiran manusia modern tapi sayangnya canggih untuk menyudutkan seseorang. Apa ini cara pemikiran KEKINIAN atau KEKUNOAN.  Setiap insan tentunya bisa bertanya atau sekedar shareing dan sama - sama mencari solusi.

Berfikir tidak di barengi dengan 6 kacamata. Disini yang saya maksud bukan kacamata buatan manusia tapi (dilihat dari beberapa sudut pandang yang berbeda). Pertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Lihat dari segi positif dan negatif yang akan timbul atau menyerang balik bak bom merang.

Beberapa hari yang lalu kita digegerkan oleh beberapa kasus yang menurut saya patut di pertimbangkan dan di kajian ulang.

Muncul pemberitaan yang sangat menguncang dunia tentang LGBT. Saya kurang cermat sang pembela LGBT mendadak mendadak USTAD. Apakah menjadi DUTA LGBT.

Mulai dari kalangan model, lulusan SMA yang ngaku sebagai anak jenderal. Yang videonya menjadi viral. Beberapa hari tak ada berita, eh… masuk berita lagi sebagai Duta Narkoba.

Zaskia Gotic dari kalangan Selebritis PAPAN ATAS. Pedangdut yang tersohor dengan goyang ITIK tersebut mengegerkan netizen, ada yang geram dengan kelakuannya ada juga yang datar menangapinya. Netizen dibuat geger setelah Zaskia Gotic melecehan PANCASILA. Entah siapa yang mendalangi kasus tersebut.  Kalau dilihat seperti kasus “Pecah Telur” (membawa imbas positif setelah berbuat kesalahan). Setelah melalui beberapa pemberitaan yang sarat kontroversi. Sekarang jadi Duta PANCASILA. Padahal baca Pancasila saja salah. Kira kira kalau ditanya apa makna dan isi Butir - butir Pancasila ke-Satu sampai ke-Lima, tau gak ya..?

Muncul kasus Ibu Warteg . Yang di tuding bersalah karena berjualan di bulan Puasa. Klarifikasi dari video yang mungkin kita semua tau, antar kedua pihak TV dan para ulama tersebut banyak kesimpulan dan memojokkan. Satu sisi minta di SMS jika ada pemberitaan berbau Agam. Lah kok kayak anak kecil. Nunggu ditegur dan di SMS jika itu salah. Aneh…  nasib Ibu Warteg beruntung banget banyak dari kalangan bawah atau sekedar sipatis sampai kalangan menengah dan atas mengadakan pengalangan dana. Sampai Sampai Pesohor dan orang nomor WAHID di negeri memberi santunan.  Padahal yang disumbang oleh mayoritas penduduk kita dari kalangan bawah, menegah dan ternyata yang di sumbang orang kaya. Tertipu mentah mentah. Yah anggap saja berkah di bulan Ramadhan.  Untung saja tidak menjadi DUTA WARTEG.

Muncul berita anak laki laki menginjak Al-quran. Mendapat kecaman sampai pemberitaanya sampai keluar negeri sama seperti Ibu Warteg. Dan disini tentunya si anak tidak akan menjadi DUTA AL QURAN. Lain urusannya dengan Agama.

Yang sedang hangat muncul berita seorang guru di tuntut orang tua murid lantaran mencubit anaknya. Tidak tau apa latar belakang pencubitan hingga berakhir ke pengadilan. Sang guru terjerat pasal perlindungan Anak. Mungkinkah ada DUTA SISWA atau DUTA HAK ASASI MANUSIA. Setelah kejadian ini.

FLASH BACK

Dulu zaman saya sekolah. DUTA PELAJAR TAHUN 90-an. Beda cerita dengan zaman Klik atau Gadget sekarang ini.

Tidak patuh sama guru. Itu sama artinya tidak patuh sama orang tua kita.

Tidak mengerjakan PR siap siap berdiri di depan kelas dengan pose kaki di angkat satu, posisi tangan bersilangan menjewer telinga sendiri tanpa lepas. Jika lepas guru tak segan mencubit atau mengerjakan PR tersebut di papan tulis tanpa ada penjelasan dari guru. Masa bodoh kita tidak bisa atau tidak paham. Harus berusaha sendiri.

Kuku panjang pengaris kayu mendarat di tangan. Pernah juga sela sela jari di beri pena atau pensil lalu di remas. Rasanya mantab, seperti hukuman zaman Jepang.

Rambut panjang atau tidak rapi. Bakalan ada potong rambut gratis yang hasilnya di jamin bikin kita malu.

Baju tidak di masukkan. Baju bisa bisa di gunting.

Ribut di kelas. Penghapus kayu dan kapur melayang keudara. Ya walau kadang salah sasaran.

Tidak ikut upacara. Di jamur di lapangan. Atau hormat bendera.

Di beri tugas lalai atau mendapatkan nilai kurang dari 6. Siap siap keliling lapangan voli atau halaman sekolah.

Ketauan kesekolah bawak kalkulator. Pulangnya diberi tugas untuk bawak lidi kelapa sejumlah yg di tentukan untuk pelajaran matematika. (di ikat dengan karet gelang).

Ketahuan membawa alat main contoh karet dan kelereng. Punggung tangan siap di jepret karet atau di lempar kelereng. (ya walau beberapa pengalaman guru ikut main kelereng).

Tidak ikut pramuka siap siap nyalin satu Surah Al Quran dan harus di tulis tangan.

Ketahuan bolos siap siap buat rangkuman tugas.

Ketahuan merokok. Justru malah di belikan rokok DJAMBOE, secara bersamaan rokok di yalakan yang jumlahnya seberapa banyak mulut bisa di isi dan kepala di tudungi ember. Otomatis asap mengepul di dalam ember atau menghadap ke arah angin. Sehingga mata menjadi perih dan sulit bernapas.

Ketahuan mencuri. Tangan siap masuk air mendidih. Yang ini hanya bisa dilakukan oleh guru yang setengah para normal.

Duduk tidak sopan. Maju dan di pukul dengan pengaris kayu di paha atau pantat.

Guru sedang menerangkan. Murid ribut. Posisi duduk terbalik. Guru duduk sebagai siswa. Siswa sebagai guru.

Tidak bisa menjawab penjumblahan siap deh pulang paling akhir.

Pas jam pulang duduk tidak rapi pulang paling belakangan.

Paket kelas tidak rapi kapur, papan tulis kotor, kaca tidak bersih, meja tidak lurus, taplak meja dan vas bunga tidak rapi. WC (water close) menanti untuk di sikat dan halaman sekolah siap untuk di bersihkan.

Tidak ikut kerja bakti siap siap membuat kotak sampah dari papan.

Tidak ikut olahraga. Nilai taruhanya.

Tidak solat jamaah. Dapat giliran menghafal surat pendek atau menjadi imam sholat di kemudian hari.

Pelajaran Agama Islam ada Hdits atau potongan Ayat, di pertemuan yang akan datang harus hapal beserta maknanya. Tanpa di suruh.

Baris sebelum masuk kelas, yang paling rapi masuk duluan serta cium tangan guru.

Masih banyak lagi hukuman atau teguran yang kita rasakan. Tapi kita dan orang tua dulu tidak arogan, lebay, alay dan kekinian. Kita mengaduh ke orang tua siap deh dapat pukulan sama dengan apa yang dilakukan guru. Kita tidak cengeng. Orang tua kita pun tidak pernah bilang “guru kamu belum tau bapak?”. Mau jenderal mau petani sama saja. Tidak akan protes. Protes sewajarnya saja.

Guru zaman saya pasti punya senjata andalan, mulai dari penggaris, kayu kecil dan panjang, bambu kecil atau pena yang menyerupai antena Radio yang bisa panjang dan pendek. Gunanya untuk memukul setiap siswa yang tidak patuh.

Zaman sekarang jika guru mencubit siswa. Siswa bilang “orang tua saya tidak pernah mencubit atau memperlakukan saya seperti ini”. Itu siswa alay. Ya jelas orang tua tidak mencubit, karena sang anak belagak patuh, sok imut di depan orang tua. Padahal dibelakang orang tua, kelakuannya jungkir balik.

Buat para orang tua. Jangan di anggap remeh pekerjaan guru. Anda belum tahu, mereka dituntut kejar tayang membuat SILABUS yang begitu ruminya, mereka punya keluarga, bangun pagi menyelesaikan urusan dapur, mengurus siswa di sekolah dll. Mereka manusia punya masalah dan punya dunianya sendiri.

Bagi orang tua siswa yang menuntut guru yang berujung pengadilan atau masa kurungan. Apa dahulu orang tua siswa begitu lahir langsung bisa baca tulis. Jasa siapa yang membuat anda tau “1+1=2, IBU BUDI KEPASAR”?! Siapa yang mengajarkan itu semua, walaupun orang tua mengajarkan kita namun tidak seperti Bapak dan Ibu Guru.

Apa kami dahulu yang sering di hukum lantas sekarang jadi anak bodoh dan tidak sukses?

Jangan salahkan jika sekarang guru hanya menyampaikan “materi saja, bukan untuk mendidik mereka” dalam artian menggugurkan kewajiban saja kata sahabat saya kebetulan dia sebagai guru.

Jangan salahkan juga ketika anak anda tidak bisa baca tulis. Lalu marah kepada guru. Jangan salahkan juga. Jika anak anda tidak sopan santun berbicara pada orang tua dan sesama. Jika anak anda tidak mau di tegur “silahkan buat SILABUS, sekolah, rapor dan andalah sebagian pengajar anak anda, saya yakin 1001 satu yang bisa melakukan.

Berfikirlah secara logis dan modern. Tanpa menyalahkan satu pihak. Jangan kekinian kelakuan KEKUNOAN yang membanggakan diri sendiri.

Salam Hormat Bagi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

Ahmad Irfankhan Hamim Sutopo

27 Ramadhan 1437 H

02 Juli 2016

Riyadh Saudi Arabia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi