Tingkah
lucumu membuat saya garuk-garuk dan geleng kepala. Mengapa tidak ada saja yang
bisa mereka lakukan untuk membuat perut menjadi keram dan membuat mata ini
terpejam karena tertawa. Logat bahasa dan tingkah laku mereka yang sangat lucu
dan mengelitik terkadang membuat saya untuk meniru setiap apa yang bisa mereka
laukan, tidak ada niat untuk meniru lalu terbiasaan dan di bawak kebiasaan
tersebut ke Tanah Air tercinta. Hanya saja memperhatikan dan menerpakn ketika
tinggal dan bekerja di linkungan mereka, dengan kata lain adaptasi menuju kesempuranaan.
Bagitu kira-kira.
Ada
banyak yang bisa mereka lalaukan, mulai dari menjahili seseorang dijalan
seperti tanya alamat kepada orang yang sedang berjalan kaki, sejenak wajah
mereka meyakinkan seperti tidak tahu dan ketika kita jawab pertanyan mereka,
maka mereka akan segera tertawa dan mengatakan “saya tau” lalu tertawa rame-rame
dan segera menginjak gas lalau pergi dengan raut wajah gembira. Terus apa yang
akan kita perbuat jika terjadi seperti itu? (sambil menghela napas panjang).
Mereka
pada iseng dan suka jahil, mulai membuat vidio lucu. Seperti beberapa hari
kemarin seorang pasien saya merekam kegiatan saya sewaktu melakukan persiapan
dan sesudah tindakan, sembari bertanya kapan saya kembali kesini lagi? Dengan
nada yang sangat fasih maklum karena mereka berbahasa arab dan saya jawab
dengan menirukan logat lebay dan alaiynya orang saudi, saya ucapkan al hasil
mereka tertawa dan saya di minta untuk mengulang dan di buat vidio. Sembari
tertawa saya memperagakan dan mengulangi apa yang saya bicarakan tadi sampai
sampai keluar keringat saya lanratan mereka tertawa.
Saya
tidak tahu sama sekali adat istiadat mereka yang menurut saya aneh. Bisa aneh
karena di tanah air jarang. Lihat saja jika mereka bertemu dengan sesama teman
mereka akan pelukan sambil mengelus atau tepukan kecil di punggung atau bahu
sembari mengucapkan kata-kata entah apa itu sepertinya bentuk kerinduan atau
sekedar ucapan “semoga allah senatiasa memberimu kesehatan” mungkin seperti
itu, maklum saya tidak tahu artinya, karena mereka mengunakan bahasa arab. Lalu
mereka melakukan “cepika cepiki” senggol saling senggol pipi kanan dan pipi
kiri, tiga kali senggol pipi kanan lalau mereka melakukan hidung ketemu hidung,
eit bukan bibir ketemu bibir. Kebiasaan seperti ini sering saya jumpai dan ada
pengalaman peribadi rasanya kayak aneh banget. Ini bukan antara laki-laki dan
permpuan. Tapi ini di kalangan laki-laki. Perempuan pun sama seperti itu, tapi
belum pernah menjumpai hidung-ketemu hidung. Entah ini berlaku hanya kepada
muda mudi atau sebaya.
Lain
lagi jika seorang pemuda bertemu dengan seorang yang dihormatai atau di tuakan.
Mereka akan meraih kepala, orang yang dihormati atau dituakan akan nunduk, sang
pemudapun akan jinjit kakinya untuk meraih ubun-ubun dan menciumnya. Jumlah ciumanya
yang saya amati lebih dari satu ciuman tidak tau persis berapa jumlahnya.
Hingga saat ini saya belum menanyakan bagaimana yang sebenarnya, karena
terkendala oleh bahasa. Sempat sekali melihat ketika seorang yang lebih tua
tanganya di cium berkali-kali dan dilanjutkan mencium ubun-ubun.
Mereka
jika berbicara selalu mengerakan tanganya, jika kita menyangkal dan tidak
percaya segera mereka mengucap “Wawllahi”. Dan saya pun tidak segera percaya
kepada mereka atau menunjukan respon percaya, maka mereka akan melakukan
gerakan sebagi berikut. Tangnya diarahkan kejangut saya sampai menyentuh
jangut, sembari menarik tanganya dan mencium tanganya sendiri bekas disentuhkan
kejangut saya, ini dilakukan tidak satu kali melainkan berkali-kali hingga hati
kita luluh lantak, sembari berkata “wawllahi inta koyes, inta sodiq ana inta
akho/akhi ana”. Bentuk kakagumanya karena melihat saya melakukan penanganan
yang kata mereka sangat bagus dan ramah.
Yang
membuat saya tertarik ketika mereka bercanda, atau sedikit malau mengatakan
sesuatu, sambil mengerakan tanga, sedikit mejulurkan lidah, Itu kalau mereka
malu, lain lagi jika iya mengatakan “iya” mengedipkan mata beriringan dengan
kata “ceeek”.. Bila saya bertanya dan mereka malas menjawab atau tanda tak
setuju/tidak ada, hanya akan mengeluarkan suara “cucuk” dari mulut dan bibirnya
mecucu.
Tadinya
saya merasa anaeh kok tau nama saya Ahmad. Dalam hati saya timbul pertanyaan
demikian. Eh tak taunya jika mereka bertanya pada seorang laki-laki dan mereka
tidak tau nama kita mereka akan memanggil kita dengan nama “Ahmad” atau “Muhammad”. Tuh kan saya yang “GR”. Itu kebiasan mereka dimanapun
mereka berada baik laki-laki dan perempuan jika ingin tau dan tanya kepada
seorang laki-laki mereka selalu mengatakan nama-nama tersebut. Sebagai contoh
ketika saya makan di tempat makan “Al Makki” ketika ada pelanggan memanggil
pelaya tidak dengan sebutan “Hey”
pelaya. Tapi mereka akan memanggil dengan nama Ahmad atau Muhammad. Lain
lagi bila di Negara kita tidak kenal dengan seseorang kita akan memanggil
dengan sebutan “Hoy”, “Heey”, “Brow”, “Heey Loe” (kata anak jakarta). Itu berlaku
baik laki-laki dan perempuan yang hendak bertanya kepada seorang laki-laki.
Lain panggilan lagi jika untuk laki-laki atau perempuan yang ingin tanya kepada
perempuan mereka akan memanggil “Ukhti”
siapapun itu. Jika mereka sudah kenal maka mereka akan memanggil kita kaum
laki-laki dengan sebutan “Habibi ”
(panggilan akrab/kekasih/sayangku khusus untuk laki-laki). Dan jika mereka
perempuan atau kekasihnya mereka memanggil “Habibti
” (panggilan akrab/kekasih/sayangku khusus untuk perempuan). Mereka tidak
melihat nasionaliti dari manakah kita, mereka samakan memanggil sesama mereka
tau seorang seperti saya yang dari Indonesia.
Kita
semua tentunya tau jika kita mempunyai peliharaan burung. Supaya berbunyi burung
tersebut atau mendekat, maka kita akan memanggil burung atau peliharan kita
dengan petikan jari. Jari tengah dan ibu jari yang akan menghasilkan suara “Cetook”, ya terkadang berbuyi keras terkadang
tidak berbunyi jika tidak bisa. Lain lagi kalau di Saudi untuk memanggil anak
kecil, teman, adik, suami kepada istri atau sebaliknya serta kakak. Mereka akan
petikan jari tanda memanggil mereka, dengan catatan mereka tidak begitu jauh
dengan kita. Dan ada yang unik anak kecil kira-kira berusia 4 tahun sudah bisa
melakukan petikan jari. Weleh weleh.
Masih
ingat dengan film Mohhobatien, ketika eis wariya ray melakukan swit dengan
menggunakan jari pada mulutnya dan terlihat biasa jika film india melakukan
aksi tersebut. Nah ini juga terjadi pada mereka wanita saudi, saya pernah
menjumpai ketika teman saya akan pulang ke Indonesia, mereka melakukan semacam
party di dalam ruangan kerja dan mereka melakukan swit tersebut dengan lincah
dan gesitnya, tanpa ada rasa canggung padahal mereka mengunakan Jilbab dan
Cadar. Ternyata mereka bisa ketimbang saya.
Mereka
terlalu cuwek tau memang sudah diatur dalam undang-undang atau peraturan negara
mereka. Saya menjumpai entah kaya atau miskin, cantik atau jelek, langsing atau
gemuk, apapun itu. Saya jarang melihat wanita saudi mengunakan haight hill
(sepatu/sandal jinjit/yang ada hagnya tinggi). Yang sering saya jumpai wanita
dari luar negara saudi, seperti mesir. Mereka umumnya akan mengunakan sandal,
sepatu biasa (sepatu cet), jadi kesanya aneh jika kita melihat mereka. Lain
lagi dengan wanita-wanita Indonesia apalagi Syahrini mengunakan sandal atau
sepatu yang tingginya ampek sundul Pintu.
Masih
banyak kegiatan, kebudayaan, kebiasaan dan kesibukan mereka. Setidaknya inilah
dari apa yang saya lihat dan saya pelajari dari sesuatu yang kecil. Mungkin
untuk beberapa orang di sekeliling saya akan cuwek dan acuh tak acuh “khali
wali”. Namun bagi saya ini adalah kebudayaan dan kebiasan mereka. Sekecil
apapun itu sangat berarti bagi saya. Supaya bisa berbaur membiasakan diri bahwa
diri ini hidup ditengah-tengah mereka. Seperti pepatah “dimana bumi dipijak,
disitu lagit dijunjung”. Saya sadar mungkin beberapa orang akan menggangap saya
berlebihan untuk menulis hal ini. Kalu bisa saya bilang, ahh kamu “ahmad, (sang
penulis) terlalu dini dan berlebihan mengagumi orang Saudi”!. Lebih baik
mengagumi dari pada tidak sama sekali dan masa bodoh. Setidaknya ini yang bisa
saya perbuat. (dan saya sadar serta tau apakah didepan akan selalu baik seperti
sekarang ini, tau sebaliknya. Hanya Allah SWT yang tahu, menjadi senang dan
merasa bagian dari mereka, atau entahlah) Samikna
Wa Atokna...
Siapapun
yang membaca ini, terutama orang Saudi saya mengucapkan terima kasih atas
kebaikan dan kepedulian kalian. Semoga kita selalau diberikan umur panjang dan
barokah serta Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan pada kita semua.
Terimakasi para teman dan sahabat istiqbal dan semuanya. Ma Salam ...
Ahmad
Irfankhan Hamim Sutopo
Riyadh,
Saudi Arabia. 14 Agustus 2015.
Komentar
Posting Komentar
askep45.com