DIBALIK RAJUTAN PENSIL
Benar
kata orang kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan lelakon orang
tidak bisa ditebak. Yah setidaknya itulah yang saya rasakan saat ini, kakai ini
terasa ada yang mengayunkan begitu saja, batin ini terasa ada yang selalu
merubah isinya, mata ini terasa ada yang selalau mebuat enggan untuk menoleh
kebelakang, jiwa raga ini seakan selalau ada yang membuat untuk melakukan dan
untuk nekad untuk bertindak. Hanya menghela nafas dan mengucap sukur atas
Rahmat yang telah diberikan.
Semangat
kerja keras serta doa orang tua dan tentunya juga ada nasehat-nasehat yang
selalau terucapa dari sahabat-sahabat dekat yang saling menguatkan untuk meniti
setiapa perjalanan hidup yang jelas mereka sangat luar bisa di mata kami.
Angapan inilah yang selalau menjadikan kami senasip sepenaggungan. “Tak kenal
maka tak cinta” pepatah tepat sekali istilah ini. kami tak saling mengenal
antara satu sama lain. Sejatinya kita tidak sendirian banyak teman serta
sahabat yang merasa senasip, entah karena profesi atau sekedar pekerjaan.
Tepat
3 bulan yang lalau kami tidak tahu, tidak saling mengenal, tidak tahu juga apa
latar belakang pendidikan mereka bahkan kami tidak saling menganal atau
berteman di sosial media tidak sama sekali. Rasa serta kemauan yang keras untuk
menjadi sesuatu yang berbeda membuat kami melakukan perjalanan yang jauh dan
kami titi secara bersama-sama.
Ada
hal yang sangat menyenangkan dan ada pula yang sangat menyedihkan. Yang
menyedihkan ketika kami salaing kenal dan akan menjadi TKI dan masih
dipemanpungan yang sangat lama dan sangat menguras kesabaran dari kami. Tak
jarang kami mgaucapakan dan saliang su’uzon terhadap siapapun yang kami temuai
di penampungan bahkan dari PT. Penyaluran tenaga kerja. Setiap kali kami tanya
kapan kita interviw dan kapan kami berngkat selau menjawab sebentar lagi,
sebentar lagi selalau begitu, bosan sekalai rasanya menunggu tiada akhir. Dari
kami semua yang di penamapungan untuk makan saja patungan. Jiaka uang sudah
menipis kami minta kiriman dari rumah. Tambah lengkap pula dengan kekejaman
kota Jakarta yang apapun itu serba bayar entah apapu itu bentuknya yang jelas
tidak ada yang gratis. Semuanya serba terbatas, apa lagi dalam keadaan menjadi
pengangguran di ibu kota. ingin sekali rasanaya mundur dan tidak melanjutkan
cita-cita untuk bekerja di Timur Tengah. Jika saja kami tidak salaing
menguatkan pastilah salah satu dari kami akan hengkang dari keinginan
ini.tambah lengkap penderitaan kami, belumlah dinyatakan diterima untuk kerja
di Timur Tengah kami sudah keluar dari pekerjaan kami di daerah asala
masing-masing. Ada yang bekerja di ruangan bedah di RSU Semarang, ada juga yang
bekerja di RSUD Pasuruan dll. Ditambah lagi saya di pecat dari pekerjaan di
puskesmas yang tidak digaji alias jadi TKS (tenaga kesehatan suka rela), jadi
suka tidak suka ya harus rela di perkosa keadaan yang tak jelas jluntrunganya.
Keadaan
menjadi berubah ketika mendapat kabar dibutuhkan tenaga kerja untuk kerja di
klinik swasta di kota Riyadh K.S.A yang dibutuhkan 10 orang untuk 5 perempuan
dan 5 orang laki-laki. Dengan penuh gembira dan semangat yang tinggi “aku harus
berangkat” untuk meraih mimpiku. Dan alhmdulilah saya di beri kesempatan untuk
mengambil kesempatan itu. Pada Saat itu hanya saya sendiri yang masih stay dijakarta dan diminta
oleh PT untuk menghubungi 10 orang teman saya, saya bingung siapa teman saya
yang harus saya hubungi, banyak intervensi yang masuk pada diri saya,dimana saya harus
memilih orang yang saya tidak kenal. Dan tidak mungkin saya menghubungi orang
yang saya tidak kenal. Butuh waktu beberapa jam untuk menentukan siapa teman
yang harus saya hubungi. Alhamdulillah dengan ijin Allah saya menghubungi teman
dekat saya, yang sudah saya kenal selama 3 bulanan lebih dan mempunyai
keinginan yang sama untuk bekerja diluar negeri. Saat teman-teman saya kabari
bahwa ada loker di Riyadh, mereka semua penuh semangat dan mengambil kesmepatan
itu. Dengan berbekal mengantongi ijin kedua orang tua dan doa yang selalu
menyertai perjalanan kami. Bergiliran kami
datang ke Jakarta penuh rasa gembira dan semangat yang membakar jiwa. Detik demi
detik menit demi menit jam demi jam hari demi hari akhirnya waktu untuk
intervew dengan CEO klinik didepan mata. Dengan persiapan seadanya kami
menghadapi tes interview, hemm dimana tes interview pertama kalinya bagi kami,
dengan perbekalan bahasa inggris seadanya dan bahasa arab yang gak tau apa -
apa. Dengan modal BONEK “Bondo Nekat” kata arek arek Suroboyo. Kami maju satu
persatu menuju ruang interview dengan penuh resah gelisah, dengan memantapkan
hati dan membaca “Bismillahirrohmanirrohiim, “Ya ALLAH please help me, pass the
interview”. Akhirnya waktu pengumuman hasil interviewnya sudah tiba, penuh rasa
resah gelisah kami menunggu hasil. Saat kami mendengar bahwa kami lulus tes
interview penuh gembira kami mendengarnya. Hanya rasa syukur kepada ALLAH SWT
yang tersirat dalam hati kami. Inilah langkah awal yang baik dan inilah mimpi
kami.
Mendengar
kabar yang sangat mengembirakan ini kami semua sungguh merasa senang. Tapi
dalam kegembiraan kami terdapat kesedihan yang ama t mendalam kami arus
berpisah adengan orang tua, keluarga serta sanak famili dan yang terpenting
adalah meninggalkan Tanah Air Tercinta. Rasa haru ketika masing-masing dari
kami memegang paspor dan tiket untuk terbang menuju KSA. Perjalanan kami menuju
bandara Suekarno Hata. Kami bertiga yang laki-laki tak seorangpun di hantarkan
oleh keluarga, kami menyembunyikan rasa sedih nan tiada tara. 4 orang dari kami
yang perempuan dihantar sampai bandara dengan keluarga masing-masing, menambah
paula rasa sedih kami. Namun kami salaing menguatkan entah apa yang ada dibenak
kami ber7.
Sembilan
jam kami terbang membumbung tinggi di angkasa seperti cita-cita kami ber7
mendaratlah kami di bandara Hamad International Air Port Doha Qatar. 6 jam kami
transit, dan 58 menit dari Hamad International Air Port Doha Qatar menuju bandara King Khalid
International Air Port Riyadah KSA.
Senag bukan kepalang ketika mendarat dengn selamat di KSA. Alahmdulilah tempat
kerja kami tepatnya dijantung kota Riyadah KSA. Tak henti-hentinya kami
mengaucap sukur dan alahmdulilah bisa bekerja di KSA.
Sobat
pesan yang ingin saya sampikan bahwasanya tanamkanlah dalam hati dengan kuat
untuk mau dan mengejar cita-cita kalian setinggi apapun itu. Bangunlah rasa
cinta dan semangatmu untuk berbuat sesuatu dan terus kejarlah untuk meraihnya.
Ingat cita-cita tidak akan lari begitu saja, namun larilah secepat dan sederas
mungkin untuk mengajarnya. Jika ada kemauan pasti ada jalan untuk menggapainya,
banyak jalan menuju Roma. Jangan pernah sedirian dan merasa tidak bisa.!! Semua
orang diciptakan sama derajat dan kecerdasanaya yang membuat kita lain adalah
rasa ingin tahu, belajar dan keinginan keras. Jangan pernah menyesalai hal yang
sudah pernah terjadi dan jangan pernah untuk pergi dari impian. Impian
cita-cita milik kalian dan milik kita bukan milik mereka. Kita berhak untuk
mapan dan sejahtera. Jang pernah takut melangkah, jangan ragu tidak bisa
berbahasa Asing sejatinya bisa kita pelajari sambil bekerja. Thank you Allah...
Ahmad
Irfankhan H.S
Riyadh
KSA. 24 Februari 2015 jam 00.45
Komentar
Posting Komentar
askep45.com