Langsung ke konten utama

TKS VS CPNS


Benar adanya dan sangat tepat serta sangat akurat bagi setiap hal yang dilakukan apalagi melalaui penelitian. Inilah yang tergambar saat melakukan pekerjaan. Hirarki maslow mengemukakan dasar-dasar manusia termasuk cinta-mencinatai. Sifat yang unik serta beragam dari 1 dan yang lainnya. Sekalipun kembar identik, sidaik jari, sifat, naluri berbeda. Inilah yang melatarbelakangi saya untuk menulis akan sifat-sifat manusia yang beragam, sekalipun sama profesinya bahkan pekerjaan lain sifat dan tata cara serta pandangan hidup. Profesi, satandar operasional prosedur(SOP), protab (prosedur tetap) dibalai kesehatan, PKM, dan RS boleh sama untuk melakukan tindakan tapi lain pada pelaksanaanya.
Kesenjangan ini melampaui batas-batas sifat seseorang paramedis, latar belakang pendidikan, asal pendidikan menjadi ragam ide-ide serta pelaksanaan, banyak kesenjangan dari peraturan-peraturan yang berlaku, salah kita selaku bawahan atau terlalu semena-menanya pemimpin kita? Entahlah samapi sekarang belum ada yang mengamati atau melakukan penelitian lebih lanjut.

Dahulu ketika masih mahasiswa ingin sekali bekerja ditempat ini bahkan keinginana ini harus tanggal 3 tahun lamanya. Tepat tahun ke 3 saya diterima ditempat ini. dengan asumsi bakal bagus kerja di puskes yang menjadi rujukan dari tempat lain. Tambah lagi angka kecelakaan lalau lintas yang tinggi di sepanjang jalan lintas timur dan angka kriminal yang tinggi pasti sertifikat PPGD saya bakal laku dan banyak prasat tentang Triage ini. kemapuan identifikasi serta pengelompokan bakal mulus, ditambah lagi kemampuan heeting serta balut bidai akan lancar tanpa bang jo lagi.  Tak taunya kenyataan dan impian berbanding terbalaik. Tak tahunya hampir sama dengan tempat kerjaku yang dulu. Amburadulnaya sistem dan managemen yang tidak pada tempatnya membuat saya patah semangat.

Menjadi TKS disebuah PKM merupakan sesuatu yang memperihatinkan. Apa TKS itu? TKS (tenaga kesehatan sukarela) suka, terpaksa, dipaksa namun tidak rela! Dengsn dalih mengapa harus menjadi TKS? Tidak ada pilihan lain. Kata teman-teman yang lebih pantas untuk TKS dalaha mengabdikan diri dahulu sambil menunggu tes CPNS kalau boleh saya menyebut CPNS (calon pegawai nian sulitnya), yang hanya buka 1 tahun 1 kali ini diminati oleh seluruh TKS atau seluruh pegawai honorer laianya termasuk profesi keperawatan. Umumnya supaya bisa diangkat harus mengabdikan diri selama 5-10 tahuan. Bukan waktu yang singkat untuk menjalani hal ini. dengan gaji selama menjadi TKS kisaran Rp. 250.000,- sampai Rp. 500.000,- perbulan ini sambil menunggu pendaftaran dan tes CPNS, itu yang diutarakan teman-teman selama ini.

Sungguh malang sekali nasip TKS, yang jaga 24 jam dengan shift pagi, sore dan malam, belum lagi harus merujuk pasien kerumaha sakait, mencuci alat setelah tindakan, menyeterilkan alat, melakukan tindakan, melakukan pengkajian, melakukan penkes, membuatkan resep, membuat dokumentasi keperawatan, melakukan konsul dengan dokter tak jarang mengunakan pulsa pribadi, seting alat, seting tempat dll. Dengan segudang resiko dan pertangung jawaban hanya dihargai Rp. 250.000,- sampai Rp. 500.000, sungguh ironi. Tak sesuai dengan mereka yang sudah PNS hanya masuk kerja pagi tanpa ada shift sore dan malam. Gaji lancar, tiap saat hari pasaran atau kalangan mereka jalan-jalan kepasar. Datang kerja kekantor. Kalau saya boleh bilang hanya untuk formalitas alais ngisi absen saja. Setelah sampai kantor pegan HP dan GADGET masing-masing. Datang telat pengenya pulang cepat. Jika ada yang setuju moggo kalau tidak ya sudah. Kalau merasa ya.. monggo diperbaiki. Ini hanya sebuah kritikan saja.

Selama saya bekerja hampir tidak melihat adanya penyuluhan, pembekalan khusus untuk tenaga kerja baru, tidak ada PROTAB (prosedur tetap), SOP (standar operasional prosedur), standar pelayanan, safety pasien, safety paramedis, leaflet, flipchart, PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) untuk tingkat pelajar SD, SLTP dan SLTA. Mengapa tidak diadakan penyuluhan bahaya TBC, bahaya sek bebas, bahaya NAPZA dan bahaya merokok, atau sekedar pelatihan P3K. Sama sekali tidak mengendus adanya kegiatan ini. entah saya yang tidak tahu atau dilakaukan ketika posyandu dan dilakukan bidan desa!

Saya menyakini bahwa dari setipa kelulusan perguruan tinggi disetiap kampusnya dibekali ilmu keperawatan yang terbaru, mengapa mereka tidak mau merubah dan membuat hal yang terbaru dipuskesmas. Banyak yang mempunyai angapan bahwa puskesmas pelayananya ecek-ecek alias abal-abal. Walau disediakan obat geratis mereka lebih banyak memilih berobat dibalai pengobatan dan klinik. Karena mereka mempunyai anggapan jika sakit harus disuntik. Tapi kalau dipuskes tidak demikian. Mereka yang mempunyai kelinik ramai dikunjungi pasien untuk berobat, jangan marah dan kecil hati jika puskesmas tidak ramai. Mereka mendirikan klinik umumnya berani bersaing dan berani memberi obat yang bagus. Mereka siap untuk bersaing untuk memebrikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Jika puskesmas atau instansi kepemerintahan yang serba ada fasilitasnya, tidak mamapu bersaing dengan klinik-klinik jangan salahkan pegawainya atau pasienya. Kaji lagi mengapa kalah bersaing dengan klinik-klinik yang menjamur saat ini, karena mereka mendirikan klinik dengan persiapan yang matang dan manajement yang handal. Makanya mereka berani bersaing. Anggapan pasien mahal tak jadi masalah yang penting sembuh dan pulang tidak membawa oleh-oleh penyakit lain infeksi nosokomial (INOS). Itu yang terjadi disekitar kita saat ini.

Perbaiki diri dan perbaiki seluruh sistem pengetahuan kita. Dengan demikian kita siap bersaing dipasar global. Jangan merasa cepat puas dengan apa yang kita dapatkan, jika kita cepat puasa tidak akan ada yang namanya perbaikan, contoh yang sangat jelas istilah “perbeden” sekarang sudah tidak digunakan lagi. Update pengetahuan sangat penting menyangkut kiat hidup orang banyak. Jangan sakit hati jika tidak bisa mengikuti perkembangan dan keinginan pasar kita akan di tuding sebagai pelaku pelanggaran.

Hanya ada dua pilihan mau maju atau di eliminasi! Tren dan mode pelayanan kesehatan sekarang sudah banyak diperlakukan “Back Nature” berdasarkan himbauan WHO. Jika kita individu tidak melakukan perubahan, jangan salahkan para pasien lebih percaya dengan pengobatan tradisional contoh “sangkal putung”. Merka lebih percaya dengan sangkal putung daripada dengan bedah tulang atau penanaman pen. Merka berdalih dengan murahnya pengobatan ini serta tidak bertele-tele meraka menyerbu pengobatan ini. jangan salahkan jika kita nanti krisis akan kepercayaan dari masyarakat kita sendiri. Bom merang siap mengenjar kita sendiri. Memang benar semua ini tergantung dari sumber daya manusia. Tapi kita tidak tau mereka mencari-cari kesalahan kita atau sekedar bertanya dan konsul.

Pembaca yang mulia ..

Pesan moral yang akan saya sampikan, jangan sampi dengan adanya perbedaan menjadikan kita berseteru. Air dan minyak tidak bisa menyatu, namun mereka bisa berdampingan dan saling membutuhkan. Apaun yang kita kerjakan jangan sampai melukai perasaan orang lain. Ingat mulutmu harimaumu. Semua akan indah dan berdaya guna jika kita mengikuti peraturan yang ada. Jangan sampi dengan adanya perbedaan dan munculnya gagasan baru lalu diremehkan, cobalah renungi isi dari setiap kreasi baru serta jangan menyepelekan pembicaraan. Jangan lihat siapa yang berbicara, tpi lihatlah apa yang dibicarakan dan apa kandungan dari pembicaraanya.

Terimakasih..

                                                            Lubuk Seberuk, 04 September 2014

                                                            Ahmad Irfankahan Hmim Sutopo



Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi