Entah
apa yang melatar belakangi saya menjadi tergugah dan sangat berselera untuk
berjalan menemani rekan, urusan pekerjaan. Jelas-jelas tidak ada sangkut
pautnya dengan kedudukanku ataupu tak ada imbasnya jika saya tidak menemani
perjalanyanya untuk menghadap atasnya. Dengan rasa grentek mau dan menemani bahkan
sampi bermalam ditemapt teman karena tempatnya yang lumayan jauh dan melewati
hutan belantara, malam-malam dengan cuaca agak berembun menambah pula susahnya
untuk menjadi joki sepeda motor.
Dalam
hati mengapa saya harus ikut dan mengiyakan ketika tadi bakda sholat Asar, di
ajak dan tiba-tiba mau. Sepanjang perjalanan saya hanya bisa berharap tidak
ketemu dengan binatang buas dan bangsa lelembutan, maklum jalan gelap tak
satupun orang yang melintasi hutan ketika malam itu. Jalanya sudah tidak jalan
setapak lagi melainkan jalan binatang buas : beruang dan babi hutan.
Sektar
30 menit menyeberangi hutan yang lebat, akhirnya sampailah saya dan rekan saya
ditepian desa dan memasuki area yang agak pantas untuk disebut jalan manusia.
Sesampainya saya di atas jembatan sungai yang menghubungkan antara seberang
hulu dan seberang hilir (kata orang palembang). Kami berbenah diri, samil
merapikan jaket yang basah dan peneuh bunga perumpung (tumbuhan liar di hutan
sejenis bambu, namun kecil-kecil). Sambil membersihkan sepedah motor dan
menarik rerumputan yang tertinggal diban, di rem, veleg, di bagian AS belakang
dan depan yang sarat akan ranting dan tanah becek.
Lima
belas menit kemudian sampailah kami di tempat tujuan. Dengan hembusan angain
yang mulaing dingin dan di sambut dengan 2 ekor segawon lanang (anjing jantan),
membuat suasana dramatis. Dengan agak malu dan tidak enak saya menemui atasan
dari rekan saya bahwa kedatangan saya dan rekan hanya ingin mengantarkan
laporan pekerja P.T yang tertinggal.
Tepat
pukul 19.25 kami mulai perbincangan sampai pukul 23.37 WIB. Dalam pembicaraan
kami melibatkan Edi Susanto yang dipercaya sebagai Pengawas lapangan, Mas
Guntur sebagai karyawan P.T. Yang bertugas untuk menerima laporan dari rekan
terkait hasil kerja di lapangan, Bpk Tony selaku staf kantor dari P.T. (Sebagai
Humas) dan yang terakhir saya sendiri Ahmad Irfankhan H.S sebagai perawat yang
bertugas di pedalaman Palembang Indonesia.
Di
sini kami muali membuka topik pembicaraan tentang keperihatinan saya selaku
tenaga medis yang berada di pedalaman. Singakat cerita dan kata sampilah pada
pekerjaan dan kesuksesan. Kesuksesan relatif dan sangat banyak persepsinya
untuk mengatakan sukses. Sampai pada cerita beliau Bpk Tony yang bercerita
tentang dahulu beliau waktu masih sebagai buruh, sampai pada menjadi pemborong
bangunan, menjadi supir angkot dengan kaki pincangnya (faktur/patah ditabarak
pengandara motor), menjadi supir Travel cabang dari Malaysia, yang harus
menghidupi adik-adiknya, bahkan sampi saat ini.
Dari
cerita yang saya tangkap bahwasanya ketika masa sulit beliau tidak putus asa
dengan selalu memberi dan membantu sesama yang membutuhkan walau dengan tiada
imbalan. Ketika lulus SMA beliau ditinggalkan oleh ayah tercinta, dan harus
mendaftarkan adiknya yang kala itu akan memasuki kelas SMA, dengan keterbatasn
dan penghasilan pas-pasan beliau hanya mempunyai uang Rp.150.000,-beliau
berfikir jika uang ini saya gunakan pas pada waktu adiknya hendak mendaftar
uang ini akan habis, lalu beliau menabungkan uang di bank BCA, dahulu dengan
uang sebanyak itu tidak ada potongan-potongan perbulan. Sembari mencari tambahan
uang untuk mendaftarkan sang adiknya ia bekerja di perusahaan di bidanga jasa
travel cabang Malaysia (entah PT apa). Taklama waktu yang dinanti tiba pas hari
pendaftaran buku tabungan tersebut hilang tak tau kemana, dicari-cari sampi
bjelimet tetap tidak ketemu. Pendaftaran kala itu tahun 1994 membutuhkan uang
Rp. 80.000. tidak tahu buku tersebut lenyap dimakan apa. Tiba disekolahan sang
adik beliau bertemu dengan kepala sekolah, jika mendaftar harus cass bayarnya
jika tidak bakalan di geser dengan peserta lain. Terus berfikir dapat uang
dimana. Beliau hanya berjanji nanti jam 10.00 WIB Insaallah saya bayar.
Tiba-tiba dapat telphon dari perusahaan bahwa yang bernama Tony harus menghadap
kekantor. Dengan hati dag dig dug pergilah kekantor. Tiba-tiba dari direktur
kantor memberikan amplop yang beri isi Photo dan surat, serta di dalam ampop
tersebut berisi ampol yang beisi uang sejumlah Rp. 150.000 dan surat berisi
pernyataan puas atas pelayanan dari bapk Tony surat tersebut dari costemer dari
Yunanai, mengatakan puas dan memberi penghargan kepada beliau.
Sangat
jelas dari cerita diatas bahwa siapapun yang kita tolong dan kita beri, kelak
Allah SWT kan memberi apa yang kita butuhkan dengan jalan tak disangka-sangka.
Jelas bersabarlah, ikhlas menolong dan jangan mengeluh disetiap persoalan dan
keadaan, semua pasti ada hikmah dan rencana ALLAH kita tidak tau..
Good
luck ..
Sungai
Lumpur, 06 Mei 2014
Komentar
Posting Komentar
askep45.com