Langsung ke konten utama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Setalah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam mulai tanggal 16 Juli 2012 sampai dengan tanggal 19 Juli 2012 pada pasien Ny “S” dengan  Congestive Heart Failure ( CHF ) di Ruang Bougenville 4 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, maka penulis mendapatkan pengalaman nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien tersebut. Penulis dapat melakukan langsung proses keperawatan mulai dari pengkajian, memenentukan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta pendokumentasian.
1.      Pengkajian
150
Data yang didapat saat pengkajian Senin, 16 Juli 2012 jam 07:30 WIB, pasien mengatakan jika berkativitas mudah lelah, sesak nafas respiratori rate : 25 x/ menit, pasien mengatakan mandi satu kali dalam sehari pada pagi hari, pasien mengatkan belum b.a.b selama dirawat dirumah sakit mulai tanggal 11Juli -16 Juli 2012, pasien mengatakan nyeri pada tangan kiri skala 3 (0-5) nyeri dirasa hilang timbul, nyeri dirasakan sekitar 5 menit, nyeri timbul pada malam dan pagi hari, pasien mengatakan terpasang kateter sejak tanggal 11 Juli 2012. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan itervensi bagi perawat. Didapatkan beberapa data pengkajian yang sesuai  dengan Doengoes (2000), karena pada saat dilakukan pengkajian data tersebut muncul pada klien. Ada beberapa data pengkajian yang tidak sesuai dengan Doengoes (2000), karena disesuaikan dengan kondisi dan keluhan klien pada saat dilakukan pengkajian. Pada kasus Ny “S” dengan Congestive Heart Failure ( CHF ), diagnosa keperawatan yang muncul ada 6 diagnosa yang rumusanya muncul pada NANDA (2009-2011). Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung, pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, kostipasi berhubungan dengan aktivitas visik tidak cukup, nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis, dan resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (pemasangan IV dan kateter.
2.      Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul dalam Asuhan Keperawatan pada pasien Ny “S” dengan  Congestive Heart Failure ( CHF ) di Ruang Bougenville 4 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Penurunan curah jantung, pola nafas tidak efektif, intoleransi aktivitas, konstipasi, nyeri akut dan resiko infeksi, muncul diag nosa tersebut dan sesuai dengan NANDA
 Muncul empat diagnosa keperawatan, dimana ada tiga diagnosa keperawatan sesuai dengan teori sesuai dengan Doengoes (2000) dan ada satu diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan teori Doengoes (2000) karena disesuaikan dengan kondisi klien dan ada data yang mendukung untuk ditegakkannya diagnosa keperawatan tersebut. Dan ada dua diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak muncul dalam kasus Ny. “S”, karena tidak ditemukan data-data yang dapat mendukung untuk ditegakkannya diagnose keperawatan tersebut. 
3.      Perencanaan
Pada rencana tindakan keperawatan meliputi kriteria, tujuan, tindakan, rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan dengan teori dan memodifikasi tindakan keperawatan melihat kondisi pasien dengan mengikut sertakan keluarga pasien.
Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis menetapkan prioritas masalah dengan menggunakan pola kebutuhan dasar manusia menurut Hierarki Abraham Maslow. Dari perencanaan yang disusun oleh penulis, perencanaan untuk empat diagnosa keperawatan disusun sesuai dengan NANDA, NIC dan NOC.
4.      Pelaksanaan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini pada umumnya telah sesuai dengan rencana tindakan keperawatan.
Dalam tahap pelaksanaan ini penulis menerapkan pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan teori yang ada. Asuhan Keperawatan dan yang diberikan secara berkesinambungan dan terus-menerus, penulis selalu bekerjasama dengan perawat ruang, pasien dan keluarga. Pada kasus ini pelaksanaannya sudah sesuai dengan kondisi pasien tanpa menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat.
Adapun faktor pendukung dari pelaksanaan adalah adanya kerjasama yang baik antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain dengan penulis. 
5.      Evaluasi
Evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pasca evaluasi proses penulis menilai jalannya proses keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan klien. Sedangkan evaluasi hasil mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan penulis dalam rencana keperawatan klien.
Dadi keenam diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny “S” ada dua masalah yang dapat teratasi yaitu diagnosa nyeri akut dan konstipasi, sedangkan untuk diagnosa keperawatan yang teratasi sebagian ada empat yaitu intileransi aktivitas, penurunan curah jantung, pola napas tidak efektif dan resiko infeksi. 
6.      Pendokumentasian
Pendokumentasian dalam asuhan keperawatan ini, dilakukan sesuai dengan kronologis waktu, kriteria, dalam format perencanaan keperawatan yang terdiri dari diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta dalam format catatan perkembangan pasien. Pendokumentasian ini berguna sebagai alat komunikasi antar perawat, serta sebagai alat pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan yang telah diberikan terhadap pasien.
Namun dalam pendokumentasian yang ada di Ruangan Bougenvil 4 IRNA 1 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, penulis menemukan hambatan dalam melakukan pendokumentasaian. Penulis mengalami kesulitan dikarenakan sistem pendokumentasian telah berubah, yang tadinya setatus keperawatan pasien disendirikan dan di isi oleh perawat ruangan, kini berubah menjadi satu dengan catatan atau lembar folow up dokter. Yang menjadikan perawat ruangan dan dokter harus berbagi dan bekerja sama.
  1. Saran
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada Ny “S” dengan Congestive Heart Failure ( CHF ). Pada tahap ini penulis menyampaikan saran kepada pihak rumah sakit, khususnya perawat yang berada di bangsal Bougenvil 4 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta untuk mengoptimalkan pelayanan dan dokumantasian yang kini berubah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi