BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
- Kesimpulan
Setalah
dilakukan tindakan asuhan
keperawatan selama 3 x 24 jam mulai tanggal 16 Juli 2012 sampai dengan
tanggal 19 Juli 2012 pada pasien Ny “S” dengan Congestive Heart Failure ( CHF ) di
Ruang Bougenville 4 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, maka penulis mendapatkan pengalaman nyata tentang
pemberian asuhan keperawatan pada pasien tersebut. Penulis dapat melakukan langsung proses keperawatan
mulai dari pengkajian, memenentukan diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi serta pendokumentasian.
1. Pengkajian
150
|
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul dalam Asuhan Keperawatan pada pasien Ny “S”
dengan Congestive Heart Failure ( CHF ) di Ruang Bougenville 4 IRNA
1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Penurunan curah jantung, pola nafas tidak efektif,
intoleransi aktivitas, konstipasi, nyeri akut dan resiko infeksi, muncul diag
nosa tersebut dan sesuai dengan NANDA
Muncul empat diagnosa keperawatan,
dimana ada tiga diagnosa keperawatan sesuai dengan teori sesuai dengan Doengoes
(2000) dan ada satu diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan teori
Doengoes (2000) karena disesuaikan dengan kondisi klien dan ada data yang mendukung
untuk ditegakkannya diagnosa keperawatan tersebut. Dan ada dua diagnosa yang
ada dalam teori tetapi tidak muncul dalam kasus Ny. “S”, karena tidak ditemukan
data-data yang dapat mendukung untuk ditegakkannya diagnose keperawatan
tersebut.
3.
Perencanaan
Pada rencana tindakan keperawatan meliputi kriteria, tujuan, tindakan,
rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan dengan teori dan memodifikasi
tindakan keperawatan melihat kondisi pasien dengan mengikut sertakan keluarga pasien.
Pada
tahap perencanaan keperawatan, penulis menetapkan prioritas masalah dengan
menggunakan pola kebutuhan dasar manusia menurut Hierarki Abraham Maslow. Dari
perencanaan yang disusun oleh penulis, perencanaan untuk empat diagnosa
keperawatan disusun sesuai dengan NANDA, NIC dan NOC.
4. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini pada umumnya telah sesuai dengan
rencana tindakan keperawatan.
Dalam tahap pelaksanaan
ini penulis menerapkan pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan teori yang ada.
Asuhan Keperawatan dan yang diberikan secara berkesinambungan dan
terus-menerus, penulis selalu bekerjasama dengan perawat ruang, pasien dan keluarga. Pada kasus ini pelaksanaannya
sudah sesuai dengan kondisi pasien tanpa menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat.
Adapun faktor pendukung
dari pelaksanaan adalah adanya kerjasama yang baik antara pasien, keluarga, dan
tim kesehatan lain dengan penulis.
5.
Evaluasi
Evaluasi yang
digunakan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pasca evaluasi proses
penulis menilai jalannya proses keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi, dan
kebutuhan klien. Sedangkan evaluasi hasil mengacu pada tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan penulis dalam rencana keperawatan klien.
Dadi keenam
diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny “S” ada dua masalah yang dapat
teratasi yaitu diagnosa nyeri akut dan konstipasi, sedangkan untuk diagnosa
keperawatan yang teratasi sebagian ada empat yaitu intileransi aktivitas,
penurunan curah jantung, pola napas tidak efektif dan resiko infeksi.
6. Pendokumentasian
Pendokumentasian
dalam asuhan keperawatan ini, dilakukan sesuai dengan kronologis waktu,
kriteria, dalam format perencanaan keperawatan yang terdiri dari diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta dalam format catatan
perkembangan pasien. Pendokumentasian ini berguna sebagai alat komunikasi antar
perawat, serta sebagai alat pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan
keperawatan yang telah diberikan terhadap pasien.
Namun dalam
pendokumentasian yang ada di Ruangan Bougenvil 4 IRNA 1 RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta, penulis menemukan hambatan dalam melakukan pendokumentasaian.
Penulis mengalami kesulitan dikarenakan sistem pendokumentasian telah berubah,
yang tadinya setatus keperawatan pasien disendirikan dan di isi oleh perawat
ruangan, kini berubah menjadi satu dengan catatan atau lembar folow up dokter.
Yang menjadikan perawat ruangan dan dokter harus berbagi dan bekerja sama.
- Saran
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada
Ny “S” dengan Congestive Heart Failure ( CHF ).
Pada tahap ini penulis menyampaikan saran kepada pihak rumah sakit, khususnya
perawat yang berada di bangsal Bougenvil 4 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta untuk
mengoptimalkan pelayanan dan dokumantasian yang kini berubah.
Komentar
Posting Komentar
askep45.com