Langsung ke konten utama

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III
TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian
Hari/tanggal                : Senin 16 Juli 2012
Jam                              : 07:35 WIB
Temapat                      : Ruang Bougenvil 4  IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Oleh                            : Ahmad Irfankhan Hamim Sutopo
Metode                        : Wawancara, Observasi, Pemeriksaan Fisik dan Studi Dokumentasi
Sumber data                : Pasien, Keluarga Pasien, Perawat, Status pasien dan Dokter
1.         Identitas
a.     Pasien
1)      Nama pasien                      : Ny “S”
2)      Tempat tanggal lahir         : Sleman, 31 Desember 1970
3)      Jenis kelamin                     : Perempuan
4)      Agama                               : Islam
5)      Pendidikan                        : SD
6)      Pekerjaan                           : Ibu Rumah Tangga
7)      Suku / bangsa                    : Jawa Indonesia
a)      Alamat                              : Kenaruhan RT05/18 Dono Kerto Turi        
                                           Sleman
8)      Diagnosa medis                 : Congestive Heart Failure ( CHF )
9)      No CM                              : 01592155
10)  Tanggal masuk RS            : 11 Juli 2012 23:47 WIB
b.      Penanggung jawab/keluarga
1)      Nama                                 : Tn “S”
2)      Umur                                 : 45 Tahun
3)      Pendidikan                        : Tidak Lulus SD
4)      Pekerjaan                           : Buruh
5)      Alamat                              : Kenaruhan RT05/18 Dono Kerto Turi
                                           Sleman
6)      Hubungan dengan pasien  : Suami
7)      Status perkawinan             : Menikah 
B.     Riwayat Kesehatan
1.         Kesehatan Pasien
a)        Keluhan Utama Saat Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri ( seperti dipukul benda tumpul ), ditangan kiri pasien, sekala 3 ( 0-5 ), nyeri hilang timbul, nyeri kambuh terutama pada malam hari dan pagi hari tiap kali nyeri dirasakan selama 5 menit.
2.         Riwayat kesehatan sekarang
Enam bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh sesak napas, kaki bengkak kanan dan kiri, lalu pasien dan keluarga membawa berobat di RS Panti Nugroho, Turi Sleman, dirawat selama 2 hari di ruang ICU, lalu pasien pindah kebangsal. Pasien mengatakan selama dirawat mendapatkan terapi Digoxin ruti 1x1tiap minum. Obat yang menyebabkan banyak kencing dan berwarna biru.
Empat hari sebelum masuk rumah sakit, pasien sesak nafas memberat, terutama sesak nafas saat beraktivitas, Orthopnea sesak napas saat berbaring ( OP ) tidur terasa nyaman saat mengunakan 3-4 bantal, Paroksimal Noctural Dypsnea kesulitan bernapas saat malam hari ( PND ), kedua kaki bengkak, perut membesar, nyeri dada. Lalu keluarga membawa pasien ke RSUP Dr Sardjito, dan disarankan untuk mondok di ICCU, RSUP Dr Sardjito. Selama mondok 2 hari diruang ICCU RSUP Dr Sardjito pasien mendapatkan terapi Lasix 1 Ampul ( 20 mg/8 jam/IV ), Simarck 1x2 mg, Aspark 1x, pada perawatan hari ke-2 pasien mendapatkan terapi Unfection hepari ( UFH ) bolus. Dan telah dilakukan Echocardiografi, setelah kondisi membaik, pasien pindah. Ke Unit Bangsal penyakit dalam ruang Bougenvil 4, IRNA 1. Pada tanggal 11 Juli 2012 pasiem masuk ke bangsal Bougenvil 4 dengan keluhan yang sama yaitu sesak nafas, pasien mengeluh kedua kakinya bengkak.
3.         Riwayat Kesehatan
Sebelum pasien di rawat di RSUP Dr Sardjito, pasien pernah di rawat di RSUD Sleman selama 5 hari (3 bulan yang lalu), di nyatakan sembuh dan pulang, lalu kambuh lagi dan memberat. Setelah kambuh lagi pasien mondok 2 hari di RS Panti Nugroho, cangkringan Sleman, membaik dan pulang. Lalu pasien kambuh lagi dan keluarga membawa pasien ke RSUP Dr Sardjito.
4.         Riwayat Kesehatan Keluarga
a.         Genogram


Gambar 3.1. Genogram keluarga pasien
Sumber: data primer pasien 2012

b.             Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang sakit serupa dengan pasien. Pasien mengatakan dahulu pasien pernah sakit dan di rawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama. 
C.    Kesehatan Fungsional
1.         Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan Terhadap Kesehatan
Pasien dan keluarga mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit atau mengalami masalah pada kesehatan, keluarga langsung memeriksakanya kepuskesmas dan apabila tidak ada perubahan keluarga memeriksakan ke rumah sakit. 
2.         Pola Metabolik-Nutrisi
Pasien dan keluarga mengatakan saat sebelum sakit makan 3 kali sehari, dengan selera makan cukup baik (bila makan selalu habis). Dengan makanan pokok nasi, lauk pauk, adapun lauk pauk yang sering terhidang seperti : tempe, tahu, ikan, daging dan telur, serta sayur-sayuran serta buah-buahan (salak). Pasien mengatakan saat sebelum sakit pasien minum 5-6 gelas air putih dan teh manis, serta terkadang minum minuman kemasan yang ia beli.
Pasien mengatakan saat sakit dan dirawat dirumah sakit pasien makan 3 kali sehari dari diet yang di sediakan rumah sakit. Pasien mengatakan dari diet yang disediakan rumah sakit, selalu habis di makan walau terkadang makannya tidak langsung habis. Pasien mengatakan minum 2-3 gelas perhari dari minuman yang di berikan atau di sediakan dari rumah sakit. Diet yang di sediakan di rumah sakit, the manis, air putih serta minuman tambahan susu rendah garam dan rendah kolestrol.
3.         Pola Eliminasi
Pasien mengatakan saat sebelum sakit BAB 1 kali sehari, biasanya pada pagi hari, dengan konsistensi berwarna kekuningan khas feses, bau khas feses, lembek, tidak keras. Tidak bercampur darah atau tidak ada kelainan saat BAB. Pasien mengatakan tidak pernah mengunakan obat pencahar. Pasien mengatakan BAK saat sebelum sakit 4-6 kali dalam sehari dengan konsistensi cair terkadang berwarna kuning jernih, tidak ada kelainan ataupun sakit saat berkemih. Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat dioretik ( untuk memperlancarkan b.a.k)
 Pasien mengatakan selama sakit pasien belum b.a.b mulai tanggal 11 Juli-16 juli 2012. Saat dilakukan pengkajian pasien belum b.a.b. Pasien mengatakan b.a.k lancar melalui Dhower Catheter (DC) sejak tanggal 11 juli 2012.
4.         Pola Aktivitas-Latihan
Pasien mengatakan sebelum sakit semua aktivitas sehari-hari dilakukan secara mandiri dan biasanya di lakukan tanpa bantuan. Pasien mengatakan saat melakukan aktivitas juga tidak cepat lelah. Pasien mengatakan saat selama sakit aktivitas semua dibantu oleh keluarga dan perawat yang jaga pada saat itujuga selama sakit pasien merasa mudah lelah, pasien tampak berbaring semifowlwe dan pasien tampak berbaring ditempat tidur.
Tabel. 3.1. tabel skala ketergantungan
Skala ketergantungan dalam beraktivitas sehari-hari tanggal 11-19 juli 2012
AKTIVITAS
KETERANGAN
0
1
2
3
4
Bathing

ü   



Toileting




ü   
Eating
ü   




Moving

ü   



Ambulating

ü   



Walking




ü   
Sumber : data primer pasien, 2012
Keterangan :
0                          : Mandiri/ tidak tergantung apapun
1                          : Dibantu dengan alat
2                          : Dibantu oranglain
3                          : Dibantu alat dan orang lain
4                          : Tergantung total
5.         Pola Istirahat- Tidur
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya tidur malam pukul 21:00 – 05:00 WIB. Saat menjelang tidur tidak ada aktivitas yang lain kecuali nonton TV bersama keluarganya. Saat tidur tidak mengalami kesulitan ataupun harus ada hal-hal yang harus dilakukan. Pasien juga mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat tidur. Pasien mengatakan pada siang hari tidur hanya sekitar 1-2 jam biasnya tidur setelah lelah bekerja dari ladang salak. Saat sakit pasien mengatakan tidak mengalami ganguan saat tidur. Saat dirawat biasanya tidur muali pukul 21:30 – 05:45 WIB
6.         Pola Hubungan Peran
Pasien mengatakan sebelum sakit, hubungan pasien, keluarga dan tetangga tidak ada masalah dan baik-baik saja. Pasien mengatakan saat sakit. Hubungan peran antara pasien, perawat, ahli gizi, dokter serta pasien lainya baik-baik saja. 
7.         Pola Toleransi Terhadap Stress Koping
Pasien mengatakan jika ada masalah dalam rumah tangga ataupun masalah dalam hal kesehatan selalu dibicarakan dengan anggota keluarganya terutama suami, anak serta orang tuanya.
8.         Pola Kognitif dan Persepsi
Pasieng mengatakan tidak punya masalah kognitif dan masalah persepsi yang mengganggu kesehtanya.
9.         Pola konsep diri dan persepsi diri
a.         Gambaran Diri
Pasien mengatakan dapat menerima keadaan yang saat ini terjadi padanya, serta menyadari bahwa sekarang menjadi pasien yang sedang sakit serta harus di rawat secara intensif di rumah sakit.
b.        Harga Diri
Pasien mengatakan walaupun dengan keadaanya seperti sekarang ini pasien tidak merasa malu dengan orang lain atau dengan pasien lain serta tenaga kesehatan yang sedang merawatnya. Pasien mengatakan dengan keadanya seperti sekarang ini pasien merasa lebih  di perhatikan walaupun dengan keadaan sakit dan di rawat di rumah sakit.
c.         Peran Diri
Pasien mengatakan sadar bahwa dirinya adalah seorang ibu rumah tanggaserta menjadi seorang ibu dari ke-2 anaknya, menjadi menatu, serta menjadi nenek. Pasien mengatakan sadar bahwa saat ini sedang sakit dan dirawat dirumah sakit.
d.        Ideal Diri
Pasien mengataka ingin segera cepat sembuh, ingin cepat pulang kerumahnya, dan menjalani kehidupan seperti saat sebelum sakit, serta ingi cepat berkumpul dengan keluaranya di rumah.
e.         Identitas Diri
Pasien mampu mengatahui dan mampu menyebutkan identitas dirinya dengan benar, serta tidak ada kata-kata yang menunjukan disorentasi.
10.     Pola Reproduksi dan Seksualitas
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang perempuan serta mengalai menstruasi, pernah mengalami proses kehamilan melahirkan, mempunyai 2 anak, dan belum monopouse.
11.     Pola Keyakinan Nilai
Pasien mengatakan selalu berdoa kepada Allah SWT dan memohon agar cepat sembuh. 
D.    Pemeriksaan Fisik
1.         Keadaan Umum
Kesadaran            : compos mentis
Status Gizi           : TB :   155 CM
BB 49 kg
IMT                      : BB : 49 kg
(TB)2 : (1,55)
      : 49 kg
2,4025
: 20 Normal
Tanda Vital          : TD                 : 130/90 mmHg
Suhu                     : 36,5o C
Nadi                     : 76X/Menit
RR                        : 25X/Menit
2.         Pemeriksaan secara sistematik (Cephalo- Caudal)
a.         Kulit
Kulit tampak sawo matang kehitam-hitaman, tidak pucat, turgor kulit baik, intergritas kulit baik, lembab, tidak terdapat kelainan kulit, tidak terdapat lesi ataupun jaringan parut, kulit tampak berseih.
b.        Kepala
Bentuk kepala Mesocephal, tampak kulit kepala kotor, tidak ada bekas luka, warna rambut kehitaman, tumbuh merata,  tidak ada kelainan bentuk, tidak ada udem pada area wajah, tidak ada kelainan bentuk pada wajah pasien.
c.         Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada kelainan bentuk, mata, keadaan mata bersih, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak menggunakan alat bantu untuk melihat (kaca mata), bulu mata tumbuh merata, alis tidak ada kelainan bentuk, tidak mengunakan memakai bedak. Tidak ada bekas luka ataupun jaringan parut.
d.        Telinga
Telinga kanan dan kiri berbentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk, telinga tampak bersih, dari kedua telinga tidak ada cairan yang keluar, tidak ada pus. Tidak terdapat bekas luka ataupun jaringan parut, fungsi pendengaran baik (saat dilakukan tes dengan ketukan).
e.         Hidung
Tampak hidung simetris, tidak ada kelainan bentuk, hidung bersih, fungsi penciuman baik ( tes membau obat ), tidak ada cairan yang keluar dari hidung. Tidak terdapat bekas luka ataupun jaringan parut. Dihidung pasien terpasang oksigen 2 liter/menit, sejak tanggal 11 Juli 2012. 
f.         Mulut
Bentuk mulut tampak simetris, tidak ada kelainan bentuk, bibir tampak simetris, tidak terdapat stomatitis pada area bibir, tidak terdapat bekas luka atupun jaringan parut. Mukosa bibir kemerahan tidak anemis dan lembab.
g.        Leher
Pergerakan leher bebas, ekstensi, fleksi, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada bekas luka dan jaringan parut, tidak ada perbesaran kelenjar tiroid, tampak ada perbesaran vena jungularis sebesar (1cm) dibagian leher kiri dan kanan.
h.        Tengkuk
Pasien mengatakan tidak ada kaku kuduk, sakit saat digerakan.
i.          Dada
1)        Inpeksi
Ekspansi dada tampak simetris, tidak ada ketingalan gerak saat bernafas, tidak ada kelainan bentuk, tidak terdapat lessi ataupun jaringan parut,  bentuk dada normochest, itus cordis tidak tampak, kulit sawo matang kitadk ada kelainan kulit.
2)        Palpasi
Saat dilakukan palpasi tidak ada nyeri, tidak ada massa ataupun benjolan, taktil fremitus ada gerakan seimbang dan simetris serta tidak terjadi ketinggalan gerak.
3)        Perkusi
terdengar suara paru sonor resonan
4)        Auskultasi
Terdengar suara nafas atau paru vesikuler bunyi jantung lub dub S1 S2 dan S3 atau terdengar suara tambahan.
j.          Payudara
1)        Inspeksi
Payudara tidak ada benjolan, bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada kelainan bentuk. Tidak ada bekas luka atupun jaringan parut.
2)      Palpasi
3)      Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa di area payudara.
k.        Punggung
Bentuk punggung simetris tidak ada kelainan bentuk, tidak ada kifosis dan lordosis, tidak ada bekas luka dan tidak ada jaringan parut.
l.          Abdomen
1)      Inpeksi
Bentuk abdomen tampak simetris, tidak ada bekas luka tidak ada jaringan perut, tidak ada benjolan, tampak perut buncit (udara, massa) seperti hamil. Warna kulit sawomatang, tidak pucat. Pasien mengatakan perutnya terasa penuh dan terasa sebah.
2)      Auskultasi
Terdengar suara peristaltik usus 12X/menit (normal 18-20X/menit)
3)      Perkusi
Suara terdengar hipertimpani, karena perut kembung.
4)      Palpasi
5)      Tidak ada nyeri pada ke-4 kuadarant tidak ada perbesaran organ. Pada kuadran 4 diabdomen pasien teraba massa.
6)      Anus dan Rectum
Tidak ada hemoroid, pasien mengatakan biasanya dibersihkan ketika pasien mandi dan b.a.b, membersihkanya dengan air.
m.    Genitalia
Diarea vagina tidak ada kelainan bentuk, tidak ada caira atu pus yang keluar dari vagina, atau bau yang menyengat pada vagian, mons pubis di tumbuhi rambut pubis merata serta bersih, terpasang dower cateter ( DC ) sejak tanggal 11 Juli 2012.
n.      Ekstrimitas
1)      Atas
Angota gerak atas lengkap, jari-jari tangan lengkap, tidak terdapat udem pada kedua tangan, jari-jari dari kedua tangan lengkap 10 jari. Serta tidak ada bekas luka atau jaringan parut. Fungsi kedua tangan serta gerakan tidak ada gangguan. Ditangan kiri tampak bekasi kebiruan dan bekas tusukan pengambilan darah serta bekas infus, di tangan kanan terdapat IV line ukuran 21, sejak tanggal 16 Juli 2012, balutan tampak bersih. Pasien tampak meringis menahan sakit dan sesekali tampak mengelus-elus tangan kirinya yang nyeri.
2)      Bawah
Pada ekstermitas bawah, anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan bentuk ataupun dis fungsi dari ekstermitas, ke-2 kaki lengkap mempunyai jari-jari 10 setta tidak ada bekas luka, dan ada bekas jaringan parut pasca jatu dahulu. Pada kedua kaki tidak ada udem. 
E.     Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Tabel. 3.2. Pemeriksaan darah rutin. Tanggal pemeriksaan, 11 Juli 2012.
No
Jenis pemeriksaan
Hasil
Satuan
Normal
Interpretasi
1
Albumin
3,51
g/dL
3,1-50
Tinggi
2
SGOT/AST
38
u/L
15-37
Tinggi
3
SGPT/ALT
17
u/L
8-35
Normal
4
BUN
12
mg/dL
7-20
Normal
5
Creatin
0,97
mg/dL
0,6-1,3
Normal
6
GDS
102
mg/dL
74-106
Normal
7
Natrium/sodium
138
mmol/L
136-145
Normal
8
Kalium/potasium
3,8
mmol/L
3,5-5,1
Normal
9
Cloride
96
mmol/L
98,00-107,00
Rendah
                                    Sumber : status pasien, 11 Juli 2012
2.      Radiologi
Pemeriksaan  EKG tanggal 12 Juli 2012
Trauma jangsional, HR:35Xmenit, posisi vertikal. PR: Axis RAD, jangsional STEMI QRS A:15 RAD ami, lateral, pirer wife Dedo ami antroseftal Bigest multypel vel.

F.     Terapi Yang Diberikan
Terapi yang di dapat oleh pasien :
Injeksi Lasix (diuretik) 20 mili gram/IV line/8 jam waktu pemberian jam 08:00 WIB pagi, jam 16:00 WIB dan jam 00:00 WIB.
Injeksi Lalu pada tanggal 17 mendapat lasinx 20 mili gram/IV line/12 jam, waktu pemberian pukul 08:00 WIB pagi dan pukul 20:00 WIB
Obat oral Laksadin (pencahar) 1X2 sendok makan waktu pemberian jam 23:00 WIB
Obat oral simarck (trombolitik) 1X2   Mili gram waktu pemberian jam 22:00 WIB
Obat oral aspar K (elrktrolit) 1X1 tablet 08:00 WIB.
G.    Analisa Data
Tabel 3.3 analisa data                        
No
Analisa data
Penyebab
Masalah
1
DS :
Pasien mengatakan jika aktivitas mudah lelah (terlalu banyak gerak)
DO :
˗          Pasien tampak beraktivitas di tempat tidur
˗          TD : 130/90 mmHg
˗          Nadi : 76x/menit
˗          RR : 25x/menit
˗          Injeksi Lasix 20 mili gram/IV/8 jam
Perubahan kontraktilitas
Penurunan curah jantung
2
DS :
-          Pasien mengatakan sesak nafas
DO :
-          Pasien terpasang oksigen 2 liter/menit
-          Pasien tampak berbaring semifowler
-          RR : 25x/menit
-          Nadi : 76x/menit
-          Pasien tampak terbaring di tempat tidur
Penurunan energi atau kelelahan
Pola napas tidak efektis
3
DS :
-          Pasien mengatakan mandi 1x sehari pada pagi hari
DO :
-          Rambut pasien tampak kotor
-          Aktivitas tampak ditempat tidur
-          Aktivitas di bantu keluarga dan perawat
-          Bathing : dibantu dengan alat, skala 1 (0-4)
-          Toileting : tergantung total, skala 4 (0-4)
-          Eating : mandiri/tidak tergantung apapun, skala 0 (0-4)
-          Moving : dibantu dengan lat, skala 1 (0-4)
-          Ambulating : dibantu dengan alat, skala 1 (0-4)
-          Walking : tergantung total, skala 4 (0-4)
Ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Intoleransi aktivitas
4
DS :
-          Pasien mengataka belum b.a.b dari tanggal 11 Juli 2012
-          Pasien mengatakan perutnya terasa penuh
-          Pasien mengatakan perutnya sebah
DO :
-          Perut pasien tampak buncit
-          Saat di lakukan palpasi perut pasien di kuadrant 4 teraba keras dan massa
Aktivitas fisik tidak adekuat
konstipasi
5
DS :
-          Pasien mengatakan nyeri pada tangan sebelah kiri.
-          Nyeri sekala 3 (0-5)
-          Nyeri hilang timbul
-          Nyeri timbul pada malam hari dan pagi hari
-          Durasi nyeri kurang lebih 5 ment
DO :
-          Pasien tampak meringis menahan sakit sesekali mengelus-elus tangan kirinya yang sakit
Agen ijuri biologis
Nyeri akut
6
DS :
-          Pasien mengatakan terpasang kateter sejak tanggal 11 Juli 2012
DO :
-          Pasien tampak terpasang dowe cateter ( DC )
-          Tampak terpasng IV line sejak tanggal 16 Juli 2012
Tindakan invasif ( pemasangan infus da dower cateter )
Resiko infeksi

                   I.            Diangnosa  ( Prioritas )
1.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan jika aktivitas mudah lelah
DO :                                                                                       
§  Pasien tampak beraktivitas di tempat tidur
§  TD : 130/90 mmHg
§  Nadi : 76x/menit
§  RR : 25x/menit
§  Injeksi Lasix 20 mili gram/IV line/8 jam
2.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi atau kelelahan ditandai dengan :
DS :
§  Pasien mengatakan sesak nafas
DO :
§  Pasien terpasang oksigen 2 liter/menit
§  Pasien tampak berbaring semifowler
§  RR : 25x/menit
§  Nadi : 76x/menit
§  Pasien tampak terbaring di tempat tidur
3.      Intoleransi aktivutas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai oksigen ditandai dengan :
DS :
§  Pasien mengatakan mandi 1x sehari pada pagi hari
DO :
§  Rambut pasien tampak kotor
§  Aktivitas tampak ditempat tidur
§  Aktivitas di bantu keluarga dan perawat
§  Bathing : dibantu dengan alat
§  Toileting : tergantung total
§  Eating : mandiri/tidak tergantung apapun
§  Moving : dibantu dengan lat
§  Ambulating : dibantu dengan alat
§  Wolking : tergantung total
4.      Konstipasi berhubungan dengan aktivitas fisik tidak adekuat ditandai dengan :
DS :
§  Pasien mengataka belum b.a.b dari tanggal 11 -16 Juli 2012
§  Pasien mengatakan perutnya terasa penuh
§  Pasien mengatakan perutnya sebah
DO :
§  Perut pasien tampak buncit
§  Saat di lakukan palpasi perut pasien di kuadrant 4 teraba keras dan massa
§  Laksadin 1X2 sendok makan
5.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai dengan :
DS :
§  Pasien mengatakan nyeri pada tangan sebelah kiri.
§  Sekala sekala 3 (0-5)
§  Nyeri hilang timbul
§  Nyeri timbul pada malam hari dan pagi hari
§  Durasi nyeri kurang lebih 5 ment
DO :
§  Pasien tampak meringis menahan sakit sesekali mengelus-elus tangan kirinya yang sakit
6.      Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasiv ( pemasangan infus dan dhower catheter ) ditandai dengan :
DS :
§  Pasien mengatakan terpasang kateter sejak tanggal 11 Juli 2012
DO :
§  Pasien tampak terpasang dhowe catheter ( DC )
§  Tampak terpasng IV line sejak tanggal 16 Juli 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi