Langsung ke konten utama

LP App

APPENDIKS

A. Anatomi
Appendiks vermiformis (umbai cacing) merupakan organ berbentuk tabung yang terletak pada puncak caecum, pada pertemuan ketiga taenia coli ( taenia libera, mesocolica, dan omentalis). Pangkalnya terdapat di sebelah posteromedial caecum, kira-kira 2 cm dari ileocecalis (Bauhini) dan pada pangkal appendiks terdapat valvula apendicularis (Gerlahi).
Panjang appendiks antara 7-10 cm (rata-rata 8 cm) dengan diameter 0,7 cm (antara 0,5 – 1 cm). Lumennya menyempit di bagian proksimal dan melebar pada bagian distal.
Posisi appendiks sangat bervariasi, yaitu:
1. Retrocecal, merupakan variasi yang paling banyak dijumpai. Pada posisi ini appendiks berputar ke atas di belakang caecum.
2. Pelvic / descendens (30 %), appendiks menggantung ke arah pelvis minor. Pada wanita sangat berdekatan dengan tuba uterine dextra dan ovarium.
3. Antececal, bila appendiks berada didepan caecum.
4. Paracecal, appendiks terletak horizontal dibelakang caecum.
5. Promontorik, ujungnya menunjuk ke promontorium sacri.
6. Retrocolic, appendiks berada dibelakang kolon ascendens dan biasanya tidak memiliki penggantung (retroperitoneal).
B. Definisi
Appendiksitis adalah suatu keadaan peradangan pada appendiks (umbai cacing).
C. Etiologi
1. Obstruksi
Obstruksi adalah sumbatan pada pangkal appendiks. Dengan adanya obstruksi maka mucus yang diproduksi appendiks tidak dapat dicurahkan ke caecum dan tertimbun dalam lumen appendiks. Kapasitas lumen appendiks 0,1 ml sedangkan mucus diproduksi dengan kecepatan 1-2 ml/hari. Timbunan cairan dalam appendiks akan meningkatkan tekanan intraluminal dan menyebabkan desakan pada dinding appendiks (terjadi distensi appendiks). Distensi dinding appendiks selanjutnya menyebabkan tergencetnya saluran limfe dan vasa darah padanya. Obstruksi appendik dapat disebabkan oleh:
a. Sumbatan dalam lumen, jenisnya:
1) Fecolith/sterkolith yaitu massa feses yang membatu
2) Corpus alienum, misalnya biji-bijian.
3) Telur parasit
4) Parasit
b. Bengkokan/tekukan appendiks (kinking)
c. Pembesaran folikel appendiks
d. Stenosis / obliterasi appendiks
e. Pseudoobstruksi, yaitu karena peristaltic yang melemah
2. Infeksi
Infeksi pada appenfiks tejadi cerara hemtogen berasal dari tempat lain.
D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Hb, Hct normal
2. AL meningkat
3. Defferential leucocite bergeser ke kiri
E. Penatalaksanaan
1. Konservatif
2. Appendiktomi radikal
F. Komplikasi
1. Nekrosis dindig appendiks
2. Perforasi dinding appendik
3. Pylebhlebitis
4. Abses hepar multipel
5. Sepsis
6. Appendicitis cronis
DAFTAR PUSTAKA


Doenges, Marilyn. E, 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih bahasa I Made Kariasa. EGC. Jakarta

North American Nursing Diagnosis Assosiation. 2001. Nursing Diagnosis: Deffinition and Clasification, the assosiation. Philadelphia

www. nicnoc@ Harcourt.com.2000. Nursing Intervention Classification and Nursing Outcomes Clasification

Silvya . 1995. Patofisiologi. EGC. Jakarta
























LAPORAN HARIAN

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RS DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan











Disusun Oleh:
Christiana E.D.W
03/172373/EIK/00348



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
YOGYAKARTA
2005
FORMAT LAPORAN PRAKTEK PROFESI
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UGM


Nama mahasiswa : C h r i s t ia n a E. D. W
Tempat praktek : Instalasi Bedah Sentral RS Dr. Sardjito Yogyakarta
Tanggal : 27 April 2005
Di Ruang Persiapan Operasi (Tahap Pre Operasi)
Data Fokus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan