Langsung ke konten utama

Hubungan Antara Peran Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak Dengan Status Gizi Anak Usia Sekolah Kelas I, Di SDN Kadipiro, Bantul

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK
USIA SEKOLAH KELAS I, DI SDN KADIPIRO, BANTUL



Proposal penelitian
























AHMAD IRFANKHAN HAMIM SUTOPO
NIM: 1509003





YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA
AKADEMI KEPERAWATAN YKY
YOGYAKARTA
2010







LEMBAR PERSETUJUAN


HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH KELAS 1, DI SDN KADIPIRO, BANTUL
Proposal penelitin









AHMAD IRFANKHAN HAMIM SUTOPO
NIM: 1509003






Telah disetujui pada tanggal……………











Dosen pembimbing



(Wahyu Ratna )
NIK:………………..

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Tumbuh kembang yang normal pada seorang individu sangat dipengaruhi oleh
interaksi yang kompleks antara pengaruh hormonal, respons jaringan dan gizi. Tingkat
perkembangan yang dicapai seorang anak sangat bergantung kepada banyak faktor. Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah faktor genetik yang sangat berhubungan erat dengan faktor lingkungan. Faktor lain yang juga mempengaruhi tumbuh kembang adalah gizi, sosio, ekonomi, emosi dan lain-lain. Hal lain lagi yang juga berpengaruh adalah kualitas hubungan antara anak dan orang tua, pola pengasuhan anak dan perhatian pribadi serta kebutuhan orang tua. Akhir-akhir ini beberapa kalangan tertentu lebih menyukai istilah potensi genetik- heredo konstitusional (intrinsik) dan peran lingkungan (ekstrinsik) sebagai faktor yang berperan dalam tumbuh kembang. Faktor intrinsik yang dimaksud adalah faktor yang berada dalam tubuh si anak itu sendiri sejak masa konsepsi. Faktor tersebut antara lain faktor genetik, familial, penyakit yang mengenai janin atau selama kehamilan dan lain-lain.
Yang termasuk dalam faktor lingkungan (ekstrinsik) yaitu :
Lingkungan mikro yaitu ibu atau pengganti ibu yang merupakan lingkungan pertama dan paling erat, (2). Lingkungan mini yaitu lingkungan yang terdiri dari keluarga dekat anak seperti ayah, kakak, adik, nenek dan status sosial keluarga, (3). Lingkungan meso yaitu lingkungan di luar rumah seperti sanitasi lingkungan, polusi, tetangga, teman main, sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan formal dan non formal, adat budaya dll.

Pertumbuhan dan Perkembangan anak dalam ilmu kesehatan anak merupakan istilah pertumbuhan dan perkembangan yang menyangkut semua aspek kemajuan yang dicapai oleh jazad manusia dari konsepsi sampai dewasa. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler. Oleh karena itu pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau incih dan dalam kilogram atau pound. Selain itu dapat pula diukur dalam keseimbangan metabolik, yaitu retensi kalsium dan nitrogen oleh badan. Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya keterampilan dan fungsi kompleks. Seseorang berkembang dalam pengaturan neuromoskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya. Maturasi dan diferensiasi sering dipergunakan sebagai sinonim untuk perkembangan. Pertumbuhan fisis, sebagai pertumbuhan badan sebagai keseluruhan.( http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/05/05/tumbuh-kembang-anak)
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak salah satu diantaranya yaitu gizi.(http://bidanku.com)
Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhatubuh. Kebutuhan nutrisi pada setiap orang berbeda-beda berdasarkan unsur metabolik dan genetikanya masing-masing. Nutrisi yang baik akan ikut membantu pencegahan terjadinya penyakit yang akut dan kronik. Keseimbangan antara asupan dan kebuuhan zat gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, kesehatan, aktivitas anak (I Dewa Nyoman S.2001) .
Status gizi anak merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia anak didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa pertumbuhan ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).
Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta anak Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa anak-anak. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.
Sekitar 37,3 juta pendududk hidup dibawah garis kemiskinan, separuh dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari. Lima juta anak berstatus gizi kurang da lebih dari 100 juta penduduk beresiko tehadap berbagai masalah kurang gizi. Secara implisit kesiapan anak usia dini dalam meniti tugas perkembangan yang akan dilewati pada setiap fase tumbuh kembang, perlu dukungan kesehatan jasmani dan rohani yang sehat. Kesehatan memiliki dimensi bahwa keberlanjutan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria dan aktif, akan bisa terealisasi manakala mendapat asupan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang. Atas dasar itulah masalah status kurang pada dekade belakangan ini menjadi perhtian yang serius dibidang kesehatan, sebab hal itu menyangkut kualitas bangsa dimasa mendatang.

Penyebab utama kurang gizi pada anak-anak adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tidak boleh dikonsumsi anak.
Kurang gizi pada anak dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu.
Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi (Unicef, 1998) Sedangkan penyebab mendasar atau akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketidak seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi anak (Soekirman, 2000).
Penelitian Anwar (2006) mengenai faktor resiko kejadian gizi buruk di Lombok Timur. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa gizi buruk di Kabupaten Lombok Timur disebabkan oleh Faktor karakteristik keluarga dan pola asuh, yaitu : pendapatan keluarga (berisiko 5,03 kali), tingkat pendidikan ibu (2,32 kali), pengetahuan ibu mengenai pemantauan pertumbuhan (berisiko 15,64 kali), pengasuh anak (7,87 kali), berat badan lahir (5,73 kali), lama ASI eksklusif (2,57 kali), status imunisasi (10,28 kali), dan pola makan anak (3,27 kali). Namun secara bersama (simultan), hanya pengetahuan ibu yang bermakna sebagai faktor risiko gizi buruk di Kabupaten Lombok Timur. Pada penelitian ini faktor karakteristik keluarga yang menjadi pertimbangan dan dapat mempengaruhi hasil adalah pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan ibu. ( http://anwarsasake.wordpress.com)
Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga. Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prof. Ali berpesan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara peran Ibu dalam memenuhui kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak usia sekolah kelas I di SDN Kadipiro Bantul.?



C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini diketahui hubungan antara peran Ibu dalam memenuhui kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak usia sekolah kelas I di SDN Kadipiro Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tentang karakteristik keluarga terutama Ibu
b. Diketahuinya tentang status gizi anak usia sekolah
c. Diketahuinya peran Ibu dalam memenuhui kebutuhan gizi anak usia sekolah
d. Diketahuinya hubungan peran Ibu dengan status gizi anak usia sekolah kelas I di SDN Kadipiro Bantul

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
Bagi Peneliti
Mendapat pengalaman dalam melakukan penelitian
Memperkaya pengetahuan tentang peranperawat sebagai peneliti
Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bacaan bagi mahasiswa institusi yang bersangkutan.
Bagi Keluarga
Memberikan tambahan pengetahuan tentang pentingnya hubungan antara peran Ibu dalam memenuhui kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak usia sekolah kelas I di SDN KadipiroBantul.

E. RuangLingkup
Ruang lingkup penelitian ini meliputi variabel yang akan ditelitiya itu tentang peran Ibu (variabelbebas) dan status gizi anak usia sekolah kelas I Responden penelitian ini adalah orang tua yang memeliki anak usia sekolah (7 tahun) di SDN Kadipiro Bantul. Peneliti melakukan penelitian pada orang tua dan anaknya karena peran Ibu sebagai pendidik dan penyedia serta dalam memperhatikan status gizi anak sangat menunjang pertumbuhan anak. Peneliti melakukan penelitian status gizi pada anak usia sekolah kelas I karena asupan gizi mereka harus diperhatikan dan dalam hal ini peran Ibu sangat diperlukan untuk menentukan pertumbuhan dan perkembanganan anak usia sekolah kelas I untuk perkembangan otaknya. (Promise gold, 2006)

F. Keaslian Penelitian
Hubungan antara peran keluarga terutama Ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak usia sekolah kelas I di SDN Kadipiro, Bantul. Pada tanggal 17 april 2009, Anwarsasake pernah meneliti hal yang hampir sama di Kabupaten Lombok Timur. Kesamaan penelitian ini adalah menggunakan sampel anak usia sekolah (7 th) ,dan metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Status gizi anak diukur dari BB (berat badan) dan TB (tinggi badan) anak. Perbedaan dengan metode penelitian ini adalah Metode penelitian ini adalah analitik non eksperimen sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Anwarsasake di Kabupaten Lombok Timur adalah eksplanotari survei.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori
Konsep Keluarga
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah suatu persekutuan hidup yang diikat oleh perkawinan, hubungan darah atau adopsi. Didalamnya terdapat ayah, ibu dan beberapa anak (keluarga inti) serta kakek-nenek atau yang lain (keluarga diperbesar). unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan juga anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.dan merupakan sarana terpenting untuk sosialisasi atau penanaman nilai-nilai bagi seorang individu. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga inti (nuclear family) padaumumnya memiliki ikatan emosional yang kuat antara satu individu dengan individuyang lain. Peran kedua orang tua dapat terlihat jelas jika dibandingkan dengan keluargaluas (extended). Hal ini dapat dilihat dari pola asuh yang diterapkan oleh keluarga itu sendiri. Secara universal diketahui bahwa pengalaman orang tua berkembang dari tahun ke tahun, di mana seorang anak bertumbuh dewasa dan orang tua menjadi semakin tua,akan tetapi teori dan metodologi yang cukup memadai dalam perkembangan perspektif tugas orang tua masih harus dibuktikan dan dapat diterima.
Perspektif pada saat ini memfokuskan pada kedudukan dan peran dinamis mereka. Halini perlu untuk dijelaskan bagaimana tipe kepribadian dan tingkat kompetensi dari anggota keluarga berinteraksi dengan proses perkembangan. Secara sekilas, kehidupan sehari-hari menampakkan hal yang biasa saja. Bila dikaji lebih mendalam, ternyatamenghadirkan disparitas fenomena yang menyiratkan banyak persoalan dan memiliki lingkup yang biasa dikatakan sangat kompleks. Dalam era globalisasi dewasa ini, kompleksitas masalah kehidupan mengalami perubahan yang cepat sekali. Hal ini memberikan kesan bahwa kehidupan sehari-hari semakin beraneka. Berkaitan dengan itu, perubahan yang cepat mengharuskan adanya berbagai upaya terhadap anak agar mereka memiliki kemampuan untukmengantisipasi dan mengakomodasinya. ( http://fadli06.ngeblogs.com/2009/09/18/pengertian-keluarga)
Tanggung Jawab Keluarga Bagi Anak
Seiring dengan tuntutan perkembangan jaman, semakin banyak pasangan suami-istri yang bekerja di luar rumah. Sebagai konsekuensinya waktu yang dimiliki orang tua untuk anak semakin sedikit. Keluarga yang dahulu merupakan satu-satunya institusi pendidikan kini fungsinya mengalami banyak perubahan. Secara informal fungsi pendidikan keluarga masih penting, namun secara formal fugsi pendidikan keluarga telah diambil alih oleh sekolah para guru adalah pembantu orang tua pada bidang yang tidak dapat ditangani oleh orang tua sendiri, yakni pengajaran. Tugas sekolah adalah berfungsi sebagai lembaga pengajaran. Segala kegiatan di sekolah harus menunjang pelaksanaan tugas pokok mengajar. Kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, kebudayaan, rohani dan lainnya harus sebagai penunjang proses belajar mengajar, yang sifatnya membantu orang tua dalam mendidik anak. Disisi lain pembentukan watak anak adalah justru bagian pendidikan orang tua yang tidak boleh diserahkan kepada orang tua. Orang tua memiliki tiga tugas dan tanggung jawab berikut ini.
Mengurus keperluan materiil anak-anak.
Mengurus keperluan materiil anak-anak adalah tugas pertama orang tua. Dalam hal ini orang tua harus memberi makan, tempat perlindungan, dan pakaian kepada anak-anak. Anak sepenuhnya masih tergantung kepada orang tuanya, karena anak belum mampu mencukupi kebutuhan sendiri.
Menciptakan suatu “home” bagi anak-anak.
Home di sini berarti bahwa di dalam keluarganya anak dapat
berkembang dengan subur, merasakan kemesraan, kasih sayang, keramah tamahan, aman, dan rasa terlindungi. Dirumahlah anak merasa tentram, tidak pernah kesepian, selalu gembira.
Tugas Pendidikan
Tugas pendidikan ialah mengajar, melatih anak dan
merupakan orang yang pertama yang mengajarkan cara berbicara, cara menghitung jari di tangan, dan cara mengekspresikan rasa kasih sayang dan simpati pada orang lain. Dengan demikian ia merupakan guru pertama dan utama dalam mengendalikan anaknya untuk menjadi orang yang baik dan berguna bagi orang. Kemudian ayah juga harus menjadi orang yang pertama atau orang nomor dua dalam kehidupan anak sebagai pendidik anak dan membimbingnya tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Pengertian Peran Keluarga
Peranan keluarga yaitu seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat. Peran
keluarga sangatlah penting bagi anak usia sekolah, terutama
terhadap status gizi mereka. Adapun perannya adalah sebagai pendidik dan penyedia. Anak-anak sekolah pada umumnya berperilakumakan yang tidak sehat dan mereka makan supaya tidak lapar. Tetapi pilihan makanan mereka masih berubah-ubah. Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang tua kurang memperhatikan status gizi anak,khususnya pada orang tua yang sibuk bekerja di luarmerekahanya memberikan uang saku tanpa membekali makanan yang bergizidari rumah (Promise gold,2006).Mereka terpengaruh iklan makanan dan makanan ringan yangkelihatan menarik tetapimiskin gizi. Mereka makin sering makan di luar,karena itu orang tua harus lebih memperhatikan gizi anak dan
memberikan gizi yang seimbang dan tidak membiasakan anak
jajanan di luar. (Promise gold,2006).
Pemberian gizi yang paling tepat bagi anak-anak adalah tetap berpedoman pada slogan “Empat sehat lima sempurna”. Menurut para pakar, pemenuhan nutrisi pada anak dipengaruhi beberapa faktor seperti pengetahuan seperti pengetahuan gizi keluarga (terutama ibu), daya beli keluarga, kondisi fisik anak, dan lain-lain. Selain peran status gizi dipengaruhi oleh keluarga dan daya beli keluarga. Pengembangan anak sangat dipengaruhi oleh ibu baik secara positifmaupun negatif. Interaksi ibu berpengaruh secara langsung terhadap anak.
Peran ibu sebagai pemberi makan kepada anak cukup menentukan kesukaanatau kebiasaan makan anak ( Madrie, 1981). Sedangkan Sanjur (1982)mengemukakan bahwa sikap orang tua yang paling berpengaruh adalah sikapibunya. Makanan yang tidak disukai ibu umumnya juga tidak disukai anaknya.keputusan konsumsi keluargamelibatkan lima peranan yang dipegang oleh ibu yaitu:
Peran ibu sebagai penjaga pintu yang artinya abu sebagai pemberi inisiatif dalam membeli suatu produk dan mencari informasi tentang produk tersebut untuk mengambil suatu keputusan.
Ibu berperan dalam mempengaruhi pembelian suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan
Ibu berperan dalam menentukan produk apa yang akan dibeli
Umumnya ibu memberikan pendidikan kepada anak anaknya sejak anak tersebut dilahirkan (Purwanto, 1989). Ibu merupakan guru pertama dan terpenting bagi anak.
Pengertian Status Gizi
Status Gizi adalah Keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antarajumlah asupan (“intake”) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan(“requirement”) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliha-raankesehatan, dan lainnya, Status gizi juga merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, merupakan indeks yang statis dan agregatif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan. Status gizi (nutrition status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangandalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentukvariable tertentu ( I Dewa Nyoman Supariasa,2002). Sedangkan menurutReksodikusumo (1989) status gizi sebagai tanda-tanda atau penampilan yangdikaitkan oleh keadaan keseimbangan gizi disatu pihak dan pengeluaranorganisme dipihak lain yang terlihat melalui variabel gizi
Status Gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat - zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat - zat lebih esencial.
Tabel kriteria Berat Badan (BB)
Kriteria Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <>
Kurus sekali Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Obsesitas Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Pengukuran Status Gizi
Antropometri
Secara umum pengertian Antropometri adalah ukuran tubuh manusia.Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometrigizi berhubungandengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihatpada pola pertumbuhan fisik dan proposi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Klinis
Pemeriksaan Klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan - perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel ( supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata rambut dan mukosa oral atau pada organ - organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda - tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.
Biokimia
Pemeriksaan Biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.Jaringan tubuh yang digunakan antara lain :darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisin yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimiafaali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Biofisik
Biofisik adalah Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Pada umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night bindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Survei Konsumsi Makanan
Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.Digunakan untuk pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu.Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
Statistik Vital
Dengan menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.Dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
Parameter Antropometri
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter.Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala. Di bawah ini akan diuraikan parameter itu.
Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesehatan penetuan umur akan menyebabkan interprestasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Berat Badan
Berat Badan merupakan pilihan utama karena berbagai penelitian antara lain :
Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan - perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara luas.
Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan dibuktikan dimana - mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
Tinggi Badan
Ketelitian pengukuran tinggi badan sangatlah penting. Kesadaran pengukuran akan memberikan kesimpulan dan interprestasi yang salah.
LLA
LLA dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat - alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.
Lingkar Kepala
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi dengan keadaan gizi.
Indeks Antropometri
BB / U (Berat Badan Umur)
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dankeseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka BB berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaiknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan BB.
Kelebihan indeks BB / U:
Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
Baik untuk mengukur status gizi akut/kronis
BB dapat berfluktuasi
Sangat sensitif terhadap perubahan - perubahan kecil
Dapat menditeksi kegemukan (over weight)
Kelemahan indeks BB / U:
Dapat mengakibatkan interprestasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites
Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik
Memerlukan data umur yang akurat
Sering terjadi salah pengukuran, seperti gerakan pakaian ataugerakan anak pada saat penimbangan
Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalahsosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak maumenimbang anaknya, karena dianggap seperti barang dagangandan sebagaianya.
'I'B / U
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkankeadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badantidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
Keuntungan indeks TB / U:
Baik untuk menilai status gizi masa lampau
Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah di bawa
Kelemahan indeks TB / U
Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun
Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak
Ketepatan umur sulit di dapat
BB / TB
Berat badan memiliki hubungan yang liniar dengan tinggi badan, dalam keadaan normal berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dan kecepatan tertentu. Indeks BB/ TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini. Indeks BB/ TB merupakan indeks yang independen terhadap umur.
Keuntungan indeks BB / TB:
Tidak memerlukan data umur
Dapat membedakan proposal badan (gemuk, normal dan kurus)

Kelemahan indeks BB / TB:
Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek,cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya,karena faktor umur tidak dipertimbangkan.
Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalarn melakukanpengukuran panjang / tinggi badan pada kelompok balita.
Membutuhkan dua macam alat ukur
Pengukuran relatif lebih lama
Membutuhkan 2 orang untuk melakukannya.
Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran,terutama bila dilakukan oleh kelompok non profesional.
LLA / U
Keuntungan indeks LLA / U:
Indikator yang baik untuk menilai kurang energi, protein dan berat
Alat ukur murah, sangat ringan dan dapat dibuat sendiri
Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi, sehingga dapat digunakan oleh yang tidak dapat membaca dan menulis.
Kelemahan indeks LLA / U:
Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan kurang energi, protein danberat
Sulit menentukan ambang batas
Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Pengetahuan Orang Tua
Pentingnya pengetahuan orang tua mengenai gizi dipengaruhi 3 hal yaitu :
Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
Setiap orang hanya cukup gizi jika makanan dan yang diminumnnya mampumenyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal,pemeliharaan dan energi.
Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehinga penduduk dapatbelajar menggunakan pangan yang baik bagi kebutuhan gizi.
Kurangnya pengetahuan dan salah satu konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum di setiap negara di dunia. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya kemampuan unuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang kandungan zat gizi dalam berbagai bahan makanan, kegunaan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi(http://bundahayatun.multiply.com)
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Perhatian orang tua terutama ibu kepada anak sangat mempengaruhi tingkatkonsumsi makanan pada anak. Hal ini juga didukung dengan pendidikan ibu yangdapat mempengaruhi perilaku anak dalam memilih makanan. Menurut MasriSingarimbun (1995) bahwa pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadapperilaku perwataan anak, khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan.Ibu yang berpendidikan tinggi tidak membiasakan diri untuk berpantang atau tabutehadap bahan atau makanan yang ada. Masyarakat dengan pendidikan yang rendah lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan denganmakanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan.
Faktor ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi tumbuh kembang anak danstatus gizinya melalui kesiapan ekonomi keluarga dalam mengasuh anak.Kesiapan ekonomi keluarga antara lain tergantung besar kecilnya pendapatankeluarga dan pengeluaran keluarga.
Pendapatan Orang Tua
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barangbaik dari pihak lain maupun hasil sendiri sedangkan pendapatanrumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yangbekerja.
Semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentasependapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin sedikit dan semakin rendahpendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin tinggi, hal ini dikarenakan semua hasil pendapatan digunakan untukmencukupi kebutuhan pangan. Mereka yangmempunyai pendapatan sangat rendah cenderung akan membeli karbohidrat,sementara yang lebih mampu akan cenderung membeli makanan lain sepertiprotein dan vitamin. Tingkat pendapatan akan dipengaruhi pola kebiasaan makanyang selanjutnya berperan dalam prioritas penyediaan pangan berdasarkan nilaiekonomi dan nilai gizinya. Pendapatan yang berupa uang yaitu penghasilan yang berupa uang yangsifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa.
Pendapatan berupa barang yaitu penghasilan yang sifatnya reguler danbiasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalambentuk barang atau jasa. Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dapat dibedakan menjadi:
Pendapatan kotor
yaitu pendapatan yang diperoleh belum dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya lainnya.
Pendapatan bersih
yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi pengeluaran dan biaya- biaya lainnya.( http://one.indoskripsi.com)
Bagi mereka pendapatan sangat rendah hanya dapat memenuhi kebutuhanpangan pokoknya berupa sumber karbohidrat yang merupakan prioritas panganutama. Apabila tingkat pendapatan meningkat maka pangan prioritas kedua berupa sumber protein murah dapat dipenuhi.
Pengeluaran Keluarga
Pengeluaran merupakan indikator yang lebih banyak digunakan untukmemperkirakan pendapatan tetap, karena merupakan faktor yang dominan dalammenentukan konsumsi rumah tangga, semakin tinggi pula konsumsi energi,protein dan lemak.
Disamping itu nampak pula kecenderungan makin tinggi pengeluaran,semakin rendah prevalensi gizi kurang untuk anak usia sekolah. Dengan demikian tingkatpengeluaran rumah tangga sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kecukupanenergi dan zat gizi rumah tangga, juga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitasmakanan yang dikonsumsinya
Tingkat Daya Beli Pangan
Tingkat daya beli pangan dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorangyang tergantung pada konsumsi makannya. Konsumsi makanan juga ditentukanoleh kualitas serta kuantitas makanan. Kualitas makanan menunjukkan adanyasemua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan makanan danperbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas makanan menunjukkanjumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.
Latar Belakang Sosial Budaya
Latar belakang sosial budaya serta kebiasaan dalam masyarakat dapatmempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Misalnya halkebersihan, kesehatan, dan pendidikan. Tata cara yang diberlakukan masyarakattidak selalu sesuai dengan syarat-syarat kebersihan dan kesehatan. Demikian jugasikap dan pandangan atau cara berpikir suatu masyarakat belum tentu sesuaidengan kondisi masyarakat yang lebih luas.
Jumlah Anak Dalam Keluarga
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat mempengaruhi tingkat konsumsimakanan yang dimakannya. Hubungan laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi,sangat nyata pada masing-masing keluarga. Sumber pangan keluarga, terutamamereka yang sangat miskin, akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makannyajika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit. Anak-anak yang tumbuh dalamsuatu keluarga miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi di antara seluruhanggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya yang paling terpengaruholeh kekurangan pangan. Sebagian memang demikian, sebab apabila besarkelurga bertambah maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orangtua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan panganyang relatif lebih banyak daripada anak-anak yang lebih tua. Tahun-tahun awalanak-anak yang biasanya meliputi satu hingga enam tahun adalah yang palingrawan gizi. Kurang energi dan protein (KEP) berat akan sedikit dijumpai bilajumlah anggota keluarganya lebih kecil (Suhardjo, 2003).















Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut maka untuk meneliti hubungan antara peran keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak usia sekolah didapat kerangka sebagai berikut:



Keterangan:
: diteliti

: tidak diteliti
Hipotesis
Ada hubungan antara peran keluarga dalam memenuhui kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak usia sekolah di SDN Kadipiro Bantul.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori
Konsep Ibu
Pengertian Ibu
Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya Ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam mengasuh dan membesarkan anak dan panggilan Ibu dapat diberikan untuk orang tua yang bukan orang tuanya kandungnya (biologis) dari seseorang yang mengisi peranaan ini . contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) yang membesrkan anak.
Ibu juga yang selalu menjaga anak-anaknya yang memberi rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama. dan merupakan sarana terpenting untuk sosialisasi atau penanaman nilai-nilai bagi seorang individu. Antara Ibu dan anak padaumumnya memiliki ikatan emosional yang kuat antara satu individu dengan individuyang lain. Peran kedua orang tua dapat terlihat jelas. Hal ini dapat dilihat dari pola asuh yang diterapkan oleh Ibu itu sendiri. Secara universal diketahui bahwa pengalaman orang tua berkembang dari tahun ke tahun, di mana seorang anak bertumbuh dewasa dan orang tua menjadi semakin tua, akan tetapi teori dan metodologi yang cukup memadai dalam perkembangan perspektif tugas orang tua masih harus dibuktikan dan dapat diterima.
Perspektif pada saat ini memfokuskan pada kedudukan dan peran dinamis mereka. Hal ini perlu untuk dijelaskan bagaimana tipe kepribadian dan tingkat kompetensi dari anggota keluarga berinteraksi dengan proses perkembangan. Secara sekilas, kehidupan sehari-hari menampakkan hal yang biasa saja. Bila dikaji lebih mendalam, ternyata menghadirkan disparitas fenomena yang menyiratkan banyak persoalan dan memiliki lingkup yang biasa dikatakan sangat kompleks. Dalam era globalisasi dewasa ini, kompleksitas masalah kehidupan mengalami perubahan yang cepat sekali. Hal ini memberikan kesan bahwa kehidupan sehari-hari semakin beraneka. Berkaitan dengan itu, perubahan yang cepat mengharuskan adanya berbagai upaya terhadap anak agar mereka memiliki kemampuan untuk menganti sipasi dan mengakomodasinya. ( http://fadli06.ngeblogs.com/2009/09/18/pengertian-keluarga)
Tanggung Jawab Ibu Bagi Anak
Seiring dengan tuntutan perkembangan jaman, semakin banyak pasangan suami-istri yang bekerja di luar rumah. Sebagai konsekuensinya waktu yang dimiliki Ibu untuk anak semakin sedikit. Ibu yang dahulu merupakan satu-satunya institusi pendidikan kini fungsinya mengalami banyak perubahan. Secara informal fungsi pendidikan Ibu dan keluarga masih penting, telah diambil alih oleh sekolah para guru adalah pembantu orang tua pada bidang yang tidak dapat ditangani oleh orang tua sendiri, yakni pengajaran. Tugas sekolah adalah berfungsi sebagai lembaga pengajaran. Segala kegiatan di sekolah harus menunjang pelaksanaan tugas pokok mengajar. Kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, kebudayaan, rohani dan lainnya harus sebagai penunjang proses belajar mengajar, yang sifatnya membantu orang tua dalam mendidik anak. Disisi lain pembentukan watak anak adalah justru bagian pendidikan orang tua yang tidak boleh diserahkan kepada orang tua khususnya Ibu. Orang tua atau Ibu memiliki tiga tugas dan tanggung jawab berikut ini :
Mengurus keperluan materiil anak-anak.
Mengurus keperluan materiil anak-anak adalah tugas pertama orang tua yaitu Ibu. Dalam hal ini orang tua harus memberi makan, tempat perlindungan, dan pakaian kepada anak-anak. Anak sepenuhnya masih tergantung kepada orang tuanya, karena anak belum mampu mencukupi kebutuhan sendiri.
Menciptakan suatu “home” bagi anak-anak.
Home di sini berarti bahwa di dalam keluarganya anak dapat
berkembang dengan subur, merasakan kemesraan, kasih sayang, keramah tamahan, aman, dan rasa terlindungi. Dirumahlah anak merasa tentram, tidak pernah kesepian, selalu gembira.
Tugas Pendidikan
Tugas pendidikan ialah mengajar, melatih anak dan
merupakan orang terutama Ibu yang pertama yang mengajarkan cara berbicara, cara menghitung jari di tangan, dan cara mengekspresikan rasa kasih sayang dan simpati pada orang lain. Dengan demikian ia merupakan guru pertama dan utama dalam mengendalikan anaknya untuk menjadi orang yang baik dan berguna bagi orang. Kemudian ayah juga harus menjadi orang yang pertama atau orang nomor dua dalam kehidupan anak sebagai pendidik anak dan membimbingnya tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Pengertian Peran Ibu
Peranan Ibu yaitu seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat. Peran
Ibu sangatlah penting bagi anak usia sekolah, terutama
terhadap status gizi mereka. Adapun perannya adalah sebagai pendidik dan penyedia. Anak-anak sekolah pada umumnya berperilakumakan yang tidak sehat dan mereka makan supaya tidak lapar. Tetapi pilihan makanan mereka masih berubah-ubah. Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang tua kurang memperhatikan status gizi anak, khususnya pada orang tua yang sibuk bekerja di luar mereka hanya memberikan uang saku tanpa membekali makanan yang bergizi dari rumah (Promise gold, 2006). Mereka terpengaruh iklan makanan dan makanan ringan yangkelihatan menarik tetapi miskin gizi. Mereka makin sering makan di luar, karena itu orang tua harus lebih memperhatikan gizi anak dan
memberikan gizi yang seimbang dan tidak membiasakan anak
jajanan di luar. (Promise gold, 2006).
Pemberian gizi yang paling tepat bagi anak-anak adalah tetap berpedoman pada slogan “Empat sehat lima sempurna”. Menurut para pakar, pemenuhan nutrisi pada anak dipengaruhi beberapa faktor seperti pengetahuan seperti pengetahuan gizi keluarga (terutama ibu), daya beli keluarga, kondisi fisik anak, dan lain-lain. Selain peran status gizi dipengaruhi oleh keluarga dan daya beli keluarga. Pengembangan anak sangat dipengaruhi oleh ibu baik secara positifmaupun negatif. Interaksi ibu berpengaruh secara langsung terhadap anak.
Peran ibu sebagai pemberi makan kepada anak cukup menentukan kesukaanatau kebiasaan makan anak ( Madrie, 1981). Sedangkan Sanjur (1982) mengemukakan bahwa sikap orang tua yang paling berpengaruh adalah sikap ibunya. Makanan yang tidak disukai ibu umumnya juga tidak disukai anaknya. keputusan konsumsi keluarga melibatkan lima peranan yang dipegang oleh ibu yaitu:
Peran ibu sebagai penjaga pintu yang artinya Ibu sebagai pemberi inisiatif dalam membeli suatu produk dan mencari informasi tentang produk tersebut untuk mengambil suatu keputusan.
Ibu berperan dalam mempengaruhi pembelian suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan
Ibu berperan dalam menentukan produk apa yang akan dibeli
Umumnya ibu memberikan pendidikan kepada anak anaknya sejak anak tersebut dilahirkan (Purwanto, 1989). Ibu merupakan guru pertama dan terpenting bagi anak.
Pengertian Status Gizi
Status Gizi adalah Keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antarajumlah asupan (“intake”) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan(“requirement”) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliha-raankesehatan, dan lainnya, Status gizi juga merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, merupakan indeks yang statis dan agregatif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan. Status gizi (nutrition status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangandalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu ( I Dewa Nyoman Supariasa,2002). Sedangkan menurut Reksodikusumo (1989) status gizi sebagai tanda-tanda atau penampilan yangdikaitkan oleh keadaan keseimbangan gizi disatu pihak dan pengeluaran organisme dipihak lain yang terlihat melalui variabel gizi
Status Gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat - zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat - zat lebih esencial.
Tabel kriteria Berat Badan (BB)
Kriteria Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <>
Kurus sekali Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Obsesitas Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Pengukuran Status Gizi
Antropometri
Secara umum pengertian Antropometri adalah ukuran tubuh manusia.Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometrigizi berhubungandengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihatpada pola pertumbuhan fisik dan proposi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Klinis
Pemeriksaan Klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan - perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel ( supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata rambut dan mukosa oral atau pada organ - organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda - tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.
Biokimia
Pemeriksaan Biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisin yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimiafaali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Biofisik
Biofisik adalah Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Pada umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night bindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Survei Konsumsi Makanan
Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Digunakan untuk pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
Statistik Vital
Dengan menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
Parameter Antropometri
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter.Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala. Di bawah ini akan diuraikan parameter itu.
Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesehatan penetuan umur akan menyebabkan interprestasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Berat Badan
Berat Badan merupakan pilihan utama karena berbagai penelitian antara lain :
Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan - perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara luas.
Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan dibuktikan dimana - mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
Tinggi Badan
Ketelitian pengukuran tinggi badan sangatlah penting. Kesadaran pengukuran akan memberikan kesimpulan dan interprestasi yang salah.
LLA
LLA dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.
Lingkar Kepala
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi dengan keadaan gizi.
Indeks Antropometri
BB / U (Berat Badan Umur)
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dankeseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka BB berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaiknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan BB(berat badan).
Kelebihan indeks BB / U:
Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
untuk mengukur status gizi akut/kronis
BB dapat berfluktuasi
Sangat sensitif terhadap perubahan - perubahan kecil
Dapat menditeksi kegemukan (over weight)
Kelemahan indeks BB / U:
Dapat mengakibatkan interprestasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites
Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik
Memerlukan data umur yang akurat
Sering terjadi salah pengukuran, seperti gerakan pakaian ataugerakan anak pada saat penimbangan
Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalahsosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak maumenimbang anaknya, karena dianggap seperti barang dagangandan sebagaianya.
'I'B / U
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkankeadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badantidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
Keuntungan indeks TB / U:
Baik untuk menilai status gizi masa lampau
Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah di bawa
Kelemahan indeks TB / U
Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun
Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak
Ketepatan umur sulit di dapat
BB / TB
Berat badan memiliki hubungan yang liniar dengan tinggi badan, dalam keadaan normal berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dan kecepatan tertentu. Indeks BB/ TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini. Indeks BB/ TB merupakan indeks yang independen terhadap umur.
Keuntungan indeks BB / TB:
Tidak memerlukan data umur
Dapat membedakan proposal badan (gemuk, normal dan kurus)

Kelemahan indeks BB / TB:
Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, karena faktor umur tidak dipertimbangkan.
Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalarn melakukan pengukuran berat badan / tinggi badan pada kelompok anak - anak
Membutuhkan dua acam alat ukur
Pengukuran relatif lebih lama
Membutuhkan 2 orang untuk melakukannya.
Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh kelompok non profesional.
LLA / U
Keuntungan indeks LLA / U:
Indikator yang baik untuk menilai kurang energi, protein dan berat
Alat ukur murah, sangat ringan dan dapat dibuat sendiri
Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi, sehingga dapat digunakan oleh yang tidak dapat membaca dan menulis.
Kelemahan indeks LLA / U:
Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan kurang energi, protein danberat
Sulit menentukan ambang batas
Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Pengetahuan Orang Tua
Pentingnya pengetahuan orang tua mengenai gizi dipengaruhi 3 hal yaitu :
Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
Setiap orang hanya cukup gizi jika makanan dan yang diminumnnya mampumenyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal,pemeliharaan dan energi.
Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehinga penduduk dapatbelajar menggunakan pangan yang baik bagi kebutuhan gizi.
Kurangnya pengetahuan dan salah satu konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum di setiap negara di dunia. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya kemampuan unuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang kandungan zat gizi dalam berbagai bahan makanan, kegunaan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi (http://bundahayatun.multiply.com)
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Perhatian orang tua terutama ibu kepada anak sangat mempengaruhi tingkatkonsumsi makanan pada anak. Hal ini juga didukung dengan pendidikan ibu yangdapat mempengaruhi perilaku anak dalam memilih makanan. Menurut MasriSingarimbun (1995) bahwa pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadapperilaku perwataan anak, khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan.Ibu yang berpendidikan tinggi tidak membiasakan diri untuk berpantang atau tabutehadap bahan atau makanan yang ada. Masyarakat dengan pendidikan yang rendah lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan denganmakanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan.
Faktor ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi tumbuh kembang anak danstatus gizinya melalui kesiapan ekonomi keluarga dalam mengasuh anak.Kesiapan ekonomi keluarga antara lain tergantung besar kecilnya pendapatankeluarga dan pengeluaran keluarga.
Pendapatan Orang Tua
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barangbaik dari pihak lain maupun hasil sendiri sedangkan pendapatanrumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yangbekerja.
Semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentasependapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin sedikit dan semakin rendahpendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin tinggi, hal ini dikarenakan semua hasil pendapatan digunakan untukmencukupi kebutuhan pangan. Mereka yangmempunyai pendapatan sangat rendah cenderung akan membeli karbohidrat,sementara yang lebih mampu akan cenderung membeli makanan lain sepertiprotein dan vitamin. Tingkat pendapatan akan dipengaruhi pola kebiasaan makanyang selanjutnya berperan dalam prioritas penyediaan pangan berdasarkan nilaiekonomi dan nilai gizinya. Pendapatan yang berupa uang yaitu penghasilan yang berupa uang yangsifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa.
Pendapatan berupa barang yaitu penghasilan yang sifatnya reguler danbiasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalambentuk barang atau jasa. Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dapat dibedakan menjadi:
Pendapatan kotor
yaitu pendapatan yang diperoleh belum dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya lainnya.
Pendapatan bersih
yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi pengeluaran dan biaya- biaya lainnya ( http://one.indoskripsi.com).
Bagi mereka pendapatan sangat rendah hanya dapat memenuhi kebutuhanpangan pokoknya berupa sumber karbohidrat yang merupakan prioritas panganutama. Apabila tingkat pendapatan meningkat maka pangan prioritas kedua berupa sumber protein murah dapat dipenuhi.
Pengeluaran Keluarga
Pengeluaran merupakan indikator yang lebih banyak digunakan untukmemperkirakan pendapatan tetap, karena merupakan faktor yang dominan dalammenentukan konsumsi rumah tangga, semakin tinggi pula konsumsi energi, protein dan lemak.
Disamping itu nampak pula kecenderungan makin tinggi pengeluaran, semakin rendah prevalensi gizi kurang untuk anak usia sekolah. Dengan demikian tingkatpengeluaran rumah tangga sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kecukupanenergi dan zat gizi rumah tangga, juga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitasmakanan yang dikonsumsinya
Tingkat Daya Beli Pangan
Tingkat daya beli pangan dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorangyang tergantung pada konsumsi makannya. Konsumsi makanan juga ditentukanoleh kualitas serta kuantitas makanan. Kualitas makanan menunjukkan adanyasemua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan makanan danperbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas makanan menunjukkanjumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.
Latar Belakang Sosial Budaya
Latar belakang sosial budaya serta kebiasaan dalam masyarakat dapatmempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Misalnya halkebersihan, kesehatan, dan pendidikan. Tata cara yang diberlakukan masyarakattidak selalu sesuai dengan syarat-syarat kebersihan dan kesehatan. Demikian jugasikap dan pandangan atau cara berpikir suatu masyarakat belum tentu sesuaidengan kondisi masyarakat yang lebih luas.
Jumlah Anak Dalam Keluarga
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat mempengaruhi tingkat konsumsimakanan yang dimakannya. Hubungan laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi,sangat nyata pada masing-masing keluarga. Sumber pangan keluarga, terutamamereka yang sangat miskin, akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makannyajika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit. Anak-anak yang tumbuh dalamsuatu keluarga miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi di antara seluruhanggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya yang paling terpengaruholeh kekurangan pangan. Sebagian memang demikian, sebab apabila besarkelurga bertambah maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orangtua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan panganyang relatif lebih banyak daripada anak-anak yang lebih tua. Tahun-tahun awalanak-anak yang biasanya meliputi satu hingga enam tahun adalah yang palingrawan gizi. Kurang energi dan protein (KEP) berat akan sedikit dijumpai bilajumlah anggota keluarganya lebih kecil (Suhardjo, 2003).
Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut maka untuk meneliti hubungan antara peran Ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak usia sekolah kelas I didapat kerangka sebagai berikut:



Keterangan:
: diteliti

: tidak diteliti
Hipotesis
Ada hubungan antara peran Ibu dalam memenuhui kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak usia sekolah kelas I di SDN Kadipiro Bantul.







BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu jenis penelitian yang menjelaskan antara dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dangan pendekatan yang d ipakai adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko atau independen dan afek atau variabel yang di observasi atau pengumpulan data yang sekaligus pada suatu saat yang bersamaan. Artinya tiap subyek tidak hanya di lakukan sekali saja di ukur suatu waktu. Penelitian ini hanya berdasarkan jawaban yang di dapat mulai kuesioner saja dan tidak melakukan pengamatan terhadap responden. ( Soekodjo Notoatmojo, 2002)
B. Populasi Dan Sampel
Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau benda atau obyek yang mempunya isifat atau karakteristik yang sama dan dapat diamati yang membedakan dari subyek lain.
Populas adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetepkan oleh peneliti untuk dipelejari dan kemudian ditarik kesimpulanya. (Dr. Sugiyono, 2002).
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anakusia sekolah kelas I di SDN Kadipiro, Bantul yang berjumlah 30 keluarga.

Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan di teliti (Arikunto 1998). Tehnik pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan teknik random sampling yang diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, sehingga semua populasi memilki peluang yang sama untuk di pilih menjadi anggota sampel. Menurut Arikunto (1998) jumlah sampel yang diambil 20-25%. Sampel akan diambil 25% dari populasi 30 orang Ibu yang memiliki anak usia7 tahun adalah 30 orang tua.
Varibel Penelitian
Variabel Independen (Variabelbebas)
Menurut Noto atmodjo 2002 yang mempengaruhi atau yang menyebabkan variable tergantung. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam variable bebas adalah peran Ibu.
Variabel idependen (Terikat)
Menurut Noto atmodjo 2002 mengatakan variable terikat adalah variabel yang di pengaruh iatau yang di akibatkan oleh variable bebas. Dalm penelitian ini yang termasuk variable terikat adalah status gizi anak usia sekolah kelas I.
D. Definio persional
Peran Keluarga
Peran keluarga adalah cara keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga termasuk anak yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan serta tindakan keluarga tentang bagaiman acara keluarga memeberikan makanan bergizi seperti susu, daging, sayur-sayuran, buah-buahan dan vutamin. Untuk kepentingan analisis skala yang di gunakan untuk mengetahui peran Ibu adalah skala ordinal
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang:< 56% Status Gizi Anak Status Gizi adalah keadaan tubuh seimbang yang diakibatkan kecukupannya kebutuhan nutrisi dalam tubuh sehingga mengakibatkan perubahan dalam bentuk ukuran fisik seorang anak menjadi besar,tinggi dan sehat dari sebelumnya. Untuk kepentingan analissis skala data yang digunakan adalah skala interval yaitu kategori sesuai dan abnormal Denganskala interval: Kurus :17,0-18,4 Normal :18,5-25,0 Gemuk :25,1-27,0 Obesitas/gemuk : > 27,0
E. Instrumen Penelitian
Pada Penelitian instrument penelitian yang dipakaiatau yang digunakan adalah:
Angket / kuesioner untuk mengetahui peran Ibu dalam memenuhi status gizi anak sebanyak 10 buahsoal.
Check list untuk memperoleh data tentang status gizi anak menggunakan pengukuran antropometri yaitu: IMR, umur, berat badan dan tinggi badan.

F. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment.
Rumus Product Moment
rxy =
keterangan :
rxy = Indeks korelasi antara varuabel x dengan y
x = pertanyaan 1
y = skor total
xy = skor pertanyaan nomor 1 diteliti skor total
Uji Reabilitas
Pengujian reabilitas di lakukan dengan menggunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson )
r_i= k/((k-1)) {(St^2- ∑▒〖p_i q_i 〗)/(St^2 )}
Keterangan:
k : jumlah item dalam intrumen
pi : proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi : 1-pi
S2i : varians total



G. Tehknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang akan dilakukan adalah :
Penyebarn angket atau kuesioner yang berisi tentang data orang tua yang memiliki anak usia 7 tahun. Kuesioner juga meliputi status gizi dan kebiasaan makan sehari-hari dan peran Ibu dalam memenuhinya.
H. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan Data
Pada instrumen penelitian pengolahan datanya menggunakn tehnik statistik dengan tahapan :
Editting
Yaitu langkah pertama untuk mengecek kelengkapan data identitas responden untuk mengece apakah data sesuai petunjuk dan tidak meragukan sarta lengkap.
Pengelompokan data
Yaitu cara menghimpun data untuk setiap karakteristik sampai yang di teliti kedalam bentuk distribusi yang telah di klasifikasikan.
Koding
Yaitu memerlukan scoring pada setiap item dengan cara mengubah tingakan persetujaun kedalam nilai kuantitati fyaitu “ya” = 1, “tidak”= 0 dan untuk pertanyaan negatif “ya”= 0, “tidak”= 1
Analisa Data
Dalam analisa data penelitian menggunakan rumus Spearmanrho karena sampel dalam penelitian ini terdir idari 30 orang tua.

Rumus Spearmanrho:

Dimana :
= Koefisien korelasi tata jenjang
D = Difference sering di gunakan juga B singkatan dari Beda D adalah beda antara jenjang setiap subjek
N = Banyaknya subjek
I. Rencana Penelitian
Penelitian ini melewati bebrapa tahap yaitu:
Tahap pra instrument:
Menentukan topic penelitian
Studi pendahluan
Melakukan studi kepustakaan
Merumuskan masalah
Tahap persiapan
Perbaikan proposal
Permohonan izin penelitian
Tahap pelaksanaan
Informend consent
Melakukan penelitian
Melakukan pengolahan
Tahap akhir
Penyusunan laporan penelitian
Perbaikan penelitian hasil
Presentas ihasil penelitian atau sidanga keberhasilan penelitian








































DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsini.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Heru dan Yasril. 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Notoatmodjo,Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip – PrinsipDasar.Jakarta:Rineka Cipta.

Nursalam.2008.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : SalembaMedika.

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi