Langsung ke konten utama

Askep Poksus

Kasus I
Dusun Gula Aren mempunyai luas wilayah kurang lebih 78 Ha. Jumlah penduduk 500 jiwa terdiri dari 150 kepala keluarga (KK). Secara topografi dusun Gula Aren merupakan daerah dataran rendah dengan pemanfaatan tanah sebagai lahan pertanian dan perkampungan. Mata pencaharian penduduk sebagian besar 90% bertani, baik sebagai pemilik lahan, penggarap maupun buruh tani. 6% pedagang dan 4% sebagai pegawai. Tingkat pendidikan lansia sebagian besar 75% SD, 13% SMP, 10% SMU, 2 % PT. Dusun Gula Aren merupakan wilayah kerja Puskesmas Jambon.
Dalam pengkajian tentang perilaku lansia, ditemukan hampir 60% lansia mempunyai kebiasaan MCK di Sungai, hanya 30% penduduk yang mempunyai WC. Sampah sebagian besar ditumpuk di halaman dan sebagian dibuang di sungai. Di dusun tersebut nampak banyak lalat, 40% lansia tidak mencuci tangan sebelum makan dan 50% keluarga tidak menyimpan makanan di almari maupun menutupnya dengan tudung nasi. 20% saja lansia yang mengetahui ada hubungan antara kebiasaan hidup dengan kejadian diare
Di dusun Gula Aren terdapat posyandu lansia, belum aktif melaksanakan kegiatannya. Jumlah lansia 66 orang, tidak mengikuti posyandu 50%, anggota kelompok ini mengatakan belum semua anggota mampu melaksanakan senam lansia dan ada yang menyatakan tidak perlu to, ada lansia menanyakan tentang beberapa penyakit2 pada lansia dan bagaimana perawatan lansia, dan ada yang menyatakan kalau lansia itu wajar sakit2an, gak apa2.
Data kesehatan : Laporan “Puskesmas Jambon” didapatkan bahwa setiap bulannya selalu ada penduduk yang terkena diare termasuk lansia, saat dikaji ada 3 kasus diare pada lansia dan petugas puskesmas mengatakan terjadi kenaikan kasus 50%. Lansia mengatakan menangani masalah diarenya dengan obat tradisional (jamu jawa). Ada 7 lansia dengan tekanan darah 200/90 mmHg , rajin berobat (2orang) ke Puskesmas/Posyandu, menderita Gendis : 4 lansia (rajin berobat 2 orang), yang lainnya tidak tau apa yang harus diperbuat, mereka menyatakan ya dibiarin saja.




DATA MASALAH PENYEBAB
 Laporan puskesmas Jambon bahwa setiap bulannya selalu ada lasia terkena diare, saat dikaji: ada 3 kasus diare pd lansia.
 Hampir 60% lansia mempunyai kebiasaan MCK di Sungai.
 Ada 40% lansia tidak mencuci tangan sebelum makan
 Lansia mengatakan menangani masalah diarenya dengan obat tradisional (jamu jawa)
 20% saja lansia yang mengetahui ada hubungan antara kebiasaan hidup dengan kejadian diare

Terjadinya penyakit Diare pada lansia

Kurang pengetahuan tentang penyakit diare, dan perilaku lansia kurang mendukung kesehatan

 Posyandu lansia belum aktif dilaksanakan.
 Jumlah lansia 66 orang yang tidak mengikuti posyandu 50%, belum semua anggota mampu melaksanakan senam lansia
 Ada yang menyatakan senam tidak perlu.



 Sebagian lansia menanyakan tentang penyakit2 pada lansia dan bagaimana perawatan lansia.
 Ada 7 lansia dengan tekanan darah 200/90 mmHg , rajin berobat (2orang) kepuskesmas/Posyandu, menderita Gendis : 4 lansia (rajin berobat 2 orang), yang lainnya tidak tau apa yang harus diperbuat, mereka menyatakan ya dibiarin saja
 Dan ada yang menyatakan kalau lansia itu wajar sakit2an, gak apa2


Perilaku mencari kesehatan














Tingginya angka penyakit lansia (degeneratif)
Pemanfaatan fasilitas kesehatan : posyandu lansia kurang optimal dan kurangnnya pengetahuan tentang penyakit2 lansia dan perawatannya.









Kurang pengetahuan dan kurang kesadaran ttg kesehatan.

DIAGNOSA KEPERWATAN

1. Terjadinya penyakit Diare pada lansia di dusun Gula Aren berhubungan dengan Kurang pengetahuan lansia tentang pengakit diare, Perilaku lansia kurang mendukung kesehatan dimanifestasikan dengan :
 60% lansia mempunyai kebiasaan MCK di sungai
 hanya 30% penduduk yang mempunyai WC
 Sampah sebagian besar ditumpuk di halaman dan sebagian dibuang di sungai
 Di dusun tersebut nampak banyak lalat,
 40% lansia tidak mencuci tangan sebelum makan
 50% keluarga tidak menyimpan makanan di almari maupun menutupnya dengan tudung nasi
 20% saja lansia yang mengetahui ada hubungan antara kebiasaan hidup dengan kejadian diare
 Laporan puskesmas Jambon didapatkan bahwa setiap bulannya selalu ada lansia yang terkena diare, saat dikaji ada 3 kasus diare pada lansia.
 Lansia mengatakan menangani masalah diarenya dengan obat tradisional (jamu jawa)..

2. Perilaku mencari kesehatan pada lansia di dusun Gula Aren kurang efektif berhubungan dengan Pemanfaatan fasilitas kesehatan : posyandu lansia kurang optimal dan kurangnnya pengetahuan tentang perawatan lansia dimanifestasikan dengan :
 Posyandu lansia belum aktif melaksanakan kegiatannya.
 Jumlah lansia 66 orang yang tidak mengikuti posyandu 50%, belum semua anggota mampu melaksanakan senam lansia dan ada yang menyatakan tidak perlu to.




3. Tingginya angka penyakit lansia di Dusun Gula Aren berhubungan dengan lansia
Kurang pengetahuan dan kurang kesadaran ttg kesehatan ditandai dengan
 Ada lansia menanyakan tentang beberapa penyakit2 pada lansia dan bagaimana perawatan lansia, dan ada yang menyatakan kalau lansia itu wajar sakit2an, gak apa2.
 Ada 7 lansia dengan tekanan darah 200/90 mmHg , rajin berobat (2orang) ke Puskesmas/Posyandu,
 Menderita Gendis : 4 lansia (rajin berobat 2 orang), yang lainnya tidak tau apa yang harus diperbuat, mereka menyatakan ya dibiarin saja


Form MUKE
Diagnosa Sesuai peran CHN Resiko terjadi Resiko parah Potensi untuk Penkes Minat mas-yarakat Sesuai program pemerintah Kemungkinan diatasi Tersedianya sumber Total nilai
Tempat Dana Waktu Fasilitas petugas
Terjadinya penyakit diare pada lansia di dusun Gula Aren berhubungan dengan Kurang pengetahuan lansia tentang penyakit diare, dan Perilaku lansia kurang mendukung kesehatan
5 5 5 4 3 5 4 4 3 3 3 4 48
Pemeliharaan kesehatan lansia di dusun Gula Aren kurang efektif berhubungan dengan Pemanfaatan fasilitas kesehatan : posyandu lansia kurang optimal dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan perawatan lansia 5 4 3 3 4 3 5 4 3 3 4 4 45


PERENCANAAN
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Rencana
1 Terjadinya penyakit Diare pada lansia di dusun Gula Aren berhubungan dengan Kurang pengetahuan lansia tentang diare, Perilaku lansia kurang mendukung kesehatan ditandai dengan :
 60% lansia mempunyai kebiasaan MCK di sungai
 hanya 30% lansia yang mempunyai WC
 Sampah sebagian besar ditumpuk di halaman dan sebagian dibuang di sungai
 Di dusun tersebut n ampak banyak lalat,
 40% lansia tidak mencuci tangan sebelum makan
 50% keluarga tidak menyimpan makanan di almari maupun menutupnya dengan tudung nasi
 20% saja lansia yang mengetahui ada hubungan antara kebiasaan hidup dengan kejadian diare,
 Laporan puskesmas Jambon didapatkan bahwa setiap bulannya selalu ada yang terkena diare termasuk lansia, saat dikaji ada 3 kasus diare.
 Lansia mengatakan menangani masalah diarenya dengan obat tradisional (jamu jawa)
Setelah dilakukan pembinaan selama 1 tahun dalam 8 x pertemuan tidak terjadi diare di dusun Gula Aren dengan kriteria
 Lansia mengerti tentang penyakit diare dan penanganannya
 Lansia cuci tangan sebelum dan sesudah makan
 Warga termasuk lansia menyimpan makanan di almari atau di tutup dengan tundung nasi
 Lansia membuang sampah pada tempatnya
 Jamban warga/lansia meningkat menjadi 80%
 Lansia buang air besar di jamban.
 Tidak ada angka kejadian diare

1. Lakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat
2. Koordinasi dengan puskesmas
3. Lakukan penyuluhan pada lansia tentang diare
4. Bersama masyarakat ciptakan lingkungan yang bersih dengan kerja bakti
5. Bersama masyarakat termasuk lansia lakukan pengolahan sampah
6. Anjurkan pada lansia untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan
7. Anjurkan pada lansia untuk menutup makanan dengan tudung saji atau menyimpan makanan di almari.
8. Anjurkan pada masyarakat/ lansia untuk mengadakan arisan jamban.
9. Anjurkan lansia untuk buang air besar di jamban.
10. Motivasi lansia untuk mempertahankan hidup bersih dan sehat

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa : Terjadinya penyakit Diare pada lansia di dusun Gula Aren berhubungan dengan Kurang pengetahuan lansia tentang diare, Perilaku lansia kurang mendukung kesehatan

Implementasi
Evaluasi
1. Rabu, 23 April 2011 jam 10.00 WIB Melakukan koordinasi kepada tokoh masyarakat untuk penyuluhan diare


2. Rabu, 23 April 2011 jam 11.00 WIB Melakukan koordinasi kepada petugas puskesmas untuk bekerjasama menangani diare



3. Sabtu, 26 April 2011 jam 10.00 WIB
Melakukan penyuluhan pada lansia tentang diare.
Rabu, 23 April 2011 jam 10.00 WIB
S : Kadus mengatakan akan membantu pelaksanaan penyuluhan
O : pak dukuh bersedia bekerjasama dengan mahasiswa

Rabu, 23 April 2011 jam 11.00 WIB
S : kepala puskesmas mengatakan bersedia bekerjasama dengan mahasiswa untuk penyuluhan dengan warga.
O : kepala puskesmas bersedia bekerjasama dengan mahasiswa

Sabtu, 26 April 2011 jam 10.00 WIB
S : Lansia mengatakan bahwa diare adalah b.a.b lebih dari 3X sehari dengan bentuk encer.
 Lansia mengatakan bahwa kebiasaan hidup yang kurang bersih bisa menyebabkan diare.
 Lansia mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi diare adalah lalat, makanan, cairan, cuci tangan.
 Lansia mengatakan bahwa cara pencegahan diare adalah dengan membuang sampah pada tempatnya, cuci tangan sebelum makan, b.a.b di jamban, menutp makanan.
 Lansia mengatakan penanggulangan diare adalah dengan pemberian oralit atau larutan gula garam, makan berkuah, minum lebih banyak.
 Lansia mengatakan akan cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
 Lansia mengatakan akan menutup makanan .
O : Lansia menyebutkan tentang diare dengan benar
 Lansia mampu membuat larutan gula garam

Implementasi
Evaluasi
4. Minggu, 27 April 2011 jam 10.00 WIB
Bersama masyarakat melakukan kerjabakti dan mengolah sampah

5. Senin, 28 April 2011 jam 11.00 WIB
Mengobservasi perilaku/kebiasaan hidup Lansia






6. Selasa, 29 April 2011 jam 10.00 WIB Melakukan koordinasi dengan kadus untuk pertemuan lansia untuk arisan jamaban

Dll . . . . . . Minggu, 27 April 2011 jam 10.00 WIB
S : -
O :

Senin, 28 April 2011 jam 11.00 WIB
S : Lansia mengatakan telah cuci tangan sebelum dan sesudah makan
O : Lansia tampak cuci tangan sebelum dan sesudah cuci tangan
 Lansia menutup makanan dengan tudun saji dan ada yang menyimpan di almari.
 Lansia membuang sampah di tempat sampah.

Selasa, 29 April 2011 jam 10.00 WIB
S : Kadus mengatakan menyetujui mahasiswa melakukan pertemuan dengan lansia untuk membahas arisan jamaban.
O : kadus setuju dengan rencana mahasiswa

Dll . . . .. . . .





POA ASKEP KOMUNITAS/KELOMPOK KHUSUS
No Uraian Sasaran Target Waktu Tempat Unit Terkait Dana PJ
1 Koordinasi dengan kadus Kepala dusun Terjalin kerjasama dengan Toma Rabu, 23 April 2011
10.00 WIB Kantor kadus Kadus, RW, RT, Toma Mahasiswa Budi
2 Koordinasi dengan kepala puskesmas Kepala Puskesmas Terjadi kerjasama dengan kepala Puskesmas
Rabu, 23 April 2011
11.00 WIB Kantor kepala puskesmas Unit yankes, kesling, gizi Mahasiswa, puskesmas Anna
3 Penyuluhan kesehatan tentang diare Warga dusun Gula Aren Pengetahuan Lansia tentang diare meningkat
Sabtu, 26 April 2011
Rumah penduduk / lansia Kadus, RW, RT, yankes puskesmas Mahasiswa Haly
4 Pelaksanaan kegiatan kerja bakti dan pengolahan sampah Warga dusun Gula Aren Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
Terdapat tong sampah
Sampah tidak berserakan

Minggu, 27 April 2011 Lingkungan dusun Gula Aren Kadus, RW, RT, Toma Warga, mahasiswa Dina

No Uraian Sasaran Target Waktu Tempat Unit Terkait Dana PJ
5 Mengobservasi perilaku/ kebiasaan hidup lansia Warga dusun Gula Aren Lansia cuci tangan sebelum dan sesudah makan dan
menyimpan makanan di almari atau menutup dengan tudung saji. Senin, 28 April 2011 Rumah penduduk - Mahasiswa Shinta
6 Koordinasi dengan bapak dukuh Bapak dukuh Mendapat ijin mengadakan pertemuan dengan lansia Selasa, 29 April 2011 Rumah bapak dukuh - - Rony
7 Mengadakan pertemuan dengan warga membahas pengadaan arisan jamaban Toma, warga Masyarakat bersedia mengadakan arisan jamban Kamis, 1 Mei 2011 Rumah bapak dukuh - Mahasiswa, warga Emy
8 Mengevaluasi keberhasilan program Toma, warga Tidak ada angka kejadian diare, warga menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat Dusun Gula Aren (lingkungan rumah warga) Petugas puskesmas
Pembimbing pendidikan Mahasiswa Nani
9



PERENCANAAN
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Rencana
2. Pemeliharaan kesehatan lansia di dusun Gulla Aren kurang efektif berhubungan dengan Pemanfaatan fasilitas kesehatan : posyandu lansia kurang optimal dan kurangnnya pengetahuan tentang perawatan lansia ditandai dengan :
 Posyandu lansia cukup aktif dilaksanakan.
 Jumlah lansia 66 orang yang tidak mengikuti posyandu 50%, belum semua anggota mampu melaksanakan senam lansia
 Sebagian lansia menanyakan tentang perawatan lansia yang mengalami gangguan kesehatan.

Setelah dilakukan pembinaan selama 6 bulan dalam 4 X pertemuan diharapkan pemeliharaan kesehatan lamnsia di dusun Guloaren efektif, dengan kriteria :
 Pengetahuan tentang perawatan lansia meningkat.
 Lansia mampu melaksanakan senam lansia
 Lansia aktif dalam mengkuti posyandu lansia (100%)
 Posyandu lansia berjalan dengan aktif.
1. Lakukan pendekatan pada Toma
2. Koordinasi dengan puskesmas
3. Koordinasi dengna kader untuk lebih mengaktifkan kegiatan posyandu lansia
4. Berikan penyuluhan pada lansia tentang perawatan lansia dan pentingnya posyandu lansia
5. Latih senam pada lansia
6. Anjurkan lansia untuk melakukan senam secara teratur (1 minggu sekali)
7. Motivasi lansia untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia
8. Berikan reinforcement dan motivasi untuk memepertahankan kegiatan yang sudah dilakukan.




CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa : Pemeliharaan kesehatan lansia di dusun Gula Aren kurang efektif berhubungan dengan Pemanfaatan fasilitas kesehatan : posyandu lansia kurang optimal dan kurangnnya pengetahuan tentang perawatan lansia

Implementasi
Evaluasi
1. Rabu, 23 April 2011, 08.00 WIB
Melakukan pendekatan dengan Toma (Bp.Kadus) untuk membahas posyandu lansia


2. Rabu, 23 April 2011 10.00 WIB
Melakukan koordinasi dengan puskesmas untuk membahas posyandu lansia agar lebih efektif


3. Rabu, 23 April 2011 13.00 WIB
Melakukan koordinasi dengan kader untuk lebih mengaktifkan kegiatan posyandu lansia

4. Kamis, 25 April 2011 09.00 WIB
Memberikan penyuluhan tentang perawatan lansia dan pentingnya posyandu lansia serta pengobatan dan penyakit
Memotivasi lansia untuk aktif mengikuti posyandu lansia

Rabu, 23 April 2011 08.20 WIB
S : Kadus mengatakan akan membantu kegiatan posyandu lansia bersama mahasiswa
O : -

Rabu, 23 April 2011 10.20 WIB
S : Kepala puskesmas mengatakan bersedia membantu mahasiswa dalam pengaktifan posyandu lansia
O : Terjalin diskusi antara mahasiswa dan petugas puskesmas
Rabu, 23 April 2011 13.30 WIB
S : Kader mengatakan selalu memotivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu
O : Kader melakukan diskusi bersama mahasiswa membahas tentang kegiatan posyandu lansia

Kamis, 25 April 2011 09.30 WIB
S : lansia menyebutkan manfaat posyandu lansia, perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Lansia mengatakan akan aktif dalam kegiatan posyandu lansia
O : Lansia terlihat antusias dalam mengikuti penyuluhan
Lansia menjawab pertanyaan dengan benar




Implementasi
Evaluasi

5. Sabtu, 27 April 2011 16.00 WIB
Melatih senam pada lansia
Menganjurkan lansia untuk melakukan senam secara teratur (1 minggu sekali)
Memotivasi lansia untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia
Memberikan reinforcement dan motivasi untuk selalu teratur mengikuti senam.

6. Senin, 15 Oktober 2011 10.00 WIB
Mengevaluasi jalannya kegiatan posyandu lansia
Sabtu, 27 April 2011 16.00 WIB
S : Lansia mengatakan ingin mengikuti latihan senam dengan rutin
O :Lansia terlihat antusias dalam mengikuti senam lansia
Lansia mengikuti kegiatan senam sampai selesai


Senin, 15 Oktober 2011 10.40 WIB
S : Kader mengatakan lansia lebih aktif dalam kegiatan posyandu
O : Kader terlibat aktif dalam kegiatan posyandu
Lansia mengikuti kegiatan posyandu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi