Langsung ke konten utama

Standar Plaksanaan

STANDART PELAKSANAAN
Keperawatan Jiwa I







Disusun oleh :
Alita Krisna Dewi ( 1403008 )




YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA
AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”
YOGYAKARTA
2009

A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien
Klien terlihat tenang saat ini, setelah mengamuk semalam, dan marah-marah kepada teman membanting barang, dan membentur-benturkan kepalanya ke tembok.
2) Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan
3) Tujuan Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan klien terhindar dari perilaku kekerasan dengan criteria hasil ;
a) Tidak menyerang orang lain
b) Tidak melukai diri sendiri
c) Tidak merusak lingkungan.
4) Tidakan keperawatan
Perawat melakukan Bantuan Kontrol Marah ( Anger Control Assistance ).
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
Nurse : “Selamat pagi,mbak?”
“ Bagaimana keadaan mbak pada pagi hari niy?” Masih ingat dengan saya tidak ?, tidak usah takut saya perawat A yang akan merawat mbax pagi niy!” “ Benar ini dengan mbak “D” ? atau enaknya dipanggil mbx siapa niy?” “Mbak D, saya mau mengajak mbak bincang-bincang niy sekarang, 10 menit saja ,Apakah mbaK “D” bersedia?ya mau ya mbak, nanti kita cerita-cerita kenapa mbak niy marah-marah semalam! Dan saya akan mengajarkan supaya mbak tidak marah-marah lagi atau mungkin mbak bisa cerita sama saya kalau sedang , bagaimana mbax kalau kita ke ruangan itu saja! Atau mbx punya tempat yang bagus niy buat ngobrol, atau mau di taman ? bagaimana mbak?”



C. Fase Kerja
Nurse : “ Baik , mbak D , disini posisi nya dah enak ya, sekarang coba mbak ceritakan sama saya kenapa mbak , semalam marah-marah, terus musuhan sama temannya, dan membentur-benturkan kepala mbak ke tembok? Apa tidak sakit tuch mbak?”

“Baik mbak ya,dari cerita mbak , mbak begitu karena gak mampu menahan rasa marah ya mbak , teringat masa lalu ya mbak? Baik mbak , sekarang saya akan mencoba memberikan saran kepada mbak supaya itu tidak terjadi lagi, jadi kalau mbak punya masalah itu lebih baik diceritakan kepada orang lain atau teman dekat yang mbak percaya supaya mengurangi beban mbak, dan bisikan-biskan yang menyuruh mbak bermusuhan itu sebenarnya tidak ada, nah untuk mengatasinya, mbak bisa mengobrol dengan teman , dan meminta teman menemani. Bagaiman mbak?”
D. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif
“ Baik mbak , tadi saya sudah berikan saran dan kita sudah bercerita ya mbak, mengenai apa yang mbak alami , nah sekarang gimana perasaan mbak setelah berbincang-bincang dengan saya?”
2) Evaluasi Objektif
“Baik mbak tadi qta sudah bincang-bincang ya, tadi mbak bilang sering mendengar bisikan yang menyuruh bertengkar danmbak teringat masa lalu mbak ya dan sekarang sudah diberikan saran ya mbak ya?”
3) Rencana Tindak lanjut
“Mbak, silahkan mencoba saran saya tadi, apabila nanti ada kesulitan mbak bisa meminta bantuan teman atau orang terdekat, atau mbak juga bisa minta bantuan saya, saya akan mencoba memabantu mbak ? gimana mbak?”
4) Kontrak
“ Baik mbak sekarang sesuai janji kita dah 10 menit , untuk selanjutnya bisa mbak kita ngobrol lagi? Kalau mbak bersedia kapan dan dimana mbak kita bisa bertemu ? atau ditempat ini lagi gimana ? nanti kita ngobrol-ngobrol lagi mbak ya? Bagaimana mbak? “
“Selamat pagi “

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan