Langsung ke konten utama

HEPATITS TOKSIK


HEPATITS TOKSIK
Hepetitis yang disebabkan oleh zat-zat kimia tertentu yang memiliki efek toksik pada hati dan bila diberikan per oral atau secara parenteral dapat menimbulkan nekrosis sel hati yang akut atau hepatitis toksik. Zat kimia yang paling sering terlibat dalam kelainan ini adalah karbon tetraklorida, fosfor, klorofrom dan senyawa emas. Semua substansi ini merupakan hepatoksik saja.
1.      Manifestasi kelinis dan penatalksanaan
Hepatitis toksik merupakan awitan yang menyerupai awitan hepatitis virus. Mendapatkan riwayat pajaajnatau kontak dengan zat-zat kimia, obat atau pereparat lain yang bersifat hepatoksik akan membantu dalam memulai terapi terpai dan menghilangkan penyebab secara dini. Anoreksia, mual dan muntah merupakan gejala yang sering dijumapai, ikterus dan hepatimegali ditemukan pada pemerikasaan fisik. Gejala kan lebih intensif bagi pasien toksik yang lebih berat.

Pemulihan dari hepatitis toksik yang akut berjalan cepat jika hepatoksik dikenali dan dihilangkan secara dini atau jika kontak dengan penyebabnya terbatas. Namun demikian, pemulihan cendrung tidak terjadi bila antara pajaan dan awitan gejala terdapt periode waktu yang panjang. Antidot yang efektif tidak ada. Gejala panas bertmbah, pasien menjadi sangat keracunan dan lemah. Muntah dapat persisten dan mengandung darah. Kelainan pembekuan dapat berlangsung hebat sehingga tampak perdarahan dibawah kulit. Gejala gastrointestinal yang berat dapat menimbulkan kolaps vaskuler. Delirium, koma serta kejang akan terjadi dan biasanya pasien meninggal dalam waktu beberapa jam akibat gagal hati fulminan.

Selain transplantasi hati yang masih sangat jarang dilakukan, tersedia beberapa pilihan terapi yang lain. Terpai ditujukan pada tindakan untuk memulihkan dan memperthankan keseimbangan cairan serta elektrolit, penggantian darah, memberikan perasaan nyaman dan tindakan pendukung. Beberapa pasien pulih dari hepatitis toksik yang akut untuk kemudian mengalami penyakit hati yang keronis. Jika hati mengalami penyembuhan, maka jaringan parut akan terbentuk dalam hati yang diikuti oleh sirosis pasca-nekrotik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) OCCLUSIVE DRESSING Pengertian :      Teknik perawatan lukadengan cara menutup lukan dan memberi cairan, nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus menerus Tujuan : 1.       Untuk mencegah infeksi 2.       Mempertahankan kelembaban 3.       Merangsan pertumbuhan jaringan baru 4.       Mengurangi nyeri 5.       Mengurangi terjadinya jaringan parut Indikasi : 1.       Ulkus varikosus 2.       Ulkus strasis 3.       Ulkus kronis Perosedur pelaksanaan A.     Tahap pra interkasi 1.       Persiapan alat a.        Kain kasa steril b.       Verban gulung c.        Larutan untuk drip yang terdiri dari : Nacl 0,9%, 325 cc, glukosa 40%, 125 cc dan betadin10%, 50cc d.       Trofodermin cream e.        Antibiotika tropical f.        Ganti verban set g.       Infus set h.       Pengalas i.         Sarung tangan j.         Gunting k.       Bengkok l.         Hipavix atau plester m.     Pelastik penutup ( tipis, putih dan transparan ) n.       Standar

STANADAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Menyusui

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Menyusui A.    Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). B.    Tujuan C.    Persiapan ASI Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan : 1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. 2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. 3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi. D.    Prosedur Kerja 1.     Cuci tangan bersih dengan sabun. 2.     Atur posisi bayi. a.     Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi. b.     Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah. c.     Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, sedangkan

A STORY FROM INDONESIAN NURSE IN SAUDI ARABIA

We are just a group of nurses who are unable to face competition in their own country!   W e decided to reached Saudi Arabia with big dreams . I came here together with friends who unable to survive in the past. I have a story about sadness, care with communities that I lived and some friends survived with salary that I can not explain more. Sad.     Sadness is not the end of our story. We support each other that life must go on. I believe what Allah SWT says in the Qur’an, there is simplicity after trouble. We are a group of nurses, who always write our experiences and trips on social media and share to others. It called a story and our achievements not only be used as motivation but also spirit in the future.   Our fate was not as beautiful, what we have writ ing about our skills are not as good as what we have done. T he house flat where we live is not as beautiful as the house bird's , our dining flat there are no family photos, no relatives after work enjoyi